Harga Minyak Mentah AS Melonjak di Atas Level USD90 Dibayangi Gangguan Pasokan

Jum'at, 04 Februari 2022 - 11:11 WIB
loading...
Harga Minyak Mentah AS Melonjak di Atas Level USD90 Dibayangi Gangguan Pasokan
Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan sesi pagi Jumat (4/2/2022). Penguatan ini memperpanjang reli sesi sebelumnya yang dipicu badai musim dingin yang melanda sebagian besar wilayah Amerika Serikat. Foto/Dok
A A A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan sesi pagi Jumat (4/2/2022). Penguatan ini memperpanjang reli sesi sebelumnya yang dipicu badai musim dingin yang melanda sebagian besar wilayah Amerika Serikat, mengancam akan mengganggu pasokan,.

Hingga pukul 09:35 WIB, harga minyak mentah Brent naik 0,63%, menjadi USD91,56 per barel, setelah naik USD1,16 pada hari Kamis lalu (3/2). Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS menanjak 0,70%, menjadi USD90,90 per barel, setelah naik USD2,01 pada hari sebelumnya dan menetap di atas USD90 untuk pertama kalinya sejak 6 Oktober 2014.



Kedua tolok ukur minyak dunia itu menuju kenaikan mingguan ketujuh kalinya berturut-turut. "WTI melonjak di atas level USD90 setelah ada badai musim dingin yang menuju Texas dan mengganggu beberapa produksi minyak di sana," kata Analis OANDA, Edward Moya seperti dilansir Reuters, Jumat (4/2/2022).

Badai musim dingin yang melanda Amerika Serikat bagian tengah dan Timur Laut sejak Kamis lalu. Angin yang kencang membawa salju disertai es yang lebat. Hal ini membuat sejumlah perjalanan kendaraan menjadi berisiko dan melumpuhkan ribuan listrik serta menutup sekolah-sekolah di beberapa negara bagian.



Karena pemulihan permintaan melebihi pasokan, pasar minyak dinilai semakin rentan terhadap guncangan pasokan. "Bahkan ketika ribuan penerbangan dibatalkan, pasar energi masih terpaku pada produksi," tutur Moya.

Ketegangan geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah juga telah memicu kenaikan tajam minyak yang telah mendorong Brent berjangka naik 17% dan WTI sebesar 20% sepanjang tahun ini. Amerika Serikat menuduh Rusia berencana menggunakan serangan bertahap sebagai pembenaran untuk menyerang Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan NATO dan Barat atas meningkatnya ketegangan.

"Dengan risiko geopolitik di Ukraina dan peningkatan produksi bertahap produksi oleh OPEC+, harga diperkirakan akan menuju USD100 per barel," Chiyoki Chen, analis di Sunward Trading.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3210 seconds (0.1#10.140)