Agus Suparmanto Minta Pengusaha Tingkatkan Ekspor Makanan Olahan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto meminta pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor nasional di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, dalam kondisi ini, ndonesia harus tetap mampu memanfaatkan celah-celah peningkatkan pangsa ekspor produk-produk tertentu, salah satunya makanan olahan.
"Ekspor produk makanan olahan sangat berpotensi meningkat di masa pandemi, mengingat makanan olahan menjadi salah satu kebutuhan utama selama karantina akibat pandemi dan juga saat memasuki era normal baru," ujar Agus dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (13/6/2020).
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengambangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan, melakukan kunjungan dan pertemuan dengan beberapa pelaku usaha makanan olahan untuk memperoleh informasi langsung dampak Covid-19 bagi aktivitas ekspor produk makanan olahan.
"Pertemuan-pertemuan itu bertujuan untuk menggali informasi guna memetakan peluang dan tantangan ekspor produk andalan Indonesia, dalam hal ini produk makanan olahan di masa dan pasca pandemi Covid-19. Hasil pertemuan ini akan dijadikan masukan dalam pengelolaan informasi pasar dan produk ekspor untuk melayani pelaku usaha dalam bentuk meja bantuan di Kemendag," jelas Kasan.
Kasan menjelaskan, adanya pembatasan sosial atau karantina wilayah tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha di Indonesia. Namun demikian, hal tersebut jangan sampai menyurutkan semangat para pelaku usaha dalam melakukan ekspor, mengingat pemerintah telah memberikan berbagai kebijakan strategis untuk mendorong kinerja perdagangan.
"Kemendag terus melakukan berbagai kebijakan mendorong ekspor, seperti meningkatkan fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, serta melakukan promosi ekspor dan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual melalui perwakilan perdagangan. Selain itu, Kemendag juga melakukan pelatihan ekspor secara virtual bekerja sama dengan lembaga dari negara mitra dalam upaya mendorong kinerja perdagangan di era normal baru," jelas Kasan.
Kasan mengungkapkan, pada kunjungan tersebut, diperoleh informasi bahwa pada masa pandemi Covid-19, PT Indofood mengalami peningkatan permintaan produk unggulannya berupa mi instan. Baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor.
Namun, dengan adanya beberapa protokol penanganan Covid-19, seperti jaga jarak (physical distancing), keterbatasan pada aspek transportasi, dan karantina wilayah di beberapa negara, memberikan imbas pada penurunan kapasitas produksi dan penambahan biaya produksi. Kendala lainnya datang dari aspek pemenuhan bahan baku, baik lokal maupun impor yang juga terganggu akibat Covid-19.
Untuk itu, lanjut Kasan, Kemendag akan berupaya meminimalisasi hambatan ekspor dari sisi kebijakan dan memperlancar aspek perdagangan di dalam negeri yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan untuk ekspor.
Kemendag juga akan memaksimalkan peran perwakilan perdagangan di luar negeri untuk memfasilitasi para pelaku ekspor nasional.
"Kemendag berkomitmen untuk terus memfasilitasi pelaku usaha untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor. Informasi yang kami dapatkan dari kunjungan ini tentu juga akan menjadi bahan masukan dan pertimbangan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan terkait ekspor. Kemendag beserta para perwakilan perdagangan di luar negeri pun terbuka jika ada pelaku usaha yang ingin mencari peluang maupun mengalami hambatan dalam aktivitas ekspor," pungkas Kasan.
"Ekspor produk makanan olahan sangat berpotensi meningkat di masa pandemi, mengingat makanan olahan menjadi salah satu kebutuhan utama selama karantina akibat pandemi dan juga saat memasuki era normal baru," ujar Agus dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (13/6/2020).
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengambangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan, melakukan kunjungan dan pertemuan dengan beberapa pelaku usaha makanan olahan untuk memperoleh informasi langsung dampak Covid-19 bagi aktivitas ekspor produk makanan olahan.
"Pertemuan-pertemuan itu bertujuan untuk menggali informasi guna memetakan peluang dan tantangan ekspor produk andalan Indonesia, dalam hal ini produk makanan olahan di masa dan pasca pandemi Covid-19. Hasil pertemuan ini akan dijadikan masukan dalam pengelolaan informasi pasar dan produk ekspor untuk melayani pelaku usaha dalam bentuk meja bantuan di Kemendag," jelas Kasan.
Kasan menjelaskan, adanya pembatasan sosial atau karantina wilayah tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha di Indonesia. Namun demikian, hal tersebut jangan sampai menyurutkan semangat para pelaku usaha dalam melakukan ekspor, mengingat pemerintah telah memberikan berbagai kebijakan strategis untuk mendorong kinerja perdagangan.
"Kemendag terus melakukan berbagai kebijakan mendorong ekspor, seperti meningkatkan fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, serta melakukan promosi ekspor dan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual melalui perwakilan perdagangan. Selain itu, Kemendag juga melakukan pelatihan ekspor secara virtual bekerja sama dengan lembaga dari negara mitra dalam upaya mendorong kinerja perdagangan di era normal baru," jelas Kasan.
Kasan mengungkapkan, pada kunjungan tersebut, diperoleh informasi bahwa pada masa pandemi Covid-19, PT Indofood mengalami peningkatan permintaan produk unggulannya berupa mi instan. Baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor.
Namun, dengan adanya beberapa protokol penanganan Covid-19, seperti jaga jarak (physical distancing), keterbatasan pada aspek transportasi, dan karantina wilayah di beberapa negara, memberikan imbas pada penurunan kapasitas produksi dan penambahan biaya produksi. Kendala lainnya datang dari aspek pemenuhan bahan baku, baik lokal maupun impor yang juga terganggu akibat Covid-19.
Untuk itu, lanjut Kasan, Kemendag akan berupaya meminimalisasi hambatan ekspor dari sisi kebijakan dan memperlancar aspek perdagangan di dalam negeri yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan untuk ekspor.
Kemendag juga akan memaksimalkan peran perwakilan perdagangan di luar negeri untuk memfasilitasi para pelaku ekspor nasional.
"Kemendag berkomitmen untuk terus memfasilitasi pelaku usaha untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor. Informasi yang kami dapatkan dari kunjungan ini tentu juga akan menjadi bahan masukan dan pertimbangan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan terkait ekspor. Kemendag beserta para perwakilan perdagangan di luar negeri pun terbuka jika ada pelaku usaha yang ingin mencari peluang maupun mengalami hambatan dalam aktivitas ekspor," pungkas Kasan.
(bon)