Perang Rusia Ukraina Membuat Investor Pertahanan Lebih Kaya Rp693,2 Triliun

Kamis, 10 Maret 2022 - 11:29 WIB
loading...
Perang Rusia Ukraina Membuat Investor Pertahanan Lebih Kaya Rp693,2 Triliun
Serangan Rusia terhadap Ukraina telah memicu krisis kemanusiaan dan politik, namun Investor telah membukukan keuntungan USD48,6 miliar dalam 32 saham pertahanan dan kedirgantaraan. Foto/Dok
A A A
LONDON - PerangRusia Ukraina telah memicu krisis kemanusiaan dan politik secara global. Tetapi investor S&P 500 masih menemukan cara untuk mendapatkan keuntungan dalam perusahaan pertahanan yang membantu negara-negara membela diri karena perang kembali memunculkan dampaknya yang buruk.

Investor telah membukukan keuntungan USD48,6 miliar atau setara Rp693,2 triliun (Kurs Rp14.265 per USD) dalam 32 saham pertahanan dan kedirgantaraan utama di ETF terbesar dari jenisnya, iShares US Aerospace & Defense ETF (ITA), kata analisis Harian Bisnis Investor dari data S &P Global Market Intelligence dan MarketSmith.



Sebagai informasi ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.

ETF sendiri naik sekitar 6% sejak serangan awal Rusia pada 24 Februari, ke Ukraina. Serta lebih dari enam kali kenaikan 1,3% di S&P 500 pada waktu itu.

Analis juga melihat lebih banyak kenaikan dalam satu terakhir di lebih dari tiga perempat saham di ETF pertahanan teratas. Dan bukan hanya sedikit kenaikan, mereka mencetak kenaikan rata-rata 20%.

32 saham yang diperdagangkan di AS dalam ETF, rata-rata naik hampir 11% sejak serangan itu dan lebih dari 2,9% sepanjang tahun ini. S&P 500 sendiri diukur dengan SPDR S&P 500 ETF Trust (SPY) turun 10% tahun ini.

"Invasi Rusia ke Ukraina, yang mewakili krisis keamanan terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II, telah memicu kemarahan global," kata Jack Ablin, ahli strategi di Cresset Capital.

"Pengadilan opini publik jelas mendukung rakyat Ukraina dan presiden mereka, Volodymyr Zelenskyy," sambungnya.

Banyak ETF dan saham pertahanan telah naik. Tetapi analis masih melihat seberapa banyak kenaikan yang tersisa.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1699 seconds (0.1#10.140)