Aprindo Sebut Sektor Ritel Butuh Waktu 3 Tahun untuk Healing
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ( Aprindo ) Fernando Repi mengatakan saat ini sektor ritel belum bisa dikatakan pulih, meskipun sudah dilakukan pelonggaran aktivitas masyarakat.
Menurutnya sektor ritel memerlukan waktu sekitar 2 sampai 3 tahun untuk baru bisa recovery pasca-pandemi covid 19. Itu pun memerlukan dukungan pemerintah berupa relaksasi kepada sektor ritel.
"Perjalanan menuju akhir tahun ini kita optimistis bisa kembali pulih perlahan, tentu dengan dukungan masyarakat dan pemerintah," ujar Fernando dalam Market Review IDXChanel, Selasa (5/4/2022).
Fernando menyebut dengan adanya kenaikan sejumlah tarif yang bersamaan dengan Lebaran dikhawatirkan justru dapat menggangu pertumbuhan dari sektor ritel. Kenaikan itu mulai dari tarif tol, tarif PPN, dan gas LPG.
Menurut Fernando semua kenaikan itu dapat menurunkan daya beli masyarakat. Padahal menurutnya saat ini momentum kebangkitan sektor ritel pasca-tertekan pandemi.
"Kita berharap di Q2 ini bisa lebih baik di tengah adanya pelonggaran PPKM. Hari besar keagamaan nasional ini bisa mendorong," kata Fernando.
Untuk mengejar target di tengah kenaikan berbagai tarif, Fernando menyebut, akan menjalin kerja sama dan menempuh berbagai upaya.
"Kita perdalam lagi kolaborasi dengan partner, kita mencari kembali strategi yang tepat bagiamana menjaga konsumsi masyarakat di tengah bulan Ramadhan dan Lebaran, agar tetap terjaga target yang ditetapkan," pungkasnya.
Menurutnya sektor ritel memerlukan waktu sekitar 2 sampai 3 tahun untuk baru bisa recovery pasca-pandemi covid 19. Itu pun memerlukan dukungan pemerintah berupa relaksasi kepada sektor ritel.
"Perjalanan menuju akhir tahun ini kita optimistis bisa kembali pulih perlahan, tentu dengan dukungan masyarakat dan pemerintah," ujar Fernando dalam Market Review IDXChanel, Selasa (5/4/2022).
Fernando menyebut dengan adanya kenaikan sejumlah tarif yang bersamaan dengan Lebaran dikhawatirkan justru dapat menggangu pertumbuhan dari sektor ritel. Kenaikan itu mulai dari tarif tol, tarif PPN, dan gas LPG.
Menurut Fernando semua kenaikan itu dapat menurunkan daya beli masyarakat. Padahal menurutnya saat ini momentum kebangkitan sektor ritel pasca-tertekan pandemi.
"Kita berharap di Q2 ini bisa lebih baik di tengah adanya pelonggaran PPKM. Hari besar keagamaan nasional ini bisa mendorong," kata Fernando.
Untuk mengejar target di tengah kenaikan berbagai tarif, Fernando menyebut, akan menjalin kerja sama dan menempuh berbagai upaya.
"Kita perdalam lagi kolaborasi dengan partner, kita mencari kembali strategi yang tepat bagiamana menjaga konsumsi masyarakat di tengah bulan Ramadhan dan Lebaran, agar tetap terjaga target yang ditetapkan," pungkasnya.
(uka)