Penuhi Kebutuhan Domestik, Produsen Baja Nasional Tanam Investasi Rp1 Triliun
loading...
A
A
A
KARAWANG - PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) meresmikan mesin Light Section Mill (LSM) senilai Rp1 triliun. Investasi ini menjadi komitmen GRP dalam memenuhi kebutuhan baja dalam negeri , khususnya jenis H Beam (I-H Section).
“Ini merupakan wujud komitmen GRP dalam memenuhi kebutuhan baja dalam negeri, khususnya jenis H Beam (I-H Section). Pemasangan mesin LSM sendiri, rencananya selesai pada 2000 lalu. Tetapi karena pandemi Covid-19, baru tahun ini GRP dapat menyelesaikan pemasangan mesin ini. Dan saat ini, telah dilakukan cold commissioning mesin tersebut,” jelas Presiden Direktur GRP, Abednedju Giovano Warani Sangkaeng.
Langkah GRP, lanjut pria yang akrab disapa Argo tersebut, sekaligus sebagai upaya perusahaan untuk mendukung Presiden Joko Widodo guna mengurangi ketergantungan barang impor dan bangga dengan memakai produk dalam negeri. Diharapkan penambahan produksi baja GRP cukup untuk menyuplai kebutuhan domestik.
Argo berharap beroperasinya mesin LSM bisa mendukung kemajuan industri dalam negeri, terutama dalam meningkatkan kapasitas, kualitas dan efisiensi (reducing cost). Jika sebelumnya kapasitas produksi baja profil I dan H Section sebesar 480 ribu ton, maka dengan mesin LSM, kapasitas produksi bisa ditingkatkan sebesar 500 ribu ton. Dengan demikian, total kapasitas produksi GRP untuk baja jenis tersebut menjadi 980 ribu ton.
“Kebutuhan nasional untuk baja profil I dan H Section adalah sekitar 500 ribu ton. Artinya, dengan penambahan kapasitas ini, GRP dapat memenuhi pasar dalam negeri dalam jangka waktu 6 sampai 7 tahun, dengan asumsi kenaikan 6 % pertahun,” ungkap Argo.
Sambung Argo menjelaskan, investasi mesin ini merupakan salah satu komitmen GRP untuk melaksanakan penyesuaian struktural safeguard (perlindungan produk-produk baja dalam negeri) serta mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional sebesar 18 juta ton di tahun 2024.
Dengan investasi pada mesin LSM sebesar Rp1 triliun, berarti total investasi yang ditanamkan GRP untuk menambah kapasitas produksi, sudah mencapai Rp4,5 triliun. Selain pada mesin LSM, investasi lain adalah di hulu produk dengan pemasangan mesin Blast Furnace sebesar sekitar Rp3,5 trilun.
“Kami berharap agar pemerintah dapat terus mendukung produsen dalam negeri mengingat besarnya investasi yang telah dikeluarkan oleh GRP dalam rangka penambahan kapasitas produksi dan memperkuat industri baja dalam negeri,” tutup Argo.
“Ini merupakan wujud komitmen GRP dalam memenuhi kebutuhan baja dalam negeri, khususnya jenis H Beam (I-H Section). Pemasangan mesin LSM sendiri, rencananya selesai pada 2000 lalu. Tetapi karena pandemi Covid-19, baru tahun ini GRP dapat menyelesaikan pemasangan mesin ini. Dan saat ini, telah dilakukan cold commissioning mesin tersebut,” jelas Presiden Direktur GRP, Abednedju Giovano Warani Sangkaeng.
Langkah GRP, lanjut pria yang akrab disapa Argo tersebut, sekaligus sebagai upaya perusahaan untuk mendukung Presiden Joko Widodo guna mengurangi ketergantungan barang impor dan bangga dengan memakai produk dalam negeri. Diharapkan penambahan produksi baja GRP cukup untuk menyuplai kebutuhan domestik.
Argo berharap beroperasinya mesin LSM bisa mendukung kemajuan industri dalam negeri, terutama dalam meningkatkan kapasitas, kualitas dan efisiensi (reducing cost). Jika sebelumnya kapasitas produksi baja profil I dan H Section sebesar 480 ribu ton, maka dengan mesin LSM, kapasitas produksi bisa ditingkatkan sebesar 500 ribu ton. Dengan demikian, total kapasitas produksi GRP untuk baja jenis tersebut menjadi 980 ribu ton.
“Kebutuhan nasional untuk baja profil I dan H Section adalah sekitar 500 ribu ton. Artinya, dengan penambahan kapasitas ini, GRP dapat memenuhi pasar dalam negeri dalam jangka waktu 6 sampai 7 tahun, dengan asumsi kenaikan 6 % pertahun,” ungkap Argo.
Sambung Argo menjelaskan, investasi mesin ini merupakan salah satu komitmen GRP untuk melaksanakan penyesuaian struktural safeguard (perlindungan produk-produk baja dalam negeri) serta mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional sebesar 18 juta ton di tahun 2024.
Dengan investasi pada mesin LSM sebesar Rp1 triliun, berarti total investasi yang ditanamkan GRP untuk menambah kapasitas produksi, sudah mencapai Rp4,5 triliun. Selain pada mesin LSM, investasi lain adalah di hulu produk dengan pemasangan mesin Blast Furnace sebesar sekitar Rp3,5 trilun.
“Kami berharap agar pemerintah dapat terus mendukung produsen dalam negeri mengingat besarnya investasi yang telah dikeluarkan oleh GRP dalam rangka penambahan kapasitas produksi dan memperkuat industri baja dalam negeri,” tutup Argo.