Sri Mulyani Sebut Kesejahteraan Masyarakat Mulai Pulih, Ini Buktinya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menanggapi isu kesejahteraan yang disampaikan oleh Fraksi Partai Gerindra, Fraksi Partai Nasdem, Fraksi PKB, Fraksi PKS, dan Fraksi PPP. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan kontraksi ekonomi nasional juga berdampak negatif pada tingkat kesejahteraan masyarakat . Sejumlah indikator kesejahteraan masyarakat mengalami penurunan di tahun 2020.
"Alhamdulillah, efektivitas kebijakan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), khususnya program pemulihan ekonomi nasional (PEN), serta pemulihan ekonomi yang cepat mampu menahan kondisi kesejahteraan masyarakat agar tidak terpuruk terlalu dalam dan bahkan berangsur-angsur pulih," ujar Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Tingkat pengangguran pada Februari 2022 tercatat sebesar 5,83%, turun dari 6,26% pada Februari 2021. Selama periode tersebut, perekonomian masional mampu menciptakan 4,6 juta lapangan kerja baru sehingga mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka.
Sementara itu, seiring dengan membaiknya aktivitas ekonomi serta program perlindungan sosial yang tepat sasaran, tingkat kemiskinan juga mengalami perbaikan signifikan, kembali ke single digit sebesar 9,71% di tahun 2021, turun dari 10,19% di tahun 2020.
Indikator kesejahteraan lainnya juga telah mengalami perbaikan signifikan. Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN), yang sempat turun di bawah 100, telah kembali menguat di atas 100 pada tahun 2021.
"Pemerintah akan terus berupaya agar sasaran pembangunan pada tahun 2023 dapat dicapai melalui reformasi kebijakan dan penguatan program-program perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran," pungkasnya.
"Alhamdulillah, efektivitas kebijakan APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), khususnya program pemulihan ekonomi nasional (PEN), serta pemulihan ekonomi yang cepat mampu menahan kondisi kesejahteraan masyarakat agar tidak terpuruk terlalu dalam dan bahkan berangsur-angsur pulih," ujar Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Tingkat pengangguran pada Februari 2022 tercatat sebesar 5,83%, turun dari 6,26% pada Februari 2021. Selama periode tersebut, perekonomian masional mampu menciptakan 4,6 juta lapangan kerja baru sehingga mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka.
Sementara itu, seiring dengan membaiknya aktivitas ekonomi serta program perlindungan sosial yang tepat sasaran, tingkat kemiskinan juga mengalami perbaikan signifikan, kembali ke single digit sebesar 9,71% di tahun 2021, turun dari 10,19% di tahun 2020.
Indikator kesejahteraan lainnya juga telah mengalami perbaikan signifikan. Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN), yang sempat turun di bawah 100, telah kembali menguat di atas 100 pada tahun 2021.
"Pemerintah akan terus berupaya agar sasaran pembangunan pada tahun 2023 dapat dicapai melalui reformasi kebijakan dan penguatan program-program perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran," pungkasnya.
(akr)