Masih Langka, Antrean Solar di SPBU Bisa Berhari-hari

Rabu, 30 Maret 2022 - 11:03 WIB
loading...
Masih Langka, Antrean Solar di SPBU Bisa Berhari-hari
Antrean solar masih terjadi di beberapa daerah. Foto/Dok
A A A
BENGKULU - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar masih terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Provinsi Bengkulu. Di SPBU Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, misalnya.



Di SPBU ini sopir truk harus mengantre berhari-hari untuk mendapatkan solar. Tak pelak antrean panjang di SPBU tak terelakkan di daerah ini.

Kondisi ini dirasakan salah satu sopir truk pengangkut batu bara. Bambang, namanya. Bambang mengaku, jika sudah mengantre selama tiga hari di SPBU Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Di SPBU itu, kata Bambang, melayani pembelian solar pada siang hari. Lain halnya dengan SPBU di Kota Bengkulu, yang hanya melayani atau buka pada malam hari, khusus untuk pembelian solar.

"Kami mengantre sudah tiga hari ternyata minyak masuk sore, di Kota Bengkulu BBM jenis solar, susah untuk didapatkan," kata Bambang, Rabu (30/3/2022).

Tak hanya, Bambang. Kondisi ini juga dirasakan sopir truk lainnya, Erri. Dia mengaku, kesulitan mendapatkan solar sejak sebulan terakhir. Meskipun solar masuk pada siang atau sore hari, Erri tetap harus mengantre dari pagi hari di SPBU.

"Sekarang solar langka. Saya sudah empat hari mengantre di sini (SPBU Pondok Kelapa). Saya minta tolong kepada Bapak Jokowi, kami sopir ini susah kalau begini. Tolong lancarkan BBM ini," harap Erri.



Ditemui terpisah, pihak SPBU Kecamatan Pondok Kelapa, Suparman, mengakui jika antrean terjadi akibat pasokan yang terlambat datang. Dalam sehari, kata Suparman, dipasok 16 ton dari Pertamina.

Beberapa hari lalu sempat pasokan berkurang menjadi 8 ton. Hal ini membuat antrean panjang di SPBU. Namun, saat ini pasokan yang diterima SPBU Pondok Kelapa, kembali menjadi 16 ton sehari.

Di SPBU Pondok Kelapa, lanjut Suparman, biasa melayani truk-truk yang melintas di jalan lintas barat (Jalinbar) Kabupaten Bengkulu Tengah-Sumatera Barat, mulai dari truk ekpsedisi, truk pengangkut batu bara, dan truk kelapa sawit.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Provinsi Bengkulu Mulyani mengakui, memang sebelumnya pasokan dikurangi, karena kondisi keuangan negara. Mulyani mengatakan, Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Bengkulu telah mengirimkan surat usulan penambahan kuota solar ke BPH Migas dari kuota ± 111.000 kiloliter menjadi ± 143.000 Kiloliter pada tahun 2022.

Pemerintah Provinsi Bengkulu akan tetap berkoordinasi ke BPH Migas terhadap realisasi usulan penambahan kuota solar bersubsidi untuk Provinsi Bengkulu tahun 2022.

"Kita mohon kuota untuk Bengkulu ditambah dari yang ada sekarang 111 ton menjadi 143 ton untuk satu tahun. Surat dari Pak Gubernur sudah mereka terima," kata Mulyani.



Menariknya, kelangkaan ini juga disebabkan oleh truk-truk pengangkut sawit dan batu bara. Padahal kedua sektor itu tak diperbolehkan membeli solar subsidi. Jika mereka tak ikut menikmati subsidi, antrean bisa berkurang.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5416 seconds (0.1#10.140)