PLTS Raksasa Dibangun di Kepri, Ini Dampak Positifnya bagi Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 3,5 GW dan penyimpanan baterai 12 MWh akan dibangun di Kepulauan Riau (Kepri). Proyek dengan nilai investasi Rp71,8 triliun tersebut menjadi proyek PLTS terbesar di satu lokasi (single solar complex) di dunia.
Managing Director dan CEO Quantum Power Asia Simon G Bell mengatakan, selain mendorong energi bersih di Indonesia, pembangunan ini juga memiliki deretan dampak positif terutama untuk masyarakat Kepulauan Riau.
"Yang membedakan dari kami adalah keterlibatan masyarakat. Kami berkomunikasi dan mencari tahu, apa kebutuhan masyarakat, apa saja kesulitan mereka apakah finansial, lingkungan, akses, jadi kami tidak memberi uang begitu saja atau membangun sesuatu yang mungkin tidak digunakan," ujar Bell dalam talkshow di KBRI Singapura, Selasa (19/4/2022).
Selain itu, lanjut dia, terdapat 30.000 pekerjaan baru yang tercipta pada tahap konstruksi dan 1.000 tenaga teknis yang akan bekerja selama 30 beroperasinya PLTS ini nanti. Dalam pembangunan proyek ini juga terdapat peluang bisnis bagi industri kabel, baja dan semen dengan skala pembelian hingga USD 400 juta.
Kemudian, PLTS ini juga nantinya akan menambah penerimaan negara dari pajak selama 30 tahun tahap operasi, berupa pajak impor hingga USD100 juta, PPN dan pajak penghasilan hingga USD12 juta. Selanjutnya, juga terdapat potensi penyerapan 100% produksi manufaktur PLTS di Indonesia karena kebutuhan PLTS untuk proyek ini diproyeksi sebesar 1.500 MW per tahun, lebih besar dari kapasitas produksi nasional.
"Dan kami juga sudah memiliki surat dukungan dari 9 desa di sekitar lokasi proyek. Mereka menyambut baik rencana ini karena berdampak positif untuk mereka dan generasi yang akan datang," ujar Bell.
Adapun, megaproyek ini akan dibangun oleh Quantum Power Asian Pte Ltd (Quantum) dan ib vogt Pte Ltd (IBV). Penandatanganan kerja sama telah dilakukan di KBRI Singapura, Selasa (19/4/2022) bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan disaksikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo.
Managing Director dan CEO Quantum Power Asia Simon G Bell mengatakan, selain mendorong energi bersih di Indonesia, pembangunan ini juga memiliki deretan dampak positif terutama untuk masyarakat Kepulauan Riau.
"Yang membedakan dari kami adalah keterlibatan masyarakat. Kami berkomunikasi dan mencari tahu, apa kebutuhan masyarakat, apa saja kesulitan mereka apakah finansial, lingkungan, akses, jadi kami tidak memberi uang begitu saja atau membangun sesuatu yang mungkin tidak digunakan," ujar Bell dalam talkshow di KBRI Singapura, Selasa (19/4/2022).
Selain itu, lanjut dia, terdapat 30.000 pekerjaan baru yang tercipta pada tahap konstruksi dan 1.000 tenaga teknis yang akan bekerja selama 30 beroperasinya PLTS ini nanti. Dalam pembangunan proyek ini juga terdapat peluang bisnis bagi industri kabel, baja dan semen dengan skala pembelian hingga USD 400 juta.
Kemudian, PLTS ini juga nantinya akan menambah penerimaan negara dari pajak selama 30 tahun tahap operasi, berupa pajak impor hingga USD100 juta, PPN dan pajak penghasilan hingga USD12 juta. Selanjutnya, juga terdapat potensi penyerapan 100% produksi manufaktur PLTS di Indonesia karena kebutuhan PLTS untuk proyek ini diproyeksi sebesar 1.500 MW per tahun, lebih besar dari kapasitas produksi nasional.
"Dan kami juga sudah memiliki surat dukungan dari 9 desa di sekitar lokasi proyek. Mereka menyambut baik rencana ini karena berdampak positif untuk mereka dan generasi yang akan datang," ujar Bell.
Adapun, megaproyek ini akan dibangun oleh Quantum Power Asian Pte Ltd (Quantum) dan ib vogt Pte Ltd (IBV). Penandatanganan kerja sama telah dilakukan di KBRI Singapura, Selasa (19/4/2022) bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan disaksikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo.
(fai)