Produksi Ikan Teri Asin di Pulau Pasaran Capai 1.140 Ton per Tahun, Airlangga Minta Kualitas Pengolahan Ditingkatkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki kekayaan biota laut yang melimpah, termasuk komoditas ikan . Selain bisa menjadi berbagai jenis makanan dari olahan ikan segar, ikan tersebut pun dapat diolah menjadi ikan asin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume ekspor ikan asin nasional pada periode Januari hingga November 2021 sebanyak 8,96 juta kg dengan nilai USD93,17 juta. Nilai tersebut meningkat 0,69% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar USD92,53 juta.
Dalam kunjungan kerja di provinsi Lampung, Sabtu (12/2/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan mengunjungi Pulau Pasaran, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung. Sebagian populasi penduduk di Pulau Pasaran berprofesi sebagai nelayan dan pengolah ikan asin, khususnya ikan teri asin.
Dengan penduduk berjumlah kurang lebih 1.900 penduduk dan 342 Kepala Keluarga di Pulau Pasaran, terbagi atas beberapa kelompok masyarakat, yakni 5 kelompok pengolah dengan 48 pengolah, 2 kelompok nelayan rajungan, 2 kelompok pembudidaya ikan, dan 10 kelompok kerang hijau.
Tenaga kerja yang menekuni industri rumahan ikan asin di pulau tersebut berjumlah sekitar 765 orang. Kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga yang berasal dari luar Pulau Pasaran. Menko Airlangga pun menyampaikan apresiasi kepada ibu-ibu pengolah ikan asin tersebut.
“Bagus sekali usaha ibu-ibu untuk mengolah ikan asin, jadi bisa membangkitkan perekonomian lokal di sini. Ikan asin juga menjadi salah satu makanan yang disukai masyarakat Indonesia, tidak hanya untuk konsumsi lokal, tapi juga diekspor,” ungkap Menko Airlangga.
Rata-rata produksi ikan teri asin di wilayah tersebut yakni kurang lebih 3 ton/bulan untuk setiap pengolah, sehingga produksi totalnya diperkirakan sebanyak 120-150 ton/bulan atau sekitar 1.140 ton/tahun.
Adapun beberapa jenis ikan teri asin yang diproduksi adalah teri nasi super, teri nasi biasa, teri buntiau, teri rc, teri jengki, dan teri katak.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume ekspor ikan asin nasional pada periode Januari hingga November 2021 sebanyak 8,96 juta kg dengan nilai USD93,17 juta. Nilai tersebut meningkat 0,69% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar USD92,53 juta.
Dalam kunjungan kerja di provinsi Lampung, Sabtu (12/2/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan mengunjungi Pulau Pasaran, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung. Sebagian populasi penduduk di Pulau Pasaran berprofesi sebagai nelayan dan pengolah ikan asin, khususnya ikan teri asin.
Dengan penduduk berjumlah kurang lebih 1.900 penduduk dan 342 Kepala Keluarga di Pulau Pasaran, terbagi atas beberapa kelompok masyarakat, yakni 5 kelompok pengolah dengan 48 pengolah, 2 kelompok nelayan rajungan, 2 kelompok pembudidaya ikan, dan 10 kelompok kerang hijau.
Tenaga kerja yang menekuni industri rumahan ikan asin di pulau tersebut berjumlah sekitar 765 orang. Kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga yang berasal dari luar Pulau Pasaran. Menko Airlangga pun menyampaikan apresiasi kepada ibu-ibu pengolah ikan asin tersebut.
“Bagus sekali usaha ibu-ibu untuk mengolah ikan asin, jadi bisa membangkitkan perekonomian lokal di sini. Ikan asin juga menjadi salah satu makanan yang disukai masyarakat Indonesia, tidak hanya untuk konsumsi lokal, tapi juga diekspor,” ungkap Menko Airlangga.
Rata-rata produksi ikan teri asin di wilayah tersebut yakni kurang lebih 3 ton/bulan untuk setiap pengolah, sehingga produksi totalnya diperkirakan sebanyak 120-150 ton/bulan atau sekitar 1.140 ton/tahun.
Baca Juga
Adapun beberapa jenis ikan teri asin yang diproduksi adalah teri nasi super, teri nasi biasa, teri buntiau, teri rc, teri jengki, dan teri katak.