Di Panja Investasi BUMN, Dirut Telkomsel Beberkan Soal Investasi ke GoTo
loading...
A
A
A
Anggota Komisi VI DPR Haris Turino mengatakan, setelah mencermati penjelasan Direktur Utama Telkom dan Telkomsel dalam Rapat Panja hari ini, dapat dipahami bahwa investasi tersebut bertujuan untuk pengembangan portofolio bisnis Telkom Grup di tengah tantangan industri telekomunikasi.
"Saya selaku anggota panja dan anggota Komisi VI DPR RI bisa memahami alasan investasi Telkom melalui Telkomsel di GOTO. Investasi ini semata-mata adalah pengembangan portofolio bisnis yang saat ini menghadapi pertumbuhan yang stagnan di industri inti telekomunikasi," kata Haris.
Ia pun menilai investasi tersebut bukan semata-mata untuk memperoleh capital gain jangka pendek, tetapi terciptanya sinergi antara Telkomsel dan GoTo di masa mendatang.
"Besaran dana yang diinvestasikan adalah Rp6,4 triliun dengan harga perolehan sebesar Rp270 per lembar saham. Ini lebih rendah dibandingkan dengan harga IPO sebesar Rp338/lembar. Jumlah saham yang dimiliki adalah 23,7 juta lembar saham. Kalau dilihat dari harga saham GOTO saat ini, maka sebenarnya Telkom sudah mencetak laba unrealized sebesar Rp2,8 triliun dari investasi tersebut," jelasnya.
Hingga kini, dari hasil investasi di Goto, Telkomsel telah menikmati nilai sinergi sebesar Rp473,8 miliar pada 2021 dan Rp153,7 miliar pada kuartal I-2022. Sinergis tersebut berasal dari jumlah pengguna Gojek yang menggunakan Telkomsel meningkat 25,7% secara year on year, penetrasi jumlah pengguna paket swadaya Telkomsel sekitar 92% dari total pengemudi Gojek yang menggunakan Telkomsel, pengemudi Gojek sebagai pengecer (reseller) tumbuh 74,3% secara tahunan, transaksi pembelian paket di GoPulsa tumbuh 131,8%, dan pertumbuhan paket data di aplikasi MyTelkomsel menggunakan GoPay tumbuh 50,4%.
"Saya selaku anggota panja dan anggota Komisi VI DPR RI bisa memahami alasan investasi Telkom melalui Telkomsel di GOTO. Investasi ini semata-mata adalah pengembangan portofolio bisnis yang saat ini menghadapi pertumbuhan yang stagnan di industri inti telekomunikasi," kata Haris.
Ia pun menilai investasi tersebut bukan semata-mata untuk memperoleh capital gain jangka pendek, tetapi terciptanya sinergi antara Telkomsel dan GoTo di masa mendatang.
"Besaran dana yang diinvestasikan adalah Rp6,4 triliun dengan harga perolehan sebesar Rp270 per lembar saham. Ini lebih rendah dibandingkan dengan harga IPO sebesar Rp338/lembar. Jumlah saham yang dimiliki adalah 23,7 juta lembar saham. Kalau dilihat dari harga saham GOTO saat ini, maka sebenarnya Telkom sudah mencetak laba unrealized sebesar Rp2,8 triliun dari investasi tersebut," jelasnya.
Hingga kini, dari hasil investasi di Goto, Telkomsel telah menikmati nilai sinergi sebesar Rp473,8 miliar pada 2021 dan Rp153,7 miliar pada kuartal I-2022. Sinergis tersebut berasal dari jumlah pengguna Gojek yang menggunakan Telkomsel meningkat 25,7% secara year on year, penetrasi jumlah pengguna paket swadaya Telkomsel sekitar 92% dari total pengemudi Gojek yang menggunakan Telkomsel, pengemudi Gojek sebagai pengecer (reseller) tumbuh 74,3% secara tahunan, transaksi pembelian paket di GoPulsa tumbuh 131,8%, dan pertumbuhan paket data di aplikasi MyTelkomsel menggunakan GoPay tumbuh 50,4%.
(uka)