Naik 3,3 Kali, BNI Tebar Dividen Rp2,72 Triliun
loading...
A
A
A
"Harapannya semua berjalan lancar, sehingga seluruh persetujuan dan persyaratan terkait dengan rencana pengambilalihan dapat selesai pada akhir April atau awal Mei 2022,”kata Novita.
Di samping itu, RUPS juga menyetujui untuk mengalihkan secara keseluruhan saham hasil pembelian kembali (buyback) tahun 2021, yang disimpan sebagai saham tresuri (treasury stock) sebanyak 24.682.600 lembar saham, dalam rangka program kepemilikan saham bagi karyawan dan manajemen.
Novita menambahkan, buyback dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepemilikan saham BBNI oleh karyawan dan manajemen, sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan serta mendorong pencapaian target kinerja. Buyback tersebut merupakan bagian dari kelanjutan program kepemilikan saham karyawan dan manajemen (management employee stock option plan) saat ini.
Selain itu, Novita menyampaikan bahwa Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2022 telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian yang cukup menantang, baik domestik maupun global. “Dengan kondisi tersebut, kami memproyeksikan pertumbuhan kredit di kisaran 7% hingga 10%, net interest margin 4,6% hingga 4,8%, serta cost of credit 2,0% sampai 2,3%,” tandas Novita.
Di samping itu, RUPS juga menyetujui untuk mengalihkan secara keseluruhan saham hasil pembelian kembali (buyback) tahun 2021, yang disimpan sebagai saham tresuri (treasury stock) sebanyak 24.682.600 lembar saham, dalam rangka program kepemilikan saham bagi karyawan dan manajemen.
Novita menambahkan, buyback dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepemilikan saham BBNI oleh karyawan dan manajemen, sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan serta mendorong pencapaian target kinerja. Buyback tersebut merupakan bagian dari kelanjutan program kepemilikan saham karyawan dan manajemen (management employee stock option plan) saat ini.
Baca Juga
Selain itu, Novita menyampaikan bahwa Rencana Bisnis Bank (RBB) Tahun 2022 telah disusun dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian yang cukup menantang, baik domestik maupun global. “Dengan kondisi tersebut, kami memproyeksikan pertumbuhan kredit di kisaran 7% hingga 10%, net interest margin 4,6% hingga 4,8%, serta cost of credit 2,0% sampai 2,3%,” tandas Novita.
(uka)