Harga Minyak Mentah Drop Saat Permintaan Bahan Bakar Masih Lemah
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia drop pada perdagangan, Selasa (16/6/2020) seiring perkiraan bahwa permintaan bahan bakar masih lemah di tengah gelombang baru infeksi virus corona di seluruh dunia. Disamping itu harapan muncul saat kebijakan pengurangan produksi terus berlanjut dengan harapan dapat menekan kerugian.
( )
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan Internasional mengalami penurunan sebesar 20 sen atau 0,5% ke level USD39,52 per barel setelah sempat menguat di akhir sesi kemarin mencapai 2,6%. Sedangkan harga minyak mentah AS jatuh 21 sen yang setara hampir dengan 0,6% untuk bertengger di posisi USD36,91 barel setelah menutup 2,4% lebih tinggi di sesi sebelumnya.
Peningkatan kasus Corona menjadi lebih dari 8.000.000 di seluruh dunia pada hari Senin, dengan infeksi bergelombang di Amerika Latin, sementara Amerika Serikat dan China berurusan dengan kasus baru. Tetapi beberapa pengamat menyakini lockdowns ketat tidak akan kembali terjadi seperti di awal tahun.
Harapan lebih banyak pemotongan pasokan minyak oleh produsen utama juga membantu mencegah harga turun dengan curam, kata analis. Sementara itu harga naik pada perdagangan hari Senin, setelah Menteri energi Uni Emirat Arab menyatakan keyakinan bahwa OPEC + yakni anggota organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia akan meneruskan kebijakan yang belum sepenuhnya sesuai dengan kesepakatan pemotongan.
( )
OPEC dan sekutu termasuk Rusia atau yang dikenal sebagai OPEC +, mencapai kata sepakat pada bulan ini untuk memperpanjang pemotongan produksi 9.700.000 barel per hari sampai Juli. Mereka juga memanggil anggota yang belum patuh untuk membuat komitmen jumlah ekstra nantinya. Di tempat lain produsen AS juga memotong pengeboran di tengah runtuhnya permintaan minyak.
( )
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan Internasional mengalami penurunan sebesar 20 sen atau 0,5% ke level USD39,52 per barel setelah sempat menguat di akhir sesi kemarin mencapai 2,6%. Sedangkan harga minyak mentah AS jatuh 21 sen yang setara hampir dengan 0,6% untuk bertengger di posisi USD36,91 barel setelah menutup 2,4% lebih tinggi di sesi sebelumnya.
Peningkatan kasus Corona menjadi lebih dari 8.000.000 di seluruh dunia pada hari Senin, dengan infeksi bergelombang di Amerika Latin, sementara Amerika Serikat dan China berurusan dengan kasus baru. Tetapi beberapa pengamat menyakini lockdowns ketat tidak akan kembali terjadi seperti di awal tahun.
Harapan lebih banyak pemotongan pasokan minyak oleh produsen utama juga membantu mencegah harga turun dengan curam, kata analis. Sementara itu harga naik pada perdagangan hari Senin, setelah Menteri energi Uni Emirat Arab menyatakan keyakinan bahwa OPEC + yakni anggota organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia akan meneruskan kebijakan yang belum sepenuhnya sesuai dengan kesepakatan pemotongan.
( )
OPEC dan sekutu termasuk Rusia atau yang dikenal sebagai OPEC +, mencapai kata sepakat pada bulan ini untuk memperpanjang pemotongan produksi 9.700.000 barel per hari sampai Juli. Mereka juga memanggil anggota yang belum patuh untuk membuat komitmen jumlah ekstra nantinya. Di tempat lain produsen AS juga memotong pengeboran di tengah runtuhnya permintaan minyak.
(akr)