Pukulan Telak Bagi Aliran Uang Rusia, Western Union dan Goldman Sachs Pergi
loading...
A
A
A
MOSKOW - Goldman Sachs mengatakan, bakal menutup operasinya di Rusia dan menjadi bank Wall Street pertama yang menarik diri dari negara itu sebagai tanggapan atas invasi Ukraina . Selanjutnya raksasa transfer uang, Western Union juga mengutarakan sikapnya untuk menangguhkan operasional mereka di Rusia dan Belarus.
Kedua perusahaan tersebut menambah panjang daftar brand global yang memutuskan kabur dari Rusia. Sebelumnya pada hari Kamis, pemilik Uniqlo dan U-turn juga memutuskan untuk menangguhkan semua kegiatan bisnis di negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.
Beroperasi di Moskow semakin sulit bagi lembaga keuangan Barat dan perusahaan lain di tengah sanksi internasional terhadap Rusia. Lebih dari 330 perusahaan telah menarik diri atau secara signifikan membatasi operasional mereka di Rusia dalam beberapa hari terakhir, menurut para peneliti Yale, yang telah melacak respons perusahaan.
Menjelang akhir pekan kemarin, Goldman Sachs mengatakan akan "mengurangi" bisnisnya di Rusia meski tidak langsung pergi. Bank mengatakan, pihaknya melakukannya "sesuai dengan persyaratan peraturan dan lisensi".
Pada akhir 2021, total eksposur kredit Goldman Sachs di Rusia mencapai USD650 juta setara dengan Rp9,23 triliun (Kurs Rp14.214 per USD). Selanjutnya sesama raksasa Wall Street, JP Morgan Chase juga mengatakan pihaknya "secara aktif melepaskan bisnis Rusia", terkait kegiatan yang berfokus pada staf dan membantu klien global mengelola risiko dan menutup kewajiban.
Sementara itu Western Union menyampaikan, sikap tegas perusahaan yakni "berdiri bersama dunia dalam mengutuk invasi Ukraina yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan".
"Pada akhirnya, mengingat dampak tragis yang sedang berlangsung dari serangan berkepanjangan Rusia terhadap Ukraina, kami telah sampai pada keputusan untuk menangguhkan operasi kami di Rusia dan Belarus," kata pihak perusahaan.
Tindakan ini merupakan pukulan lebih lanjut terhadap aliran uang di Rusia. Western Union sendiri menyediakan layanan transfer uang dan pembayaran internasional di lebih dari 200 negara dan 130 mata uang.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC yang diterbitkan hari ini, Gubernur Bank Sentral Ukraina Kyrylo Shevchenko telah meminta Western Union untuk "menghentikan pengiriman uang tunai ke bank-bank Rusia dan Belarusia."
Kedua perusahaan tersebut menambah panjang daftar brand global yang memutuskan kabur dari Rusia. Sebelumnya pada hari Kamis, pemilik Uniqlo dan U-turn juga memutuskan untuk menangguhkan semua kegiatan bisnis di negara yang dipimpin Vladimir Putin itu.
Beroperasi di Moskow semakin sulit bagi lembaga keuangan Barat dan perusahaan lain di tengah sanksi internasional terhadap Rusia. Lebih dari 330 perusahaan telah menarik diri atau secara signifikan membatasi operasional mereka di Rusia dalam beberapa hari terakhir, menurut para peneliti Yale, yang telah melacak respons perusahaan.
Menjelang akhir pekan kemarin, Goldman Sachs mengatakan akan "mengurangi" bisnisnya di Rusia meski tidak langsung pergi. Bank mengatakan, pihaknya melakukannya "sesuai dengan persyaratan peraturan dan lisensi".
Pada akhir 2021, total eksposur kredit Goldman Sachs di Rusia mencapai USD650 juta setara dengan Rp9,23 triliun (Kurs Rp14.214 per USD). Selanjutnya sesama raksasa Wall Street, JP Morgan Chase juga mengatakan pihaknya "secara aktif melepaskan bisnis Rusia", terkait kegiatan yang berfokus pada staf dan membantu klien global mengelola risiko dan menutup kewajiban.
Sementara itu Western Union menyampaikan, sikap tegas perusahaan yakni "berdiri bersama dunia dalam mengutuk invasi Ukraina yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan".
"Pada akhirnya, mengingat dampak tragis yang sedang berlangsung dari serangan berkepanjangan Rusia terhadap Ukraina, kami telah sampai pada keputusan untuk menangguhkan operasi kami di Rusia dan Belarus," kata pihak perusahaan.
Tindakan ini merupakan pukulan lebih lanjut terhadap aliran uang di Rusia. Western Union sendiri menyediakan layanan transfer uang dan pembayaran internasional di lebih dari 200 negara dan 130 mata uang.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC yang diterbitkan hari ini, Gubernur Bank Sentral Ukraina Kyrylo Shevchenko telah meminta Western Union untuk "menghentikan pengiriman uang tunai ke bank-bank Rusia dan Belarusia."
(akr)