New Normal, Aktivitas Diprediksi hanya 58% Dibanding Sebelum Covid-19

Senin, 22 Juni 2020 - 13:30 WIB
loading...
New Normal, Aktivitas Diprediksi hanya 58% Dibanding Sebelum Covid-19
Aktivitas masyarakat di era new normal diprediksi belum akan pulih 100% karena masih ada kekhawatiran akan pandemi COVID-19. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di masa Pandemi Covid-19 diakui memang menekan pergerakan masyarakat. Aktivitas baru kembali meningkat di masa transisi jelang pemberlakuan tatanan kenormalan baru atau new normal Juli mendatang.

Namun, hasil survei Lifepal.co.id menunjukkan, apabila new normal diberlakukan kelak, persentase aktivitas warga di tempat publik pun tetap tidak akan pulih 100%. Survei tersebut menunjukkan, secara keseluruhan, variasi penurunan rata-rata aktivitas masyarakat adalah 29% hingga 58%.

Hasil survei menunjukkan penurunan aktivitas warga di Jakarta yang cukup besar jika dibandingkan dengan frekuensi normal sebelum pandemi COVID-19. Hal itu disebabkan karena banyak warga yang berencana akan mengurangi kegiatan di tempat publik yang dinilai cukup berisiko terhadap penularan COVID-19.

Survei dilakukan dengan metode random sampling terhadap 561 responden yang merupakan warga domisili Jakarta dan orang-orang yang beraktivitas rutin di Jakarta. Responden diminta untuk memberikan estimasi frekuensi setiap aktivitas setelah PSBB berakhir dan memasuki masa new normal kelak (diwacanakan pada Juli 2020).

(Baca Juga: LPBI NU Ajak Masyarakat Beradaptasi Jalani Transisi New Normal)

Work-from-home atau bekerja dari rumah tentunya mengubah perilaku masyarakat selama masa PSBB. Seperti diprediksikan sebelum wabah COVID-19 ditangani dan selesai sepenuhnya, beberapa perusahaan dan karyawan akan memilih untuk bekerja di rumah baik secara sebagian maupun keseluruhan.

Aktivitas belajar mengajar juga tentunya tidak bisa pulih 100% dengan cepat. Mendikbud Nadiem Makarim juga memberikan pernyataan bahwa jika sekolah kembali dibuka orang tua dapat memilih untuk anaknya tetap belajar di rumah jika dirasa tidak nyaman.

Senada dengan kegiatan belajar dan bekerja, aktivitas dengan persentase pemulihan tertinggi kedua ada pada aktivitas konsumsi (belanja indoor di minimarket, supermarket, atau pusat perbelanjaan indoor lainnya). Survei menunjukkan, pemulihan aktivitas ini akan mencapai 57,9%.

Namun untuk aktivitas makan di restoran tidak mencapai setengah dari masa normal sebelum COVID-19. "Masyarakat tentunya lebih memilih untuk makan di rumah masing-masing dan menghindari tempat makan indoor (dalam ruang). Di samping itu, UMKM kuliner juga mulai mengandalkan layanan pesan antar ketimbang dine-in di masa pandemi," ungkap survei tadi.

Hasil survei selanjutnya mencatat, dua aktivitas dengan tingkat pemulihan terendah di antara yang lain adalah aktivitas mengunjungi pusat kebugaran indoor (gym, gedung olah raga, sasana, dan lainnya), dan aktivitas hiburan outdoor seperti konser off air, mengunjungi pameran, dan sebagainya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1307 seconds (0.1#10.140)