Aktivitas Ekspor-Impor Sulsel Meningkat Pada Februari 2022
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Nilai ekspor Sulawesi Selatan pada Februari 2022 tercatat mencapai US$130,6 juta atau sekitar Rp1,87 triliun. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 1,19 persen bila dibandingkan nilai ekspor bulan Januari 2022 yang mencapai US$129,06 juta atau Rp1,85 triliun.
Selain itu, capaian bulan Februari ini juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 20,06 persen jika dibandingkan kondisi bulan yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya berkisar US$108,78 juta atau Rp1,56 triliun.
Gubernur Sulawesi Selatan , Andi Sudirman Sulaiman menuturkan, pihaknya terus menggalakkan peningkatan ekspor dengan menghadirkan beberapa fasilitas, seperti layanan ekspor direct flight Makassar dengan tujuan Hongkong dan Singapura, serta layanan ekspor direct call dengan jalur laut Makassar tujuan Shanghai, lanjut ke Busan, dan Tokyo.
“Peningkatan ekspor ini pun sebagai bentuk upaya pemulihan perekonomian. Yang tentunya berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat,” katanya.
Kepala BPS Sulsel, Suntono menyatakan, ada lima komoditas utama yang diekspor Sulsel pada bulan Februari 2022 yaitu nikel, besi dan baja, biji-bijian berminyak, garam, belerang dan kapur, serta ikan dan udang.
Dari komoditas tersebut, kata dia, nikel merupakan komoditas dengan ekspor terbesar mencapai 60,94 persen dengan nilai US$79,59 setara Rp1,14 triliun. Disusul kelompok komoditas besi dan baja 20,91 persen dengan nilai US$27,3 juta atau setara Rp392 miliar dan komoditas biji-bijian berminyak mencapai 10,11 persen dengan nilai US$13,2 juta atau Rp189 miliar.
"Untuk komoditas garam, belerang dan kapur, ekspornya sebesar 3,09 persen dengan nilai US$4,04 juta atau setara Rp58 miliar, dan komoditas ikan dan udang sebesar 1,81 persen dengan nilai US$2,37 juta setara Rp34 miliar," beber Suntono.
Adapun lima besar negara negara tujuan ekspor Sulsel pada bulan Februari 2022 yaitu Jepang dengan nilai US$82,27 juta (62,99 persen), disusul Tiongkok dengan nilai US$42,68 juta (32,68 persen), Taiwan dengan nilai US$1,5 juta (1,15 persen), Australia dengan nilai US$1,26 juta (0,964 persen) dan Timor Leste dengan nilai US$ 1,25 juta (0,959 persen).
Jika dibandingkan dengan Januari 2022, lanjut Suntono, nilai ekspor ke Jepang naik sebesar 8,58 persen, dan ekspor ke Tiongkok naik sebesar 50,78 persen. Sementara nilai ekspor ke Taiwan turun sebesar 37,42 persen.
"Kalau dibandingkan dengan Februari 2021, nilai ekspor ke Jepang dan Tiongkok meningkat masing-masing sebesar 6 persen dan 147,61 persen. Sementara ekspor ke Taiwan dan Australia menurun sebesar 44,17 dan 37,97 persen," jelasnya.
Ekspor Sulsel ini dijalankan dari sejumlah pelabuhan. Sebut saja Pelabuhan Malili dengan nilai sebesar US$79,59 juta (60,94 persen), disusul pelabuhan Makassar dengan nilai sebesar US$ 46,57 juta (35,66 persen), dan Pelabuhan Biringkassi dengan nilai US$ 4,01 juta (3,07 persen).
Di sisi lain, kata Suntono, nilai impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Sulsel pada bulan Februari 2022 tercatat mencapai US$ 66,76 Juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 21,72 persen bila dibandingkan nilai impor bulan Januari 2022 yang mencapai US$54,85 juta.
"Hanya saja, capaian pada Februari 2022 tercatat mengalami penurunan sebesar 23,64 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$87,42 juta," katanya.
Dia membeberkan, lima kelompok komoditas utama yang diimpor pada bulan Februari 2022 yaitu Gula dan Kembang Gula, gandum-ganduman, mesin-mesin pesawat mekanik, olahan makanan hewan dan mesin/peralatan listrik.
Komoditas impor dengan nilai terbesar adalah gula dan kembang gula dengan nilai US$25,65 juta (38,43 persen), gandum-ganduman dengan nilai US$13,34 juta (19,98 persen), dan mesin-mesin/pesawat mekanik dengan nilai sebesar US$5,85 juta (8,77 persen).
Kemudian disusul olahan makanan hewan dengan nilai sebesar US$4,67 juta (7,00 persen) dan mesin/peralatan listrik dengan nilai sebesar US$ 2,69 juta (4,02 %).
"Sebagian besar impor pada bulan Februari 2022 didatangkan dari Thailand, Australia, Tiongkok, Rusia dan Argentina dan untuk pelabuhan yang menjadi tempat bongkar barang impor paling banyak adalah Pelabuhan Makassar dengan nilai US$65,84 juta atau 98,62 persen," pungkasnya.
Selain itu, capaian bulan Februari ini juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 20,06 persen jika dibandingkan kondisi bulan yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya berkisar US$108,78 juta atau Rp1,56 triliun.
Gubernur Sulawesi Selatan , Andi Sudirman Sulaiman menuturkan, pihaknya terus menggalakkan peningkatan ekspor dengan menghadirkan beberapa fasilitas, seperti layanan ekspor direct flight Makassar dengan tujuan Hongkong dan Singapura, serta layanan ekspor direct call dengan jalur laut Makassar tujuan Shanghai, lanjut ke Busan, dan Tokyo.
“Peningkatan ekspor ini pun sebagai bentuk upaya pemulihan perekonomian. Yang tentunya berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat,” katanya.
Kepala BPS Sulsel, Suntono menyatakan, ada lima komoditas utama yang diekspor Sulsel pada bulan Februari 2022 yaitu nikel, besi dan baja, biji-bijian berminyak, garam, belerang dan kapur, serta ikan dan udang.
Dari komoditas tersebut, kata dia, nikel merupakan komoditas dengan ekspor terbesar mencapai 60,94 persen dengan nilai US$79,59 setara Rp1,14 triliun. Disusul kelompok komoditas besi dan baja 20,91 persen dengan nilai US$27,3 juta atau setara Rp392 miliar dan komoditas biji-bijian berminyak mencapai 10,11 persen dengan nilai US$13,2 juta atau Rp189 miliar.
"Untuk komoditas garam, belerang dan kapur, ekspornya sebesar 3,09 persen dengan nilai US$4,04 juta atau setara Rp58 miliar, dan komoditas ikan dan udang sebesar 1,81 persen dengan nilai US$2,37 juta setara Rp34 miliar," beber Suntono.
Adapun lima besar negara negara tujuan ekspor Sulsel pada bulan Februari 2022 yaitu Jepang dengan nilai US$82,27 juta (62,99 persen), disusul Tiongkok dengan nilai US$42,68 juta (32,68 persen), Taiwan dengan nilai US$1,5 juta (1,15 persen), Australia dengan nilai US$1,26 juta (0,964 persen) dan Timor Leste dengan nilai US$ 1,25 juta (0,959 persen).
Jika dibandingkan dengan Januari 2022, lanjut Suntono, nilai ekspor ke Jepang naik sebesar 8,58 persen, dan ekspor ke Tiongkok naik sebesar 50,78 persen. Sementara nilai ekspor ke Taiwan turun sebesar 37,42 persen.
"Kalau dibandingkan dengan Februari 2021, nilai ekspor ke Jepang dan Tiongkok meningkat masing-masing sebesar 6 persen dan 147,61 persen. Sementara ekspor ke Taiwan dan Australia menurun sebesar 44,17 dan 37,97 persen," jelasnya.
Ekspor Sulsel ini dijalankan dari sejumlah pelabuhan. Sebut saja Pelabuhan Malili dengan nilai sebesar US$79,59 juta (60,94 persen), disusul pelabuhan Makassar dengan nilai sebesar US$ 46,57 juta (35,66 persen), dan Pelabuhan Biringkassi dengan nilai US$ 4,01 juta (3,07 persen).
Di sisi lain, kata Suntono, nilai impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Sulsel pada bulan Februari 2022 tercatat mencapai US$ 66,76 Juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 21,72 persen bila dibandingkan nilai impor bulan Januari 2022 yang mencapai US$54,85 juta.
"Hanya saja, capaian pada Februari 2022 tercatat mengalami penurunan sebesar 23,64 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$87,42 juta," katanya.
Dia membeberkan, lima kelompok komoditas utama yang diimpor pada bulan Februari 2022 yaitu Gula dan Kembang Gula, gandum-ganduman, mesin-mesin pesawat mekanik, olahan makanan hewan dan mesin/peralatan listrik.
Komoditas impor dengan nilai terbesar adalah gula dan kembang gula dengan nilai US$25,65 juta (38,43 persen), gandum-ganduman dengan nilai US$13,34 juta (19,98 persen), dan mesin-mesin/pesawat mekanik dengan nilai sebesar US$5,85 juta (8,77 persen).
Kemudian disusul olahan makanan hewan dengan nilai sebesar US$4,67 juta (7,00 persen) dan mesin/peralatan listrik dengan nilai sebesar US$ 2,69 juta (4,02 %).
"Sebagian besar impor pada bulan Februari 2022 didatangkan dari Thailand, Australia, Tiongkok, Rusia dan Argentina dan untuk pelabuhan yang menjadi tempat bongkar barang impor paling banyak adalah Pelabuhan Makassar dengan nilai US$65,84 juta atau 98,62 persen," pungkasnya.
(agn)