Pesan Zelensky ke Para Menkeu Dunia: Ukraina Butuh Bantuan Rp99 Triliun/Bulan
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina memberikan pesan kepada para menteri keuangan dunia bahwa negaranya membutuhkan USD7 miliar atau setara dengan Rp99,9 triliun (Kurs Rp14.278 per USD) setiap bulan hingga musim panas agar negara itu tetap berjalan.
Volodymyr Zelensky juga mengatakan, "kita akan membutuhkan ratusan miliar dolar untuk membangun kembali semua ini nanti".
Baca Juga: Dana Moneter Internasional (IMF)invasi Rusia ke Ukraina mencapai USD60 miliar senilai dengan Rp856,7 triliun.
Zelensky juga menambahkan, sudah saatnya komunitas global agar segera mengeluarkan Rusia dari lembaga keuangan internasional, termasuk Bank Dunia, IMF, dan lainnya. "Semua negara harus segera bersiap untuk memutuskan semua hubungan dengan Rusia," sambungnya.
Sementara itu Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva mendapatkan pertanyaaan, apakah IMF akan dapat mengamankan dana segera yang dibutuhkan Ukraina? "Kami bisa mendapatkannya untuk bulan pertama dan kedua," terangnya.
"Kami percaya bahwa seiring waktu jumlah ini akan turun karena ekonomi Ukraina di bagian negara yang tidak berada di bawah pendudukan meningkat, dan karena pengiriman uang dari mereka yang sekarang bekerja di tempat lain mulai mengalir," paparnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan, Rusia harus membayar sebagian biaya pembangunan kembali Ukraina setelah perang.
Hal ini terjadi ketika beberapa negara telah meminta aset Rusia yang disita agar digunakan untuk mendanai rekonstruksi negara Ukraina.
Namun, Yellen mengungkapkan, bahwa menggunakan Cadangan bank sentral Rusia di AS untuk membangun kembali Ukraina akan menjadi "langkah signifikan" yang memerlukan diskusi dan kesepakatan dengan mitra internasional.
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal yang menghadiri konferensi secara langsung mengungkapkan, output ekonomi negara itu bisa turun sebanyak 50%, dimana kerugian langsung dan tidak langsung sejauh ini berjumlah USD560 miliar.
Angka itu lebih dari tiga kali ukuran produk domestik bruto (PDB) Ukraina, yang mencapai USD155,5 miliar pada tahun 2020, menurut Bank Dunia. "Jika kita tidak menghentikan perang ini bersama-sama, kerugian akan meningkat secara dramatis," kata Shmyhal.
Seraya ia juga menambahkan, bahwa Ukraina akan membutuhkan program rekonstruksi yang serupa dengan Rencana Marshall pasca-Perang Dunia Kedua yang membantu membangun kembali Eropa.
Sementara ituPresiden Bank Dunia, David Malpass mengatakan, kerusakan bangunan dan infrastruktur Ukraina dari invasi Rusia telah mencapai sekitar USD60 miliar dan memperingatkan bahwa angka itu akan meningkat lebih lanjut seiring perang berkepanjangan.
Di sisi lain AS memberlakukan sanksi lebih lanjut terhadap kapal-kapal Rusia, sementara Inggris menargetkan barang-barang mewah termasuk kaviar, perak dan berlian dengan larangan impor dan tarif yang lebih tinggi.
Tetapi pemerintahan Biden mendukung kehati-hatian Jerman terhadap Uni Eropa yang bertindak terlalu cepat dengan sanksi lebih lanjut terhadap energi Rusia, dengan mengatakan hal itu dapat merugikan Eropa daripada Rusia.
Volodymyr Zelensky juga mengatakan, "kita akan membutuhkan ratusan miliar dolar untuk membangun kembali semua ini nanti".
Baca Juga: Dana Moneter Internasional (IMF)invasi Rusia ke Ukraina mencapai USD60 miliar senilai dengan Rp856,7 triliun.
Zelensky juga menambahkan, sudah saatnya komunitas global agar segera mengeluarkan Rusia dari lembaga keuangan internasional, termasuk Bank Dunia, IMF, dan lainnya. "Semua negara harus segera bersiap untuk memutuskan semua hubungan dengan Rusia," sambungnya.
Sementara itu Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva mendapatkan pertanyaaan, apakah IMF akan dapat mengamankan dana segera yang dibutuhkan Ukraina? "Kami bisa mendapatkannya untuk bulan pertama dan kedua," terangnya.
"Kami percaya bahwa seiring waktu jumlah ini akan turun karena ekonomi Ukraina di bagian negara yang tidak berada di bawah pendudukan meningkat, dan karena pengiriman uang dari mereka yang sekarang bekerja di tempat lain mulai mengalir," paparnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan, Rusia harus membayar sebagian biaya pembangunan kembali Ukraina setelah perang.
Hal ini terjadi ketika beberapa negara telah meminta aset Rusia yang disita agar digunakan untuk mendanai rekonstruksi negara Ukraina.
Namun, Yellen mengungkapkan, bahwa menggunakan Cadangan bank sentral Rusia di AS untuk membangun kembali Ukraina akan menjadi "langkah signifikan" yang memerlukan diskusi dan kesepakatan dengan mitra internasional.
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal yang menghadiri konferensi secara langsung mengungkapkan, output ekonomi negara itu bisa turun sebanyak 50%, dimana kerugian langsung dan tidak langsung sejauh ini berjumlah USD560 miliar.
Angka itu lebih dari tiga kali ukuran produk domestik bruto (PDB) Ukraina, yang mencapai USD155,5 miliar pada tahun 2020, menurut Bank Dunia. "Jika kita tidak menghentikan perang ini bersama-sama, kerugian akan meningkat secara dramatis," kata Shmyhal.
Seraya ia juga menambahkan, bahwa Ukraina akan membutuhkan program rekonstruksi yang serupa dengan Rencana Marshall pasca-Perang Dunia Kedua yang membantu membangun kembali Eropa.
Sementara ituPresiden Bank Dunia, David Malpass mengatakan, kerusakan bangunan dan infrastruktur Ukraina dari invasi Rusia telah mencapai sekitar USD60 miliar dan memperingatkan bahwa angka itu akan meningkat lebih lanjut seiring perang berkepanjangan.
Di sisi lain AS memberlakukan sanksi lebih lanjut terhadap kapal-kapal Rusia, sementara Inggris menargetkan barang-barang mewah termasuk kaviar, perak dan berlian dengan larangan impor dan tarif yang lebih tinggi.
Tetapi pemerintahan Biden mendukung kehati-hatian Jerman terhadap Uni Eropa yang bertindak terlalu cepat dengan sanksi lebih lanjut terhadap energi Rusia, dengan mengatakan hal itu dapat merugikan Eropa daripada Rusia.
(akr)