Total Harta 50 Orang Terkaya di Indonesia Membengkak Jadi Rp2.311 Triliun Sepanjang 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks pasar saham acuan naik lebih dari 19% sejak terakhir kali Forbes mengukur kekayaan, membantu mengangkat hartabersih gabungan dari 50 orang terkaya di Indonesia lebih dari 21% menjadi USD162 miliar yang setara dengan Rp2.311 Triliun (Kurs Rp14,267 per USD). Raihan itu naik dari USD133 miliar tahun lalu.
Menyusul kontraksi 2% pada tahun 2020, ekonomi Indonesia pada 2021 tercatat tumbuh 3,69% yang sebagian besar didorong oleh peningkatan ekspor komoditas. Kemunculan varian Omicron, membuat Indonesia bekerja keras untuk mencetak terjadinya gelombang ketiga kasus Covid-19.
Namun bagi orang terkaya di Indonesia, pandemi sepertinya tidak berdampak banyak. Pasalnya harta mereka terus meroket sepanjang pandemi Covid-19 melanda.
Hampir tiga perempat dari daftar orang terkaya Indonesia melihat harta mereka terus bertambah di 2021, bahkan delapan di antaranya meningkat hingga USD1 miliar atau lebih. R. Budi dan Michael Hartono bersaudara mempertahankan posisi teratas dengan kekayaan bersih USD42,6 miliar senilai Rp607 triliun.
Mereka adalah penghasil dolar terbesar tahun 2021, dimana kekayaan mereka bertambah USD3,8 miliar, terutama berkat kenaikan saham Bank Central Asia karena investor terus menumpuk saham bank itu.
Selanjutnya keluarga Widjaja dari konglomerat Sinar Mas termasuk di antara tujuh dalam daftar yang mengalami penurunan kekayaan tahun ini karena penjualan dan keuntungan yang lebih rendah dalam bisnis kertas grup. Meskipun kekayaan mereka turun USD2,2 miliar menjadi USD9,7 miliar, Widjaja tetap berada di nomor dua dalam daftar orang terkaya Tanah Air.
Ada juga Anthoni Salim yang menjalankan bisnis Grup Salim mulai dari makanan hingga telekomunikasi. Ia merebut kembali posisinya sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia setelah jeda empat tahun.
Kekayaan bersih Salim meningkat 44% menjadi USD8,5 miliar, karena investasinya sedang naik daun seperti Emtek dan operator pusat data DCI Indonesia. Salim bukan satu-satunya penerima IPO Januari DCI Indonesia.
Perusahaan menyumbang tiga dari empat miliarder baru ke dalam daftar orang terkaya Indonesia 2021 di antaranya salah satu pendiri DCI, Otto Toto Sugiri, Marina Budiman dan Han Arming Hanafia melakukan debut mereka di tengah melonjaknya saham perusahaan.
Pendatang baru keempat adalah John Kusuma, yang memiliki saham di Bank Aladin Syariah, yang merambah ranah digital. Penerima manfaat dari menjamurnya perbankan digital yang paling menonjol adalah Jerry Ng, Ia menjadi pemenang terbesar tahun 2021 dalam urusan kenaikan harta secara persentase.
Kekayaannya naik lebih dari lima kali lipat di tengah ekspansi digital Bank Jago, mendorongnya ke posisi nomor 12 orang terkaya di Indonesia dengan harta mencapai USD3,2 miliar.
Sementara itu kenaikan harga batu bara memicu kekayaan enam emiten dari sektor itu, termasuk Kiki Barki, satu-satunya yang kembali di 2021 dalam daftar orang terkaya. Barki, pendiri penambang batu bara Harum Energy, kembali setelah terlempar dari daftar selapa tujuh tahun yang kini bertengger pada peringkat 27 dengan kekayaan USD1,6 miliar.
Lima tahun lalu Ia tidak mencapai batas, namun kekayaannya meningkat di 2021 tembus USD695 juta, atau bertambah dari sebelumnya USD475 juta pada tahun 2020.
Menyusul kontraksi 2% pada tahun 2020, ekonomi Indonesia pada 2021 tercatat tumbuh 3,69% yang sebagian besar didorong oleh peningkatan ekspor komoditas. Kemunculan varian Omicron, membuat Indonesia bekerja keras untuk mencetak terjadinya gelombang ketiga kasus Covid-19.
Namun bagi orang terkaya di Indonesia, pandemi sepertinya tidak berdampak banyak. Pasalnya harta mereka terus meroket sepanjang pandemi Covid-19 melanda.
Hampir tiga perempat dari daftar orang terkaya Indonesia melihat harta mereka terus bertambah di 2021, bahkan delapan di antaranya meningkat hingga USD1 miliar atau lebih. R. Budi dan Michael Hartono bersaudara mempertahankan posisi teratas dengan kekayaan bersih USD42,6 miliar senilai Rp607 triliun.
Mereka adalah penghasil dolar terbesar tahun 2021, dimana kekayaan mereka bertambah USD3,8 miliar, terutama berkat kenaikan saham Bank Central Asia karena investor terus menumpuk saham bank itu.
Selanjutnya keluarga Widjaja dari konglomerat Sinar Mas termasuk di antara tujuh dalam daftar yang mengalami penurunan kekayaan tahun ini karena penjualan dan keuntungan yang lebih rendah dalam bisnis kertas grup. Meskipun kekayaan mereka turun USD2,2 miliar menjadi USD9,7 miliar, Widjaja tetap berada di nomor dua dalam daftar orang terkaya Tanah Air.
Ada juga Anthoni Salim yang menjalankan bisnis Grup Salim mulai dari makanan hingga telekomunikasi. Ia merebut kembali posisinya sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia setelah jeda empat tahun.
Kekayaan bersih Salim meningkat 44% menjadi USD8,5 miliar, karena investasinya sedang naik daun seperti Emtek dan operator pusat data DCI Indonesia. Salim bukan satu-satunya penerima IPO Januari DCI Indonesia.
Perusahaan menyumbang tiga dari empat miliarder baru ke dalam daftar orang terkaya Indonesia 2021 di antaranya salah satu pendiri DCI, Otto Toto Sugiri, Marina Budiman dan Han Arming Hanafia melakukan debut mereka di tengah melonjaknya saham perusahaan.
Pendatang baru keempat adalah John Kusuma, yang memiliki saham di Bank Aladin Syariah, yang merambah ranah digital. Penerima manfaat dari menjamurnya perbankan digital yang paling menonjol adalah Jerry Ng, Ia menjadi pemenang terbesar tahun 2021 dalam urusan kenaikan harta secara persentase.
Kekayaannya naik lebih dari lima kali lipat di tengah ekspansi digital Bank Jago, mendorongnya ke posisi nomor 12 orang terkaya di Indonesia dengan harta mencapai USD3,2 miliar.
Sementara itu kenaikan harga batu bara memicu kekayaan enam emiten dari sektor itu, termasuk Kiki Barki, satu-satunya yang kembali di 2021 dalam daftar orang terkaya. Barki, pendiri penambang batu bara Harum Energy, kembali setelah terlempar dari daftar selapa tujuh tahun yang kini bertengger pada peringkat 27 dengan kekayaan USD1,6 miliar.
Lima tahun lalu Ia tidak mencapai batas, namun kekayaannya meningkat di 2021 tembus USD695 juta, atau bertambah dari sebelumnya USD475 juta pada tahun 2020.
(akr)