Menteri Keuangan: Konflik Ukraina Bikin Jerman Lebih Miskin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengakui bahwa negara itu harus membayar mahal atas dukungannya pada Ukraina melawan kampanye militer Rusia di negara tersebut.
"Perang Ukraina membuat kita semua lebih miskin. Misalnya, kita harus membayar lebih untuk impor energi," kata Lindner saat berbicara kepada surat kabar tabloid Bild, seperti dilansir RT.com, Senin (4/4/2022).
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu, menteri Jerman itu lebih lanjut mengakui bahwa pemerintah tidak dapat mengimbangi berkurangnya kesejahteraan masyararakat negara itu akibat konflik Ukraina. Namun, dia menambahkan, pemerintah Jerman tengah bekerja untuk menahan guncangan yang lebih besar.
Lindner mengakui, keadaan ekonomi nasional saat ini menimbulkan kekhawatiran serius, mengutip lesunya pertumbuhan ekonomi dan naiknya harga barang-barang. Namun, Lindner meyakinkan media bahwa pemerintah melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menghindari ancaman stagflasi.
Lindner menjelaskan, di antara langkah-langkah yang diambil Berlin adalah bantuan untuk kelas menengah, dukungan untuk lapisan masyarakat yang rentan secara ekonomi dan bisnis yang berisiko. Tapi, dia juga menerangkan bahwa karena sumber daya keuangan negara yang terbatas, semua program ini dimaksudkan hanya untuk sementara.
"Dalam jangka panjang, Jerman harus meletakkan fondasi kemakmuran baru," Lindner memperingatkan. Dia juga, menambahkan bahwa penekanan khusus harus ditempatkan pada aspek sosial dan ekologi.
Ketika ditanya mengapa Jerman masih mendanai Kremlin dengan mengimpor gas dan minyak Rusia, Lindner menagatakan bahwa mengakhiri pasokan hidrokarbon Rusia akan memiliki efek dramatis pada negara tersebut. Lindner menegaskan bahwa dampak potensial akan melampaui persoalan uang, tapi mempengaruhi ketersediaan fisik energi untuk Jerman.
Kendati mendukung sanksi atas Rusia, dia menekankan pada saat yang sama tindakan hukuman seharusnya "tidak membahayakan stabilitas Jerman." Lindner juga berjanji bahwa tidak ada orang Jerman yang akan membeku pada musim dingin mendatang. Menurut dia, Berlin telah membangun cadangan energi dan memanfaatkan sumber pasokan alternatif.
Politisi itu mengindikasikan bahwa Jerman dapat mempertimbangkan untuk menggunakan cadangan minyak dan gas di Laut Utara, yang ekstraksinya sejauh ini dianggap terlalu mahal.
Terlepas dari kesengsaraan ekonomi dan pengeluaran besar-besaran yang direncanakan dalam anggaran Jerman, Lindner memastikan tidak akan ada kenaikan pajak di negara itu tahun ini. Menurut dia, beberapa pajak bahkan akan dipotong, agar tidak merusak pemulihan ekonomi Jerman.
Jerman – salah satu kekuatan industri Eropa – adalah importir utama gas alam Rusia, dengan 34% bahan bakar yang dikonsumsi di negara itu tahun lalu berasal dari Rusia. Berlin juga membeli sejumlah besar minyak Rusia.
Setelah 24 Februari, ketika Rusia melancarkan serangannya terhadap Ukraina, harga energi meroket mencapai tingkat tertinggi sejak 2008. Meskipun situasinya kini sudah agak stabil, harga energi masih tinggi, yang berarti ongkos operasional di Eropa menggelembung. baik untuk rumah tangga dan bisnis.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit pada hari Kamis yang mewajibkan negara-negara yang telah memberi sanksi untuk membayar gas Rusia dalam rubel mulai 1 April. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa kegagalan untuk membayar dengan cara ini berarti berakhirnya pasokan gas.
Jerman, sejauh ini menolak untuk memenuhi tuntutan Rusia dan menggambarkan keputusan itu sebagai pemerasan yang bertentangan dengan ketentuan kontrak gas yang ada.
"Perang Ukraina membuat kita semua lebih miskin. Misalnya, kita harus membayar lebih untuk impor energi," kata Lindner saat berbicara kepada surat kabar tabloid Bild, seperti dilansir RT.com, Senin (4/4/2022).
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu, menteri Jerman itu lebih lanjut mengakui bahwa pemerintah tidak dapat mengimbangi berkurangnya kesejahteraan masyararakat negara itu akibat konflik Ukraina. Namun, dia menambahkan, pemerintah Jerman tengah bekerja untuk menahan guncangan yang lebih besar.
Lindner mengakui, keadaan ekonomi nasional saat ini menimbulkan kekhawatiran serius, mengutip lesunya pertumbuhan ekonomi dan naiknya harga barang-barang. Namun, Lindner meyakinkan media bahwa pemerintah melakukan semua yang bisa dilakukan untuk menghindari ancaman stagflasi.
Lindner menjelaskan, di antara langkah-langkah yang diambil Berlin adalah bantuan untuk kelas menengah, dukungan untuk lapisan masyarakat yang rentan secara ekonomi dan bisnis yang berisiko. Tapi, dia juga menerangkan bahwa karena sumber daya keuangan negara yang terbatas, semua program ini dimaksudkan hanya untuk sementara.
"Dalam jangka panjang, Jerman harus meletakkan fondasi kemakmuran baru," Lindner memperingatkan. Dia juga, menambahkan bahwa penekanan khusus harus ditempatkan pada aspek sosial dan ekologi.
Ketika ditanya mengapa Jerman masih mendanai Kremlin dengan mengimpor gas dan minyak Rusia, Lindner menagatakan bahwa mengakhiri pasokan hidrokarbon Rusia akan memiliki efek dramatis pada negara tersebut. Lindner menegaskan bahwa dampak potensial akan melampaui persoalan uang, tapi mempengaruhi ketersediaan fisik energi untuk Jerman.
Kendati mendukung sanksi atas Rusia, dia menekankan pada saat yang sama tindakan hukuman seharusnya "tidak membahayakan stabilitas Jerman." Lindner juga berjanji bahwa tidak ada orang Jerman yang akan membeku pada musim dingin mendatang. Menurut dia, Berlin telah membangun cadangan energi dan memanfaatkan sumber pasokan alternatif.
Politisi itu mengindikasikan bahwa Jerman dapat mempertimbangkan untuk menggunakan cadangan minyak dan gas di Laut Utara, yang ekstraksinya sejauh ini dianggap terlalu mahal.
Terlepas dari kesengsaraan ekonomi dan pengeluaran besar-besaran yang direncanakan dalam anggaran Jerman, Lindner memastikan tidak akan ada kenaikan pajak di negara itu tahun ini. Menurut dia, beberapa pajak bahkan akan dipotong, agar tidak merusak pemulihan ekonomi Jerman.
Jerman – salah satu kekuatan industri Eropa – adalah importir utama gas alam Rusia, dengan 34% bahan bakar yang dikonsumsi di negara itu tahun lalu berasal dari Rusia. Berlin juga membeli sejumlah besar minyak Rusia.
Setelah 24 Februari, ketika Rusia melancarkan serangannya terhadap Ukraina, harga energi meroket mencapai tingkat tertinggi sejak 2008. Meskipun situasinya kini sudah agak stabil, harga energi masih tinggi, yang berarti ongkos operasional di Eropa menggelembung. baik untuk rumah tangga dan bisnis.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit pada hari Kamis yang mewajibkan negara-negara yang telah memberi sanksi untuk membayar gas Rusia dalam rubel mulai 1 April. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa kegagalan untuk membayar dengan cara ini berarti berakhirnya pasokan gas.
Jerman, sejauh ini menolak untuk memenuhi tuntutan Rusia dan menggambarkan keputusan itu sebagai pemerasan yang bertentangan dengan ketentuan kontrak gas yang ada.
(fai)