Wawancara Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Chalid Said Salim: Memimpin Seperti Ayah dengan Komunikasi Terbuka
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri hulu migas diyakini masih tetap akan terus tumbuh kendati para pemangku kepentingan di tataran global maupun di level regional kini sedang gancar menggaungkan transisi ke energi bersih dari sumber-sumber nonfosil. Pada pelaku usaha pun berkomitmen turut mendukung program tersebut dengan strateginya masing-masing.
Pengembangan teknologi serta roadmap energi bersih dipastikan tidak bisa serta merta langsung jadi. Untuk itu, peran industri migas tetap menjadi andalan dalam menopang perekonomian nasional.
Lantas, bagaimana kondisi industri migas nasional secara umum saat ini? Bagaimana pula peran perusahaan migas nasional dalam menopang produksi nasional? Untuk mengetahui lebih jauh terkait pertanyaan tersebut, berikut petikan wawancara KORAN SINDO dengan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia Chalid Said Salim di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Terkait isu transisi energi bagaimana Anda melihatnya dari kacamata pelaku usaha sektor hulu migas?
Ya, kita ikuti ada langkah-langkah yang pemerintah dan terus kita monitor juga isu-isu di luar. Bisnis kita yang di sektor oil and gas itu tentu saja akan berkomitmen turun mendukung program pemerintah misalnya dari langkah-langkah atau tindakan dalam hal pengurangan emisi. Pada dasarnya kita sebagai perusahaan berkomitmendan pemerintah pun demikian.
Ada beberapa poin yg kita manage. Di antaranya agar emisi dari proses produksi bisa ditekan. Kita juga kerja sama dengan pihak lain misalnya dalam hal penggunaan panel surya di fasilitas produksi agar yang lebih ramah lingkungan.
Tahun lalu seperti apa kinerja PHI dari aspek produksi?
Secara grup, target (produksi) minyak kita tercapai 100%, gas lebih dari 100%. Lifting (minyak yang siap dijual) juga tercapai sesuai target. Dari sisi komersial tidak ada isu, semua terpenuhi termasuk untuk gas, suplainya aman sampai ke konsumen. Mulai dari Pupuk Kaltim, kawasan industri untuk produksi amoniak, termasuk PLN (Perusahaan Listrik Negara). Semua komitmen dengan buyer terpenuhi. (Target) yang lain-lain alhamdulillah berjalan baik karena kita pelototin setiap bulan.
Dari sisi kinerja keuangan bagaimana?
Di 2021 untuk net profit kita di kisaran USD350-360 juta, tapi itu belum final. Revenue kita USD2 miliar lebih. Angka itu naik dibanding tahun 2020 yang hanya USD130-an juta. Pada 2020 itu kan luar biasa dampak pandemi ke sektor migas. Saat itu harga minyak juga rendah.
Di tahun lalu secara volume produksi gas kita di atas. Ada beberapa faktor eksternal misalnya saja harga liquified natural gas (LNG) di November kita menjualnya dengan harga rekor tertinggi. Waktu itu harganya USD32,75 per mmbtu. Kita jual ke Petrochina dan CNOOC.
Bagaimanan bisa mencapai target produksi sementara sumur-sumur yang dikelola ada kan sudah mengalami natural decline cukup tinggi?
Di blok-blok yang kami kelola, natural decline-nya sekiar 50-55% per tahun. Untuk itu kita lakukan kegiatan mulai dari well services, work over dengan lebih masif. Selain itu kami juga terbantu dengan insentif dari pemerintah di Blok Mahakam yang kita dapat. Saat itu, begitu dapat langsung kita tancap gas.
Khusus di Blok Mahakam kalau tidak ada insentif itu produksinya bisa di bawah 500 mmscfd. Dengan insentif kita produksi sampai 520 mmscfd. Kita berterimakasih kepada pemerintah karena insentifnya. Desember lalu kita terima insentif. Mungkin maret ini kita mulai garap lagi. Itu salah satu usaha-usaha kami meningkatkan produksi.
Salah satu kekuatan PHI adalah inovasi-inovasi yang dihasilkan para pekerjanya. Bagaimana bisa terwujud?
Sebenarnya saya hanya membuka ruang saja. Sehari-hari mereka yang berhadadapan langsung dengan pekerjaan di lapangan. Kalau mereka tidak inovasi, ya tidak akan ada produksi. Yang Kami kelola adalah sumur-sumur tua. Sehingga kalau tidak ada inovasi akan begitu-begitu saja. Prinsip saya ‘Keluarkan potensi terbaikmu’. Itu yang saya sampaikan kepada teman-teman.
Bagaimana komunikasi Pak Chalid ke teman-teman mulai dari level general manager dan hingga pegawai di lapangan?
Saya support kawan-kawan lapangan agar mereka mengeluarkan semua kemampuannya. Komunikasi kami terbuka, mereka bisa menyampaikan ide-ide langsung kepada saya.
(Farah Dewi, Senior Manager Relations PHI yang mendampingi saat wawacarana menambahkan bahwa, ketika berhadapan dengan karyawan, Chalid memberikan perhatian kepada karyawan seperti anaknya sendiri. Itu terlihat dari kesabarannya, penuh pengertian dan tidak pernah terlihat marah. Kondisi ini yang membuat para pekerja di PHI merasa nyaman. Menurut Farah, pendekatan seperti cara orang tua yang nyaman seperti itu mendorong berbagai inovasi keluar).
Misalnya saja kalau saya ke Balikpakadan, pasti saya akan ngobrol, sharing. Saya bercerita saja kepada teman-teman bagaimana awal saya berkarir. Setiap saya ke lapangan saya akan kumpulkan untuk cerita.
Terkait konsolidasi dengan eks perusahaan yang berasal dari anak usaha lain di luar PHI, kan ada juga eks Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi (PHE), apa yang dilakukan?.
Dari 2020 begitu masuk ke 2021 kita ada tantangan bagaimana kita melakukan transformasinya. Kalau meng-handle lapangan prinsipnya sama. Mungkin alur komunikasinya saja yang menantang. Kalau dari sisi pekerjaan sama saja.
Karena kita gabungan dari beberapa perusahaan jadinya tempat kita itu multikultur dan itu menjadi positif buat kami. Keberagaman ini akan positif jika kita membuatnya positif. Kalau mau dibiarin jadi negatif bisa juga. Di zona 8 mungkin tidak terlalu terasa karena kita bukan operator di East Sepinggan, kita punya share saja di sana kita hanya 15%. West Ganal juga operatornya yang lain. Zona 8 kita PHM (Pertamina Hulu Mahakam) saja.
Tapi di Zona 9 kan Pertamina EP. Di zona 10 ini termasuk yang kompleks karena ada bekas EP dan eks Pertamina Hulu Energi (PHE) dan perusahaan lain. Lagi-lagi kuncinya di komunikasi. Kita beragam dan ini membuat kita lebih dahsyat. Di sana EP zona 10 ada Bunyu dan Tarakan. Lagi-lagi diajak komunikasi. Keberagaman ini harus membuat jadi dahsyat. Jika ada masalah dikomunikasikan.
Kalau dari sisi pendapatan?
Nah ini nih kita kebagian enggak enaknya kalo dari sisi keekonomian. Kita ada beberapa aset. Jika digabungkan regional revenue PHI menjadi agak terkoreksi. Tapi ada yang mengkonmpensasi yakni PHE East Sepinggan. Kita punya 15%. Jadi bisa menutupi EP yang minus. Beda kalo misal kita punya EP aset Prabumulih kita kenyang. Semuanya kan kita facility sharing.
Tapi bersyukur kinerja kita terus membaik. Saat diserahkan ke kita (PHI) asset 5 itu minusnya USD29–30 juta. Tapi kemudian minusnya terus berkurang sampai November tinggal minus USD6 juta. Ya pokoknya niatkan kerja saja. Ini berkat level manajeman sampai bawah kerja keras.
Bagaimana dengan produksi tahun ini?
Target produksi PHI 40.000-an (bph). Kalo gas 570.000 mmscfd. Kalo SKK Migas meminta kita tidak kurang dari 550.000 mmscfd. Apalagi kita sudah dapat insentif.
Berapa besar belanja modalnya?
Tahun ini sekitar kami mengalolasikan USD1,4 miliar. Naik dari tahun lalu yang realisasi USD900 juta. Di mana mayoritas untuk ke PHM.
Apakah ada terobosan di tahun ini?
Kita sesuai dengan SKK Migas; masif, agresif, efisien. Ini disesuaikan dengan target SKK Migas menuju produksi 1 juta barel pada 2030.
Nanti kita akan kembangkan Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS). Kalau insentif udah turun kita akan ngebut, akan ada 50-60 sumur per tahun. Sekaranag dapat 30 sumur itu lumayan. Saat ini kita juga ditantang oleh SKK Migas agar begitu dapat insentif hari ini harus langsung. Padahal, di sisi lain kita kan harus membebaskan lahan, menyiapkan konstruksi dan lain-lain.
PHSS termasuk besar potensinya karena produksinya bisa 12.000-an bph. Selain itu ada juga EP Sanga Sanga yang produksninya antara 4.000-5000-an bph. Sayangnya ini belum bisa diproduksi karena milik EP itu di lapisan atas, sementara yang di bawah punya PHSS.
Bagaimana dengan komitmen dalam pengembangan lingkungan sekitar wilayah operasi?
Tahun 2021 alhamdulillah kita mendapatkan penghargaan lima Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ini adalah penghargaan teringgi dari pemerintah kepada perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan ini kami surprise juga karena tidak menyangka dapat Proper Emas berkat inovasi-inovasi sosial yang kami lakukan. PR-nya mungkin ke depan bagaimana agar kita bisa mempertahankan emas ini dan kalau bisa meningkatkannya. (Kelima wilayah kerja PHI yang meraih Proper Emas pada 2021 adalah PEP Tarakan Field, PEP Sanga Sanga Field, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU), PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM)-Lapangan BSP dan PHM Lapangan South Processing Unit.
Pengembangan teknologi serta roadmap energi bersih dipastikan tidak bisa serta merta langsung jadi. Untuk itu, peran industri migas tetap menjadi andalan dalam menopang perekonomian nasional.
Lantas, bagaimana kondisi industri migas nasional secara umum saat ini? Bagaimana pula peran perusahaan migas nasional dalam menopang produksi nasional? Untuk mengetahui lebih jauh terkait pertanyaan tersebut, berikut petikan wawancara KORAN SINDO dengan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia Chalid Said Salim di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Terkait isu transisi energi bagaimana Anda melihatnya dari kacamata pelaku usaha sektor hulu migas?
Ya, kita ikuti ada langkah-langkah yang pemerintah dan terus kita monitor juga isu-isu di luar. Bisnis kita yang di sektor oil and gas itu tentu saja akan berkomitmen turun mendukung program pemerintah misalnya dari langkah-langkah atau tindakan dalam hal pengurangan emisi. Pada dasarnya kita sebagai perusahaan berkomitmendan pemerintah pun demikian.
Ada beberapa poin yg kita manage. Di antaranya agar emisi dari proses produksi bisa ditekan. Kita juga kerja sama dengan pihak lain misalnya dalam hal penggunaan panel surya di fasilitas produksi agar yang lebih ramah lingkungan.
Tahun lalu seperti apa kinerja PHI dari aspek produksi?
Secara grup, target (produksi) minyak kita tercapai 100%, gas lebih dari 100%. Lifting (minyak yang siap dijual) juga tercapai sesuai target. Dari sisi komersial tidak ada isu, semua terpenuhi termasuk untuk gas, suplainya aman sampai ke konsumen. Mulai dari Pupuk Kaltim, kawasan industri untuk produksi amoniak, termasuk PLN (Perusahaan Listrik Negara). Semua komitmen dengan buyer terpenuhi. (Target) yang lain-lain alhamdulillah berjalan baik karena kita pelototin setiap bulan.
Dari sisi kinerja keuangan bagaimana?
Di 2021 untuk net profit kita di kisaran USD350-360 juta, tapi itu belum final. Revenue kita USD2 miliar lebih. Angka itu naik dibanding tahun 2020 yang hanya USD130-an juta. Pada 2020 itu kan luar biasa dampak pandemi ke sektor migas. Saat itu harga minyak juga rendah.
Di tahun lalu secara volume produksi gas kita di atas. Ada beberapa faktor eksternal misalnya saja harga liquified natural gas (LNG) di November kita menjualnya dengan harga rekor tertinggi. Waktu itu harganya USD32,75 per mmbtu. Kita jual ke Petrochina dan CNOOC.
Bagaimanan bisa mencapai target produksi sementara sumur-sumur yang dikelola ada kan sudah mengalami natural decline cukup tinggi?
Di blok-blok yang kami kelola, natural decline-nya sekiar 50-55% per tahun. Untuk itu kita lakukan kegiatan mulai dari well services, work over dengan lebih masif. Selain itu kami juga terbantu dengan insentif dari pemerintah di Blok Mahakam yang kita dapat. Saat itu, begitu dapat langsung kita tancap gas.
Khusus di Blok Mahakam kalau tidak ada insentif itu produksinya bisa di bawah 500 mmscfd. Dengan insentif kita produksi sampai 520 mmscfd. Kita berterimakasih kepada pemerintah karena insentifnya. Desember lalu kita terima insentif. Mungkin maret ini kita mulai garap lagi. Itu salah satu usaha-usaha kami meningkatkan produksi.
Salah satu kekuatan PHI adalah inovasi-inovasi yang dihasilkan para pekerjanya. Bagaimana bisa terwujud?
Sebenarnya saya hanya membuka ruang saja. Sehari-hari mereka yang berhadadapan langsung dengan pekerjaan di lapangan. Kalau mereka tidak inovasi, ya tidak akan ada produksi. Yang Kami kelola adalah sumur-sumur tua. Sehingga kalau tidak ada inovasi akan begitu-begitu saja. Prinsip saya ‘Keluarkan potensi terbaikmu’. Itu yang saya sampaikan kepada teman-teman.
Bagaimana komunikasi Pak Chalid ke teman-teman mulai dari level general manager dan hingga pegawai di lapangan?
Saya support kawan-kawan lapangan agar mereka mengeluarkan semua kemampuannya. Komunikasi kami terbuka, mereka bisa menyampaikan ide-ide langsung kepada saya.
(Farah Dewi, Senior Manager Relations PHI yang mendampingi saat wawacarana menambahkan bahwa, ketika berhadapan dengan karyawan, Chalid memberikan perhatian kepada karyawan seperti anaknya sendiri. Itu terlihat dari kesabarannya, penuh pengertian dan tidak pernah terlihat marah. Kondisi ini yang membuat para pekerja di PHI merasa nyaman. Menurut Farah, pendekatan seperti cara orang tua yang nyaman seperti itu mendorong berbagai inovasi keluar).
Misalnya saja kalau saya ke Balikpakadan, pasti saya akan ngobrol, sharing. Saya bercerita saja kepada teman-teman bagaimana awal saya berkarir. Setiap saya ke lapangan saya akan kumpulkan untuk cerita.
Terkait konsolidasi dengan eks perusahaan yang berasal dari anak usaha lain di luar PHI, kan ada juga eks Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi (PHE), apa yang dilakukan?.
Dari 2020 begitu masuk ke 2021 kita ada tantangan bagaimana kita melakukan transformasinya. Kalau meng-handle lapangan prinsipnya sama. Mungkin alur komunikasinya saja yang menantang. Kalau dari sisi pekerjaan sama saja.
Karena kita gabungan dari beberapa perusahaan jadinya tempat kita itu multikultur dan itu menjadi positif buat kami. Keberagaman ini akan positif jika kita membuatnya positif. Kalau mau dibiarin jadi negatif bisa juga. Di zona 8 mungkin tidak terlalu terasa karena kita bukan operator di East Sepinggan, kita punya share saja di sana kita hanya 15%. West Ganal juga operatornya yang lain. Zona 8 kita PHM (Pertamina Hulu Mahakam) saja.
Tapi di Zona 9 kan Pertamina EP. Di zona 10 ini termasuk yang kompleks karena ada bekas EP dan eks Pertamina Hulu Energi (PHE) dan perusahaan lain. Lagi-lagi kuncinya di komunikasi. Kita beragam dan ini membuat kita lebih dahsyat. Di sana EP zona 10 ada Bunyu dan Tarakan. Lagi-lagi diajak komunikasi. Keberagaman ini harus membuat jadi dahsyat. Jika ada masalah dikomunikasikan.
Kalau dari sisi pendapatan?
Nah ini nih kita kebagian enggak enaknya kalo dari sisi keekonomian. Kita ada beberapa aset. Jika digabungkan regional revenue PHI menjadi agak terkoreksi. Tapi ada yang mengkonmpensasi yakni PHE East Sepinggan. Kita punya 15%. Jadi bisa menutupi EP yang minus. Beda kalo misal kita punya EP aset Prabumulih kita kenyang. Semuanya kan kita facility sharing.
Tapi bersyukur kinerja kita terus membaik. Saat diserahkan ke kita (PHI) asset 5 itu minusnya USD29–30 juta. Tapi kemudian minusnya terus berkurang sampai November tinggal minus USD6 juta. Ya pokoknya niatkan kerja saja. Ini berkat level manajeman sampai bawah kerja keras.
Bagaimana dengan produksi tahun ini?
Target produksi PHI 40.000-an (bph). Kalo gas 570.000 mmscfd. Kalo SKK Migas meminta kita tidak kurang dari 550.000 mmscfd. Apalagi kita sudah dapat insentif.
Berapa besar belanja modalnya?
Tahun ini sekitar kami mengalolasikan USD1,4 miliar. Naik dari tahun lalu yang realisasi USD900 juta. Di mana mayoritas untuk ke PHM.
Apakah ada terobosan di tahun ini?
Kita sesuai dengan SKK Migas; masif, agresif, efisien. Ini disesuaikan dengan target SKK Migas menuju produksi 1 juta barel pada 2030.
Nanti kita akan kembangkan Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS). Kalau insentif udah turun kita akan ngebut, akan ada 50-60 sumur per tahun. Sekaranag dapat 30 sumur itu lumayan. Saat ini kita juga ditantang oleh SKK Migas agar begitu dapat insentif hari ini harus langsung. Padahal, di sisi lain kita kan harus membebaskan lahan, menyiapkan konstruksi dan lain-lain.
PHSS termasuk besar potensinya karena produksinya bisa 12.000-an bph. Selain itu ada juga EP Sanga Sanga yang produksninya antara 4.000-5000-an bph. Sayangnya ini belum bisa diproduksi karena milik EP itu di lapisan atas, sementara yang di bawah punya PHSS.
Bagaimana dengan komitmen dalam pengembangan lingkungan sekitar wilayah operasi?
Tahun 2021 alhamdulillah kita mendapatkan penghargaan lima Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ini adalah penghargaan teringgi dari pemerintah kepada perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan ini kami surprise juga karena tidak menyangka dapat Proper Emas berkat inovasi-inovasi sosial yang kami lakukan. PR-nya mungkin ke depan bagaimana agar kita bisa mempertahankan emas ini dan kalau bisa meningkatkannya. (Kelima wilayah kerja PHI yang meraih Proper Emas pada 2021 adalah PEP Tarakan Field, PEP Sanga Sanga Field, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU), PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM)-Lapangan BSP dan PHM Lapangan South Processing Unit.
(ynt)