Hati-hati, Kenaikan Harga Minyak Dunia Tingkatkan Ketidakpastian
loading...
A
A
A
Dia juga mengingatkan posisi Indonesia saat ini sebagai net importir minyak mentah dan produk. Produksi minyak nasional saat ini hanya berkisar di angka 670 ribu bph, sedangkan konsumsinya mencapai 1,3 juta bph. Sedangkan impor LPG mencapai 65% dari konsumsi nasional. Hal ini, tegas dia, bakal semakin memperdalam defisit neraca perdagangan.
"Semakin tinggi terjadinya defisit neraca perdagangan, bisa menyebabkan terdepresiasinya nilai mata uang dan potensi kenaikan inflasi dibandingkan tahun 2021," tuturnya.
Kenaikan harga minyak dunia itu menurutnya akan berdampak terhadap kondisi keuangan negara. Beban untuk subsidi energi, baik itu BBM, LPG dan listrik akan mengalami kenaikan yang tinggi. Di sisi lain, penerimaan negara yang didapatkan dari sektor hulu migas tidak sebanding dengan beban subsisi yang harus ditanggung pemerintah.
"Selain itu, pasokan BBM dan LPG bisa mengalami gangguan di tengah permintaan global yang meningkat dan suplai yang mulai menipis. Jadi kita harus bersiap menghadapi segala kemungkinan akibat ketidakpastian global saat ini," tandasnya.
"Semakin tinggi terjadinya defisit neraca perdagangan, bisa menyebabkan terdepresiasinya nilai mata uang dan potensi kenaikan inflasi dibandingkan tahun 2021," tuturnya.
Kenaikan harga minyak dunia itu menurutnya akan berdampak terhadap kondisi keuangan negara. Beban untuk subsidi energi, baik itu BBM, LPG dan listrik akan mengalami kenaikan yang tinggi. Di sisi lain, penerimaan negara yang didapatkan dari sektor hulu migas tidak sebanding dengan beban subsisi yang harus ditanggung pemerintah.
"Selain itu, pasokan BBM dan LPG bisa mengalami gangguan di tengah permintaan global yang meningkat dan suplai yang mulai menipis. Jadi kita harus bersiap menghadapi segala kemungkinan akibat ketidakpastian global saat ini," tandasnya.
(fai)