Mau Investasi Emas dengan Gaji Ngepas? Belilah Perhiasan di Pasar Tradisional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Emas disebut-sebut sebagai instrumen paling aman dibandingkan jenis investasi lainnya. Nah pemula yang mempunyai uang pas-pasan pun bisa investasi emas untuk jangka menengah.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan, generasi milenial yang baru bekerja dan punya penghasilan pas-pasan bisa memulai investasi emas. Tak harus logam mulia, emas bentuk perhiasan pun bisa jadi alternatif.
"Zaman sekarang investasi itu penting. Anak-anak muda yang sudah bekerja, punya penghasilan bisa mulai investasi dengan emas perhiasan. Kalau logam mulia kan mahal," ujar Ibrahim saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (12/5/2022).
Dia menerangkan, keuntungan membeli emas bentuk perhiasan, selain bisa jadi instrumen investasi, juga bisa dipakai untuk mempercantik diri oleh kaum perempuan.
Ibrahim pun merekomendasikan para investor untuk membeli emas di pasar tradisional bukan di mal. Pasalnya, ongkos pembuatan perhiasan di pasar tradisional lebih murah sehingga berpengaruh pada harga jual di kemudian hari.
"Kalau beli perhiasan, itu kan ada ongkos buatnya. Kalau di pasar tradisional itu ongkosnya lebih murah. Cuma Rp5ribu sampai Rp15ribu per gramnya. Kenapa murah? Karena sewa tempatnya tidak semahal di mal, dan honor karyawannya relatif lebih murah," paparnya.
Ibrahim menjelaskan, pentingnya memperhatikan ongkos pembuatan emas karena jika dijual ongkos buatnya akan hilang semua. Misal, beli emas ongkosnya Rp100 ribu per gram, sehingga jika membeli 5 gram berarti ongkosnya Rp500 ribu.
"Itu akan hilang, rugi kalau untuk investasi," terang Ibrahim.
Ia menyarankan bagi anak muda yang ingin investasi emas, beli di toko emas pasar tradisional. Meskipun dari segi kualitas lebih unggul yang dijual di mal, namun emas tradisional bisa dicuci rutin untuk mendapatkan hasil perhiasan yang mengilap lagi seperti baru.
"Kualitas emasnya ataupun modelnya memang tak sebanding dengan yang di mal-mal. Tapi emas kan bisa dicuci rutin. Biaya juga murah, sekitar Rp50 ribu. Bisa meng-kilat lagi. Yang penting saat dijual lagi nanti nggak rugi. Kuncinya di situ kalau berinvestasi," pungkas Ibrahim.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan, generasi milenial yang baru bekerja dan punya penghasilan pas-pasan bisa memulai investasi emas. Tak harus logam mulia, emas bentuk perhiasan pun bisa jadi alternatif.
"Zaman sekarang investasi itu penting. Anak-anak muda yang sudah bekerja, punya penghasilan bisa mulai investasi dengan emas perhiasan. Kalau logam mulia kan mahal," ujar Ibrahim saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Kamis (12/5/2022).
Dia menerangkan, keuntungan membeli emas bentuk perhiasan, selain bisa jadi instrumen investasi, juga bisa dipakai untuk mempercantik diri oleh kaum perempuan.
Ibrahim pun merekomendasikan para investor untuk membeli emas di pasar tradisional bukan di mal. Pasalnya, ongkos pembuatan perhiasan di pasar tradisional lebih murah sehingga berpengaruh pada harga jual di kemudian hari.
"Kalau beli perhiasan, itu kan ada ongkos buatnya. Kalau di pasar tradisional itu ongkosnya lebih murah. Cuma Rp5ribu sampai Rp15ribu per gramnya. Kenapa murah? Karena sewa tempatnya tidak semahal di mal, dan honor karyawannya relatif lebih murah," paparnya.
Ibrahim menjelaskan, pentingnya memperhatikan ongkos pembuatan emas karena jika dijual ongkos buatnya akan hilang semua. Misal, beli emas ongkosnya Rp100 ribu per gram, sehingga jika membeli 5 gram berarti ongkosnya Rp500 ribu.
"Itu akan hilang, rugi kalau untuk investasi," terang Ibrahim.
Ia menyarankan bagi anak muda yang ingin investasi emas, beli di toko emas pasar tradisional. Meskipun dari segi kualitas lebih unggul yang dijual di mal, namun emas tradisional bisa dicuci rutin untuk mendapatkan hasil perhiasan yang mengilap lagi seperti baru.
"Kualitas emasnya ataupun modelnya memang tak sebanding dengan yang di mal-mal. Tapi emas kan bisa dicuci rutin. Biaya juga murah, sekitar Rp50 ribu. Bisa meng-kilat lagi. Yang penting saat dijual lagi nanti nggak rugi. Kuncinya di situ kalau berinvestasi," pungkas Ibrahim.
(uka)