McDonald's, Restoran Cepat Saji Pertama Amerika Serikat di Tanah Soviet

Sabtu, 19 Maret 2022 - 12:00 WIB
loading...
McDonalds, Restoran...
McDonalds adalah restoran cepat saji Amerika pertama yang memasuki Uni Soviet. FOTO/AP via ABC News
A A A
JAKARTA - Warga Rusia berbondong-bondong menyerbu McDonald's sebelum restoran cepat saji itu menutup gerai sebagai aksi menentang invasi Moskow ke Ukraina. Banyak warga yang menyesalkan keputusan McDonald's meninggalkan negara itu.

McDonald's merupakan restoran cepat saji yang pertama kali masuk Uni Soviet pasca runtuhnya Tembok Berlin. Restoran cepat saji asal Amerika Serikat (AS) itu dianggap sebagai simbol keterbukaan.

Namun anggapan itu kini runtuh karena McDonald's meninggalkan Rusia. Vlad Vexler saat itu berusia sembilan tahun bercerita mengantre selama 2 jam memasuki restoran dekat Lapangan Pushkin Moskow pada Januari 1990 lalu dibayangkan sebagai pintu gerbang ke Utopia di Barat.



Vlad kini merasa sedih ketika McDonald's mengumumkan akan menutup sementara toko itu dan hampir 850 toko lainnya sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. McDonald's Rusia peada Senin (14/3) mengumumkan bahwa selain respons terhadap invasi penutupan sementara juga terkait kesulitan operasional, teknis dan logistik. Sebab itu, McDonald's menurutp sementara seluruh gerai mulai 14 Maret 2022.

"McDonald's adalah tanda optimisme yang pada akhirnya tidak terwujud," kata Vlad, seorang filsuf politik dan penulis yang sekarang tinggal di London seprti dilansir dari ABC News, Sabtu (19/3/2022). "Sekarang Rusia memasuki periode kontraksi, isolasi, dan pemiskinan. Anda melihat kembali celah-celah ini dan berpikir tentang apa yang mungkin terjadi," kata dia.

Anastasia Chubina mengunjungi McDonald's di Moskow minggu lalu karena anaknya ingin makan untuk terakhir kalinya di sana.Tapi dia acuh tak acuh tentang penutupannya, dan mengatakan orang Rusia akan menjadi lebih sehat jika mereka berhenti makan makanan cepat saji. "Saya pikir kita pernah hidup tanpanya sebelumnya dan hidup terus berjalan," katanya.

Pengusaha Yekaterina Kochergina mengatakan penutupan itu bisa menjadi peluang bagus bagi merek makanan cepat saji Rusia untuk memasuki pasar. "Ini menyedihkan, tapi bukan masalah besar. Kami akan bertahan tanpa McDonald's," katanya.

Melalui sebuah pernyataan, McDonald's belum bisa memprediksi kapan akan membuka kembali restorannya di Rusia. Tetapi perusahaan itu terus membayar 62.500 karyawannya di Rusia dan mengatakan bahwa mereka memperkirakan penutupan itu akan menelan biaya sekitar USD juta atau sekitar Rp720 miliar per bulan.

Di luar McDonald's di Moskow minggu lalu, mahasiswa Lev Shalpo juga mengeluhkan penutupan itu. "Itu salah karena itu satu-satunya tempat yang terjangkau bagi saya," katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1881 seconds (0.1#10.140)