Fed Kerek Suku Bunga, Harga Emas Diramal Tembus USD2.000

Kamis, 05 Mei 2022 - 11:04 WIB
loading...
Fed Kerek Suku Bunga,...
Harga emas terus melaju. Ilustrasi Foto/pexels-pixabay
A A A
JAKARTA - Harga emas di bursa derivatif terus melaju pada perdagangan pagi ini menyusul langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang menaikkan suku bunga 50 basis poin demi meredam gejolak inflasi.

Data Commodity Exchange Inc (COMEX) pada Kamis (5/5/2022) pukul 10:19 WIB, harga emas spot naik 1,08% di USD1.901,65 per troy ounce. Sedangkan untuk kontrak Juni 2022 meningkat 1,77% di USD1.901,9 per troy ounce.

Pengamat Pasar Berjangka dan Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas dapat melonjak lebih tinggi menyusul perkembangan ekonomi global saat ini yang dipicu kenaikan suku bunga Federal Reserve.

"Harga emas dunia pagi ini di level USD1.900 per troy ounce, kemungkinan akan kembali ke level USD2.000," ujarnya kepada media, Kamis (5/5/2022).



Kebijakan fed fund rate yang agresif dapat mengalihkan preferensi investor ekuitas di pasar modal menuju aset safe haven seperti dolar, emas, dan treasuri jangka panjang. Hal ini mendongkrak harga emas hingga indeks dolar.

"Setelah pertemuan Fed, apabila harga emas berada di atas USD1.835, maka tren bullish dapat berlanjut,” kata tim BofA Global dalam risetnya.

Sementara apabila bergerak di bawah USD1.835, maka risiko double top dari puncaknya di 2.078 pada Agustus 2020 dan Maret 2022 dinilai akan meningkat.



Sebagai informasi, The Fed resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin atau 0,5% yang diumumkan pada Rabu (4/5/2022) pagi waktu setempat.

Ini merupakan kenaikan tertinggi dalam dua dekade yang dilakukan untuk mengatasi lonjakan inflasi yang merupakan tertinggi dalam empat dekade terakhir.



“Inflasi sudah terlalu tinggi dan kami memahami akan ada kesulitan yang ditimbulkannya. Kami bergerak cepat untuk menurunkannya kembali. Kami sangat berkomitmen untuk memulihkan stabilitas harga," kata Gubernur Fed Jerome Powell, dikutip dari CNBC International.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1695 seconds (0.1#10.140)