Gara-gara Aksi Putin, Warga Rusia Kena Getahnya juga: Harga Pangan Meroket

Jum'at, 25 Maret 2022 - 07:40 WIB
loading...
Gara-gara Aksi Putin, Warga Rusia Kena Getahnya juga: Harga Pangan Meroket
Invasi Rusia ke Ukraina membuat sejumlah harga pangan di Rusia melonjak. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Invasi Rusia ke Ukraina tak hanya membuat menderita warga Ukraina, tetapi juga bikin susah hidup warga Negeri Beruang Merah. Gara-gara aksi Putin itu, biaya hidup di Rusia melonjak gila-gilaan.



Angka resmi menunjukkan harga beberapa bahan pokok rumah tangga, seperti gula telah melonjak 14% selama seminggu terakhir. Harga-harga akan terus meningkat di Rusia lantaran rubel, mata uang negara itu, anjlok tajam sejak invasi ke Ukraina dimulai. Rubel telah turun sekitar 22% tahun ini, sehingga mendorong naiknya biaya impor barang.

Rabu kemarin (23/3/2022), dilansir dari BBC, Kementerian Ekonomi Rusia mengatakan inflasi tahunan telah melonjak 14,5% dalam pekan yang berakhir pada 18 Maret. Itu adalah kenaikan tertinggi sejak akhir 2015.

Biro Statistik Federal Rusia (The Federal State Statistics Service) mengatakan biaya produksi gula naik sebanyak 37,1% di wilayah tertentu, dan di sejumlah wilayah lainnya meningkat rata-rata 14%.



Menurut Biro Statistik Federal menyatakan, gula, yang biasa digunakan untuk mengawetkan makanan dan membuat minuman keras, adalah bahan pangan yang memperoleh keuntungan terbesar dalam seminggu ini.

Sementara itu, harga bawang adalah bahan pangan yang mengalami kenaikan terbesar kedua selama seminggu. Harga bawang naik 13,7% secara nasional dan 40,4% di beberapa daerah. Sementara itu, harga popok lebih mahal 4,4%, harga teh hitam naik 4%, dan kertas toilet naik 3%.

Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management, perusahaan manajemen kekayaan yang berbasis di Sion, Swiss, mengatakan kenaikan harga sejumlah bahan pangan disebabkan karena rubel yang melemah. Tak pelak, barang-barang impor pun meroket tinggi.



"Penyebab terbesar adalah inflasi impor. Apa pun yang diimpor Rusia secara eksponensial (lebih mahal) karena rubel yang lebih lemah," kata Innes kepada BBC, dikutip Kamis (24/3/2022).
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1711 seconds (0.1#10.140)