Uni Eropa Makin Blingsatan Gara-gara Gas Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Uni Eropa (UE) berencana untuk melanjutkan kehidupan tanpa gas Rusia . Para pemimpin UE menggelar pertemuan pada Jumat (25/6/2022) dan menuturkan bahwa energi murah telah hilang.
Dilansir dari Reuters (25/6/2022) mereka menyetujui untuk meningkatkan persiapan pengurangan gas Rusia lebih lanjut. UE menuduh Moskwa menggunakan energi sebagai senjata yang bisa membuat Jerman menutup sebagian industrinya.
Pertemuan para pemimpin UE di Brussels ini digelar saat meningkatnya kekhawatiran atas kenaikan harga energi dan peringatan akan musim dingin yang sulit.
“Inflasi adalah perhatian utama kita semua,” kata Ketua Dewan Eropa Charles Michel pada konferensi pers saat pertemuan dua hari itu berakhir.
Selain itu ia juga menyatakan bahwa agresi Rusia memengaruhi harga makanan, energi, dan komoditas. Dia juga menambahkan bahwa para pemimpin UE sepakat untuk mengoordinasikan responss kebijakan ekonomi mereka secara dekat.
Diketahui pertemuan tersebut menyetujui beberapa langkah konkret. Tetapi, para pemimpin juga menugaskan Komisi Eropa untuk dapat menemukan lebih banyak upaya dalam mengamankan pasokan energi dengan harga terjangkau.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa pencarian pasokan alternatif sudah berlangsung. Sementara itu, eksekutif UE akan mempresentasikan rencana kesiapan untuk pemotongan gas lebih banyak dari Rusia kepada para pemimpin pada Juli mendatang.
“Berharap yang terbaik, dan bersiap untuk yang terburuk. Itulah yang kami lakukan sekarang,” jelasnya.
DIketahui, Komisi Eropa akan mengajukan berbagai usulan dan opsi untuk dibahas pada pertemuan puncak UE berikutnya pada Oktober. Salah satu masalah yang diperdebatkan adalah apakah pemerintah harus turun tangan untuk membatasi harga. Mengingat Spanyol dan Portugal membatasi harga gas di pasar listrik lokal mereka bulan ini. Tetapi, negara lain memperingatkan bahwa pembatasan harga akan mengganggu pasar energi dan menguras kas negara lebih jauh.
Para pemimpin negara-negara anggota UE menyebut, lonjakan harga yang besar dan pertumbuhan global yang merosot disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina empat bulan lalu.
“Gagasan energi murah hilang dan gagasan energi Rusia pada dasarnya hilang dan kita semua dalam proses mengamankan sumber alternatif. Pemerintah harus mendukung kelompok masyarakat yang paling menderita," ujar Menteri Latvia Krisjanis Karins.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menyatakan negaranya sedang menuju kekurangan gas jika pasokan Rusia tetap serendah sekarang. Bahkan, beberapa industri harus tutup pada musim dingin mendatang.
“Perusahaan harus menghentikan produksi, memberhentikan pekerja mereka, rantai pasokan akan runtuh, orang akan berutang untuk membayar tagihan pemanas mereka,” katanya kepada Der Spiegel.
Sebelum perang, Rusia mengirim 40% kebutuhan gas ke UE. Untuk Jerman sendiri, gas Rusia berkontribusi sekitar 55%. Inflasi di 19 negara UE juga telah mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas 8%. Para eksekutif UE meramal pertumbuhan akan turun menjadi 2,7% tahun ini.
Dilansir dari Reuters (25/6/2022) mereka menyetujui untuk meningkatkan persiapan pengurangan gas Rusia lebih lanjut. UE menuduh Moskwa menggunakan energi sebagai senjata yang bisa membuat Jerman menutup sebagian industrinya.
Pertemuan para pemimpin UE di Brussels ini digelar saat meningkatnya kekhawatiran atas kenaikan harga energi dan peringatan akan musim dingin yang sulit.
“Inflasi adalah perhatian utama kita semua,” kata Ketua Dewan Eropa Charles Michel pada konferensi pers saat pertemuan dua hari itu berakhir.
Selain itu ia juga menyatakan bahwa agresi Rusia memengaruhi harga makanan, energi, dan komoditas. Dia juga menambahkan bahwa para pemimpin UE sepakat untuk mengoordinasikan responss kebijakan ekonomi mereka secara dekat.
Diketahui pertemuan tersebut menyetujui beberapa langkah konkret. Tetapi, para pemimpin juga menugaskan Komisi Eropa untuk dapat menemukan lebih banyak upaya dalam mengamankan pasokan energi dengan harga terjangkau.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa pencarian pasokan alternatif sudah berlangsung. Sementara itu, eksekutif UE akan mempresentasikan rencana kesiapan untuk pemotongan gas lebih banyak dari Rusia kepada para pemimpin pada Juli mendatang.
“Berharap yang terbaik, dan bersiap untuk yang terburuk. Itulah yang kami lakukan sekarang,” jelasnya.
DIketahui, Komisi Eropa akan mengajukan berbagai usulan dan opsi untuk dibahas pada pertemuan puncak UE berikutnya pada Oktober. Salah satu masalah yang diperdebatkan adalah apakah pemerintah harus turun tangan untuk membatasi harga. Mengingat Spanyol dan Portugal membatasi harga gas di pasar listrik lokal mereka bulan ini. Tetapi, negara lain memperingatkan bahwa pembatasan harga akan mengganggu pasar energi dan menguras kas negara lebih jauh.
Para pemimpin negara-negara anggota UE menyebut, lonjakan harga yang besar dan pertumbuhan global yang merosot disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina empat bulan lalu.
“Gagasan energi murah hilang dan gagasan energi Rusia pada dasarnya hilang dan kita semua dalam proses mengamankan sumber alternatif. Pemerintah harus mendukung kelompok masyarakat yang paling menderita," ujar Menteri Latvia Krisjanis Karins.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menyatakan negaranya sedang menuju kekurangan gas jika pasokan Rusia tetap serendah sekarang. Bahkan, beberapa industri harus tutup pada musim dingin mendatang.
“Perusahaan harus menghentikan produksi, memberhentikan pekerja mereka, rantai pasokan akan runtuh, orang akan berutang untuk membayar tagihan pemanas mereka,” katanya kepada Der Spiegel.
Sebelum perang, Rusia mengirim 40% kebutuhan gas ke UE. Untuk Jerman sendiri, gas Rusia berkontribusi sekitar 55%. Inflasi di 19 negara UE juga telah mencapai level tertinggi sepanjang masa di atas 8%. Para eksekutif UE meramal pertumbuhan akan turun menjadi 2,7% tahun ini.
(uka)