Sinyal Rusia Minta Bantuan China Hadapi Sanksi Ekonomi, AS Kasih Peringatan Keras

Selasa, 15 Maret 2022 - 02:20 WIB
loading...
Sinyal Rusia Minta Bantuan...
China akan menghadapi konsekuensi jika membantu Rusia menghindari sanksi ekonomi terkait invasinya ke Ukraina. Sementara itu negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - China akan menghadapi konsekuensi jika membantu Rusia menghindari sanksi ekonomi terkait invasinya ke Ukraina. Hal ini disampaikan oleh pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak ingin disebutkan namanya kepada beberapa kantor berita.

Sementara itu negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada perusahaan dan sistem keuangan Rusia sejak invasi ke Ukraina pada 24 Februari, yang disebut oleh Vladimir Putin sebagai operasi militer khusus.

Sedangkan pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Rusia, Anton Siluanov dalam wawancara di tv menandai pernyataan paling jelas dari Moskow bahwa mereka akan mencari bantuan dari China untuk meredam dampaknya.



Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan mereka "berkomunikasi secara langsung dan pribadi ke Beijing bahwa akan ada konsekuensi untuk sanksi skala besar, upaya penghindaran, atau dukungan kepada Rusia,".

"Kami tidak akan membiarkan ada kemajuan dari rencana itu yang memungkinkan Rusia menghindar dari sanksi ekonomi dari negara manapun di dunia," katanya.

Dia menambahkan bahwa sementara AS percaya China sadar bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin 'merencanakan sesuatu' sebelum invasi terjadi, Beijing "mungkin tidak memahami sepenuhnya".

"Karena sangat mungkin bahwa Putin berbohong kepada mereka dengan cara yang sama seperti dia berbohong kepada orang Eropa dan lainnya," kata Sullivan.

Sebagai tanggapan, juru bicara kementerian luar negeri di Beijing, Zhao Lijian mengatakan, AS telah "menyebarkan disinformasi yang menargetkan China pada masalah Ukraina, dengan niat jahat".

Ditanya apakah dirinya dapat mengklarifikasi kabar China telah menerima permintaan bantuan militer dari Rusia, Zhao mengatakan ini adalah "berita palsu" tetapi tidak menyangkalnya secara langsung.

Rusia dan China sendiri belakangan oni mempererat kerja sama, karena keduanya berada di bawah tekanan kuat Barat atas kasus hak asasi manusia dan serangkaian masalah lainnya. Beijing tidak mengecam serangan tindakan Rusia serang Ukraina dan tidak menyebutnya sebagai invasi, tetapi mendesak solusi dari negosiasi.



Presiden Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping sebelumnya bertemu di Beijing pada 4 Februari dan mengumumkan kemitraan strategis yang mereka katakan bertujuan melawan pengaruh Amerika Serikat, serta menggambarkannya sebagai persahabatan tanpa batas.

China merupakan pasar ekspor utama Rusia setelah Uni Eropa. Ekspor Rusia ke China bernilai USD79,3 miliar (Rp 1,1 kuadriliun) pada 2021, dengan minyak dan gas menyumbang 56% dari itu, menurut badan bea cukai China.

Di sisi lain seperti dikutip dari BBC, seorang pejabat AS mengutarakan bahwa Rusia telah meminta China untuk memberikan bantuan militer setelah memulai invasi. Kementerian luar negeri China tidak menanggapi tuduhan itu secara langsung, tetapi menuduh AS dengan jahat menyebarkan disinformasi tentang China.

Pernyataan ini disampaikan sebelum para pejabat tinggi AS dan China bertemu di Roma. Media AS, mengutip pejabat Washington mengatakan, bahwa Rusia dalam beberapa hari terakhir telah meminta China secara khusus untuk memasok peralatan militer, termasuk drone.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1406 seconds (0.1#10.140)