IATA Mencatatkan Laba Bersih USD9,4 Juta di Kuartal Pertama 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) akhirnya mencatatkan laba bersih setelah bertahun-tahun merugi. Peningkatan kinerja tersebut merupakan hasil dari langkah strategis Perseroan mengakuisisi PT Bhakti Coal Resources (BCR), perusahaan pemilik 9 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Tahun 2021 adalah tahun yang berbeda. Kita melihat perubahan drastis yang dilakukan negara dan orang- orang bersedia untuk beradaptasi dengan apa yang sekarang dikenal sebagai new normal. Sentimen yang sama dirasakan oleh managemen dan para pemegang saham dimana kami mengambil lompatan untuk mengubah Perseroan menjadi perusahaan energi," ujar Executive Chairman of MNC Group, Hary Tanoesoedibjo.
"Hal ini merupakan keputusan yang tepat dan kami dengan bangga mengumumkan bahwa harga yang dibayarkan memperoleh hasil. Sekarang, IATA berkembang pesat. Baru-baru ini, Perseroan memperluas portofolio energi masuk ke sektor minyak dan gas. Kami berharap dapat menjajaki peluang investasi lain di sektor energi, seperti sumber daya terbarukan, dan Perseroan akan siap membantu bangsa dalam membangun masa depan yang lebih hijau ketika saatnya tiba," lanjutnya.
Pada kuartal pertama 2022, IATA mencatatkan, pendapatan sebesar USD40,4 juta, naik 2.543% dibandingkan USD1,5 juta pada kuartal yang sama tahun lalu. Seiring dengan kenaikan pendapatan, EBITDA Perseroan juga mengalami peningkatan tajam dari negatif EBITDA USD0,3 juta menjadi positif EBITDA USD23,5 juta.
Untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun, Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar USD9,4 juta pada Q1 -2022. Bahkan kinerja keuangan pada Q1-2022 Perseroan masih lebih unggul dibandingkan dengan kinerja keuangan FY-2021, untuk diketahui BCR baru tercatat dalam laporan keuangan IATA mulai 1 Desember 2021.
Untuk tahun buku 2021, Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar USD17,2 juta, EBITDA sebesar USD4,6 juta, dan rugi bersih sebesar USD0,5 juta.
Kinerja Operasional PT Bhakti Coal Resources
BCR mencatatkan, peningkatan produksi pada kuartal I 2022 dibandingkan kuartal I tahun lalu. Pada Q1-2022, BCR mencapai total produksi 852.322 MT, naik 95,4% QoQ dibandingkan dengan 436.251 MT pada kuartal yang sama tahun lalu.
“Tahun 2021 adalah tahun yang berbeda. Kita melihat perubahan drastis yang dilakukan negara dan orang- orang bersedia untuk beradaptasi dengan apa yang sekarang dikenal sebagai new normal. Sentimen yang sama dirasakan oleh managemen dan para pemegang saham dimana kami mengambil lompatan untuk mengubah Perseroan menjadi perusahaan energi," ujar Executive Chairman of MNC Group, Hary Tanoesoedibjo.
"Hal ini merupakan keputusan yang tepat dan kami dengan bangga mengumumkan bahwa harga yang dibayarkan memperoleh hasil. Sekarang, IATA berkembang pesat. Baru-baru ini, Perseroan memperluas portofolio energi masuk ke sektor minyak dan gas. Kami berharap dapat menjajaki peluang investasi lain di sektor energi, seperti sumber daya terbarukan, dan Perseroan akan siap membantu bangsa dalam membangun masa depan yang lebih hijau ketika saatnya tiba," lanjutnya.
Pada kuartal pertama 2022, IATA mencatatkan, pendapatan sebesar USD40,4 juta, naik 2.543% dibandingkan USD1,5 juta pada kuartal yang sama tahun lalu. Seiring dengan kenaikan pendapatan, EBITDA Perseroan juga mengalami peningkatan tajam dari negatif EBITDA USD0,3 juta menjadi positif EBITDA USD23,5 juta.
Untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun, Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar USD9,4 juta pada Q1 -2022. Bahkan kinerja keuangan pada Q1-2022 Perseroan masih lebih unggul dibandingkan dengan kinerja keuangan FY-2021, untuk diketahui BCR baru tercatat dalam laporan keuangan IATA mulai 1 Desember 2021.
Untuk tahun buku 2021, Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar USD17,2 juta, EBITDA sebesar USD4,6 juta, dan rugi bersih sebesar USD0,5 juta.
Kinerja Operasional PT Bhakti Coal Resources
BCR mencatatkan, peningkatan produksi pada kuartal I 2022 dibandingkan kuartal I tahun lalu. Pada Q1-2022, BCR mencapai total produksi 852.322 MT, naik 95,4% QoQ dibandingkan dengan 436.251 MT pada kuartal yang sama tahun lalu.