Pasokan Gas Rusia Berkurang, Eropa Kemungkinan Harus Beralih Lagi ke Batu Bara

Selasa, 21 Juni 2022 - 16:25 WIB
loading...
Pasokan Gas Rusia Berkurang, Eropa Kemungkinan Harus Beralih Lagi ke Batu Bara
Negara-negara Eropa kemungkinan harus kembali menggunakan batu bara sebagai sumber energi menggantikan gas Rusia. Foto/Ilustrasi/Reuters
A A A
FRANKFURT - Para pembeli gas di Eropa berlomba mencari pasokan bahan bakar alternatif seiring berkurangnya aliran gas dari Rusia yang berpotensi menimbulkan krisis energi di musim dingin nanti. Eropa kemungkinan akan kembali membakar batu bara dalam jumlah banyak untuk mengatasi krisis tersebut.

Jerman, Italia, Austria, dan Belanda semuanya telah memberi isyarat bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) menjadi harapan benua itu melalui krisis melonjaknya harga gas di tengah tantangan yang dihadapi para pembuat kebijakan dalam memerangi inflasi.

Baca Juga: Pengurangan Pasokan Gas Rusia Makin Besar, Pembeli Teratas Eropa Tercekik

Pemerintah Belanda pada hari Senin (20/6) menyatakan bakal menghapus batas produksi di pembangkit energi berbahan bakar batu bara dan akan mengaktifkan fase pertama dari rencana krisis energi. Denmark juga telah memulai langkah pertama dari rencana gas darurat karena ketidakpastian pasokan dari Rusia.

Sementara Italia bergerak lebih dekat untuk menyatakan keadaan siaga energi setelah perusahaan migasnya, Eni mengatakan telah diberitahu oleh Gazprom Rusia bahwa mereka hanya akan menerima sebagian dari permintaan gasnya.

Jerman, yang juga mengalami penurunan pasokan gas dari Rusia telah mengumumkan rencana terbarunya untuk meningkatkan tingkat penyimpanan gas dan menyatakan dapat memulai kembali beroperasinya PLTU yang sebelumnya ingin dihentikan secara bertahap.

"Itu menyakitkan, tetapi itu adalah kebutuhan dalam situasi ini untuk mengurangi konsumsi gas," kata Menteri Ekonomi Robert Habeck, seperti dilansir Reuters, Selasa (21/6/2022).

Habeck merupakan anggota partai Hijau yang telah mendorong Jerman keluar lebih cepat dari penggunaan batu bara, yang menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca. Namun, keadaan saat ini memaksa negara dengan ekonomi terbesar di Eropa itu untuk kembali ke batu bara sebagai sumber energinya.

Baca Juga: Daftar Senjata Canggih Rusia vs Senjata Ukraina Sokongan NATO

"Tetapi jika tidak dilakukan, maka kita berisiko fasilitas penyimpanan (gas) tidak akan cukup penuh pada akhir tahun menjelang musim dingin. Dan kemudian kita dapat diperas di tingkat politik," katanya.

Rusia pada hari Senin mengulangi kritik sebelumnya bahwa Eropa hanya menyalahkan dirinya sendiri setelah Barat memberlakukan sanksi sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina, rute transit gas ke Eropa serta pengekspor gandum utama.

Kontrak gas bulan depan Belanda yang menjadi patokan Eropa diperdagangkan sekitar 124 euro (USD130) per megawatt hour (MWh) pada hari Senin, turun dari puncak tahun ini sebesar 335 euro tetapi masih 300% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1033 seconds (0.1#10.140)