Langkah Strategis LinkAja Perkuat Layanan Guna Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Selasa, 05 April 2022 - 20:23 WIB
loading...
A A A
Lebih jauh lagi, Ia juga menjelaskan dengan menjadi penghubung antara merchant dan pelanggan, LinkAja tidak hanya memfasilitasi aktivitas transaksinya saja, tetapi juga memungkinkan principal untuk bisa mengetahui lebih jauh tentang para merchantnya, misalnya KYC dan kemampuan finansialnya. Hal ini akan memungkinkan LinkAja memperluas fasilitas layanannya berupa pembiayaan.

Layanan pembiayaan yang direncanakan oleh LinkAja akan diwujudkan terlebih dahulu di dalam ekosistem rantai pasok bisnis yang dijalankan oleh bisnis BUMN, terutama di level UMKM. Ekosistem ini memiliki risiko yang lebih rendah karena ada visibilitas dari data transaksi pembayaran dan hubungan yang kuat dengan BUMN sebagai principal.

Skema tersebut sejalan dengan strategi bisnis, dan fokus LinkAja untuk terus mewujudkan visi mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia melalui pelayanan finansial berbasis teknologi digital. Dengan visi besar tersebut dan fokus LinkAja dalam membenahi fundamental bisnis, akan membuat path to profitability menjadi lebih jelas dan memiliki dampak yang lebih besar.

Mengenai perkembangan pembayaran elektronik semenjak diregulasi oleh Bank Indonesia lebih dari satu dekade lalu, Eddi Danusaputro memberikan pandangannya sebagai pelaku jasa sektor keuangan.

“Kecepatan pengadopsian jenis transaksi elektronik di tengah masyarakat Indonesia yang tinggal di kota-kota tier 1 tidak sama cepatnya dengan penduduk di wilayah lainnya. Teknologi serta infrastrukturnya sangat berpengaruh, misalnya dalam hal kepemilikan dan penggunaan ponsel pintar," terang Chief of Executive Officer Mandiri Capital Indonesia itu.

Lebih lanjut lagi ia menambahkan, dalam perspektif investor, besaran keuntungan yang didapatkan dari layanan pembayaran sangatlah kecil atau bahkan hampir nihil, namun menyadari bahwa layanan ini adalah kebutuhan sehari-hari, maka menjadi langkah yang tepat untuk menumbuhkan basis pelanggan.

Terkait tren berinvestasi, Pandu Sjahrir, yang juga merupakan Board of Member Indonesia Stock Exchange menyampaikan adanya tren peningkatan berinvestasi. Dalam kurun waktu 18 bulan terakhir, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan adanya kenaikan signifikan terhadap jumlah investor retail, terutama segmen muda.

Segmen ini juga lebih memiliki wawasan terhadap apa yang diinvestasikan, termasuk saham. Yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah lebih banyak lagi perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa, yang memiliki kinerja yang berkualitas dan profitabilitas yang baik.

Selanjutnya juga dibahas mengenai akses ke layanan keuangan digital yang lebih luas turut diwujudkan melalui penggunaan QRIS yang difasilitasi oleh Bank Indonesia. Tujuannya agar semakin meningkatkan efisiensi transaksi secara digital sejak 2019. Hingga saat ini jumlah penggunanya sudah mengalami peningkatan hingga lebih dari 10 juta dan akses transaksi QRIS ini juga turut difasilitasi oleh LinkAja.

Aldi Haryopratomo berpendapat bahwa kemudahan akses dan penggunaannya memungkinkan lapisan masyarakat yang ada di taraf berpenghasilan rendah kini juga bisa ikut menggunakan QRIS. “Kehadiran QRIS mampu menjembatani penyedia layanan keuangan, baik itu pemodal, asuransi, manajemen aset dengan UMKM,” jelas Aldi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.5061 seconds (0.1#10.140)