Australia Larang Ekspor Alumina ke Rusia, Moskow Bakal Kelimpungan?
loading...
A
A
A
SYDNEY - Australia telah memberlakukan larangan langsung ekspor bijih alumina dan aluminium, termasuk bauksit ke Rusia , pihak pemerintah mengatakan kebijakan ini sebagai bagian dar i sanksi yang sedang berlangsung terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina.
"Rusia bergantung pada Australia untuk hampir 20 persen dari kebutuhan aluminanya," kata pemerintah Australia dalam sebuah pernyataan bersama dari beberapa kementerian.
Ia menambahkan, bahwa langkah itu akan membatasi kapasitas Rusia dalam memproduksi aluminium, yang merupakan ekspor penting bagi Rusia.
"Pemerintah akan bekerja sama dengan eksportir dan asosiasi yang akan terpengaruh oleh larangan ekspor untuk menemukan pasar baru dan memperluas pasar yang ada," kata pernyataan itu.
Raksasa pertambangan Anglo-Australia, Rio Tinto memiliki 80% saham di Queensland Alumina Ltd (QAL) yang merupakan usaha patungan dengan Rusal International PJSC Rusia, produsen aluminium terbesar kedua di dunia.
Pekan lalu, Australia menjatuhkan, sanksi pada dua pengusaha Rusia yang memiliki hubungan dengan industri pertambangannya, salah satunya adalah miliarder Oleg Deripaska yang memegang saham di QAL.
Australia sejauh ini telah memberlakukan total 476 sanksi terhadap 443 individu, termasuk pengusaha yang dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan 33 entitas. Termasuk sebagian besar sektor perbankan Rusia dan semua perusahaan yang bertanggung jawab atas utang negara, ucap pernyataan itu.
Pemerintah juga mengatakan, bakal menyumbangkan setidaknya 70.000 ton batu bara termal ke Ukraina untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Produsen batu bara Australia telah dibombardir dengan kewajiban untuk mengamankan pasokan selama kepada Ukraina selama beberapa minggu terakhir. Selain itu negara lain yang juga mendapatkan bantuan adalah Polandia, dimana mereka sangat bergantung pada pasokan Rusia.
"Pemerintah Australia telah bekerja dengan industri batu bara sebagai sumber pasokan," kata pernyataan itu.
Whitehaven Coal telah dengan cepat mengatur pengiriman, dan Pemerintah sekarang bekerja dengan perusahaan dan Pemerintah Ukraina dan Polandia untuk mengirimkan begitu pasokan tersedia. Pemerintah Aussie juga menjanjikan peralatan militer tambahan dan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina.
"Rusia bergantung pada Australia untuk hampir 20 persen dari kebutuhan aluminanya," kata pemerintah Australia dalam sebuah pernyataan bersama dari beberapa kementerian.
Ia menambahkan, bahwa langkah itu akan membatasi kapasitas Rusia dalam memproduksi aluminium, yang merupakan ekspor penting bagi Rusia.
"Pemerintah akan bekerja sama dengan eksportir dan asosiasi yang akan terpengaruh oleh larangan ekspor untuk menemukan pasar baru dan memperluas pasar yang ada," kata pernyataan itu.
Raksasa pertambangan Anglo-Australia, Rio Tinto memiliki 80% saham di Queensland Alumina Ltd (QAL) yang merupakan usaha patungan dengan Rusal International PJSC Rusia, produsen aluminium terbesar kedua di dunia.
Pekan lalu, Australia menjatuhkan, sanksi pada dua pengusaha Rusia yang memiliki hubungan dengan industri pertambangannya, salah satunya adalah miliarder Oleg Deripaska yang memegang saham di QAL.
Australia sejauh ini telah memberlakukan total 476 sanksi terhadap 443 individu, termasuk pengusaha yang dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan 33 entitas. Termasuk sebagian besar sektor perbankan Rusia dan semua perusahaan yang bertanggung jawab atas utang negara, ucap pernyataan itu.
Pemerintah juga mengatakan, bakal menyumbangkan setidaknya 70.000 ton batu bara termal ke Ukraina untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Produsen batu bara Australia telah dibombardir dengan kewajiban untuk mengamankan pasokan selama kepada Ukraina selama beberapa minggu terakhir. Selain itu negara lain yang juga mendapatkan bantuan adalah Polandia, dimana mereka sangat bergantung pada pasokan Rusia.
"Pemerintah Australia telah bekerja dengan industri batu bara sebagai sumber pasokan," kata pernyataan itu.
Whitehaven Coal telah dengan cepat mengatur pengiriman, dan Pemerintah sekarang bekerja dengan perusahaan dan Pemerintah Ukraina dan Polandia untuk mengirimkan begitu pasokan tersedia. Pemerintah Aussie juga menjanjikan peralatan militer tambahan dan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina.
(akr)