Omzet Pengusaha Bioskop Berlipat hingga Rp50 Juta, KKN di Desa Penari Salah Satu Pemicunya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha bioskop semringah dengan pelonggaran kegiatan yang ditetapkan pemerintah tahun ini. Apalagi presiden memberikan cuti bersama yang cukup lama kepada pada para pekerja. Artinya, masyarakat bisa leluasa rekreasi ke mal termasuk nonton film.
Asal tahu saja, kondisi usaha bioskop tahun lalu sangat terpuruk. Adanya pembatasan kegiatan, pembatasan jumlah kapasitas penonton, mengakibatkan daya tarik masyarakat untuk nonton film di bioskop jadi menurun.
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) , Djonny Syafruddin mengatakan, jika dibandingkan dengan kondisi ketika momen Lebaran tahun lalu, pengusaha bioskop lebih menikmati momen Lebaran tahun 2022. Lantaran, tahun ini omzetnya naik drastis.
"Persentasenya kalau pandemi atau lebaran tahun lalu, 4 layar itu kita cuma dapat omzet Rp 6 juta atau Rp 8 juta. Tapi momen lebaran tahun ini mencapai Rp 40 juta sampi Rp 50 juta," beber Djonny saat dihubungi media, Minggu (8/5/2022).
Dia mengungkapkan film yang menjadi pemicu naiknya omzet pengusaha adalah adanya film nasional yang berjudul KKN di Desa Penari dan film impor Doctor Strange. Djonny memprediksi dua film ini akan mencapai 4 juta lebih penonton hingga pertengahan Mei mendatang.
Berkaca dari ini, dia berharap antusiasme masyarakat menonton film tidak surut kembali, bahkan justru lebih meningkat lagi dari bulan ini. Selain itu, ia juga berharap pandemi di Indonesia bisa segera berakhir sehingga para pembuat film dapat produktif kembali dan ruang bioskop terus terisi penuh.
"Kita lihat 6 bulan ke depan. Semoga kondisi usaha bioskop tidak lesu lagi setelah momen lebaran ini," imbuhnya.
Guna menarik masyarakat datang ke bioskop, Djonny pun menyarankan agar pembuat film dapat lebih kreatif dan jeli melihat momen. Artinya jangan memasukan film ketika anak lagi masuk sekolah, karena otomatis orang akan malas mengeluarkan budget lebih untuk menonton.
Selain itu, kata Djonny, promosi film juga harus dimainkan. Lantaran, tidak semua orang tahu tentang film yang diproduksi. Percuma film bagus namun tidak dipromosikan. "Dua hal itu yang ingin saya sarankan ke industri pembuat film kita," ucapnya.
Asal tahu saja, kondisi usaha bioskop tahun lalu sangat terpuruk. Adanya pembatasan kegiatan, pembatasan jumlah kapasitas penonton, mengakibatkan daya tarik masyarakat untuk nonton film di bioskop jadi menurun.
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) , Djonny Syafruddin mengatakan, jika dibandingkan dengan kondisi ketika momen Lebaran tahun lalu, pengusaha bioskop lebih menikmati momen Lebaran tahun 2022. Lantaran, tahun ini omzetnya naik drastis.
"Persentasenya kalau pandemi atau lebaran tahun lalu, 4 layar itu kita cuma dapat omzet Rp 6 juta atau Rp 8 juta. Tapi momen lebaran tahun ini mencapai Rp 40 juta sampi Rp 50 juta," beber Djonny saat dihubungi media, Minggu (8/5/2022).
Dia mengungkapkan film yang menjadi pemicu naiknya omzet pengusaha adalah adanya film nasional yang berjudul KKN di Desa Penari dan film impor Doctor Strange. Djonny memprediksi dua film ini akan mencapai 4 juta lebih penonton hingga pertengahan Mei mendatang.
Berkaca dari ini, dia berharap antusiasme masyarakat menonton film tidak surut kembali, bahkan justru lebih meningkat lagi dari bulan ini. Selain itu, ia juga berharap pandemi di Indonesia bisa segera berakhir sehingga para pembuat film dapat produktif kembali dan ruang bioskop terus terisi penuh.
"Kita lihat 6 bulan ke depan. Semoga kondisi usaha bioskop tidak lesu lagi setelah momen lebaran ini," imbuhnya.
Guna menarik masyarakat datang ke bioskop, Djonny pun menyarankan agar pembuat film dapat lebih kreatif dan jeli melihat momen. Artinya jangan memasukan film ketika anak lagi masuk sekolah, karena otomatis orang akan malas mengeluarkan budget lebih untuk menonton.
Selain itu, kata Djonny, promosi film juga harus dimainkan. Lantaran, tidak semua orang tahu tentang film yang diproduksi. Percuma film bagus namun tidak dipromosikan. "Dua hal itu yang ingin saya sarankan ke industri pembuat film kita," ucapnya.
(akr)