Israel dan UEA Teken Perjanjian Dagang Bersejarah, Terbesar di Antara Negara Arab

Kamis, 02 Juni 2022 - 10:04 WIB
loading...
Israel dan UEA Teken...
Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) melakukan perjanjian perdagangan bebas bernilai miliaran dolar, sebagai produk terbaru dari kesepakatan normalisasi bersejarah kedua negara pada tahun 2020. Foto/Dok
A A A
DUBAI - Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) melakukan perjanjian perdagangan bebas bernilai miliaran dolar, sebagai produk terbaru dari kesepakatan normalisasi bersejarah kedua negara pada tahun 2020, atau yang dikenal sebagai Abraham Accords.

Perjanjian kedua negara diharapkan bisa meningkatkan perdagangan bilateral tahunan menjadi lebih dari USD10 miliar selama lima tahun ke depan. Perjanjian perdagangan ini menjadi paling besar yang pernah ada antara Israel dan negara Arab manapun.



Kesepakatan ini mencakup 96% dari perdagangan antara dua negara Timur Tengah, yang tahun lalu mencapai USD885 juta, menurut Menteri Ekonomi Israel.

Untuk menggambarkan kecepatan dan ruang lingkup perdagangan antara UEA dan Israel yang terjadi sejak keduanya menjalin hubungan bilateral resmi pada Agustus 2020. Angka perdagangan keduanya lebih dari dua kali lipat volume perdagangan Israel dengan Mesir pada tahun 2021, yaitu USD330 juta — lalu Israel dan Mesir telah memiliki perjanjian damai sejak 1979.

Menteri Ekonomi dan Industri Israel, Orna Barbivai dan rekannya, Menteri Ekonomi UEA Abdulla bin Touq Al Marri, menandatangani kesepakatan di Dubai setelah berbulan-bulan melakukan negosiasi.

Penandatanganan kesepakatan itu membuka "babak baru dalam sejarah Timur Tengah," tulis Menteri Perdagangan Emirat Thani Al Zeyoudi di Twitter. "Kesepakatan kami akan mempercepat pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, dan mengarah pada era baru perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di seluruh kawasan," lanjutnya.

Bagi Jon Medved, CEO platform crowdfunding OurCrowd dan pemodal ventura di kancah teknologi Israel, kepercayaan antara kedua negara adalah kunci untuk melihat lebih banyak investasi.

"Kepercayaan bukanlah sesuatu yang dapat Anda bangun dalam satu atau dua bulan, tetapi saya pikir ada niat baik yang sangat besar," kata Medved kepada CNBC menjelang penandatanganan kesepakatan itu.

Perusahaannya diketahui telah berinvestasi di UEA, mempekerjakan karyawan di Teluk dan menerima status peraturan dari Pasar Global Abu Dhabi, zona bebas UEA.

"Meskipun saya pikir kepercayaan bukanlah sesuatu yang Anda dapatkan dengan menjentikan jari Anda dan itu langsung terjadi, saya pikir langkah-langkah itu diambil pada tingkat politik dan sosial yang menciptakan kepercayaan dan ini akan mengarah pada peluang bisnis yang luar biasa," kata Medved.

Penandatanganan kesepakatan itu terjadi di tengah kekerasan baru antara Israel dan Palestina.

Pada hari Senin, ribuan nasionalis Israel mengepung kompleks Al-Aqsa di Yerusalem, situs tersuci ketiga dalam Islam, meneriakkan cercaan anti-Muslim, dengan beberapa serangan secara fisik kepad warga Palestina dan beberapa ditangkap karena menyemprot seorang jurnalis Palestina dengan gas air mata.



Para demonstran telah berkumpul untuk memperingati penangkapan Israel atas Kota Tua Yerusalem dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Kementerian luar negeri UEA dalam sebuah pernyataan pada Hari Senin mengutuk apa yang digambarkannya sebagai "penyerbuan" kompleks Al-Aqsa oleh "pemukim ekstremis di bawah perlindungan pasukan Israel."

Mereka juga meminta agar pihak berwenang Israel "bertanggung jawab untuk mengurangi eskalasi dan mengakhiri semua serangan dan praktik yang mengarah pada kelanjutan ketegangan."

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1890 seconds (0.1#10.140)