Kolaborasi Seluruh Ekosistem Kunci Wujudkan Wisata Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus mendorong tingkat kunjungan pariwisata di Bali melalui layanan kesehatan. Hal itu dimungkinkan dengan menjalankan konsep pariwisata berbasis kesehatan atau health tourism .
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan Bali berpotensi dikunjungi oleh dua tipe wisatawan bila mengacu pada konsep pariwisata kesehatan. Pertama, yaitu wisatawan yang mencari layanan kesehatan tradisional (wellness) dan kedua wisatawan yang mencari layanan bersifat medis (medical tourism) untuk suatu penyakit tertentu.
"Guna mewujudkan perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia, perlu upaya-upaya inovatif yang melibatkan kolaborasi dari seluruh ekosistem wisata kesehatan dan bekerja sama dengan multi stakeholders," ujar Sandiaga Uno dalam Seminar Nasional dengan tema Building World Class Medical Tourism Destination Hospital by Implementing End to End Digital Process yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (IAMARSI) secara hybrid, baru-baru ini.
Hal senada juga dikatakan Direktur RS Premier Bintaro Martha M.L Siahaan. Sinergi membangun ekosistem menjadi penting untuk mewujudkan health tourism di Indonesia.
Indonesia kehilangan potensi pendapatan hingga Rp 158 triliun akibat banyaknya warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.
"Nilai sebasar ini, menjadi tantangan bagi dokter hingga manajemen rumah sakit. Ada apa dengan layanan kesehatan kita sehingga orang lebih senang berobat ke luar negeri," kata dia.
Sebenarnya beberapa kota besar di Indonesia sudah memiliki rumah sakit bertaraf internasional, tetapi hal ini tidak menyurutkan animo masyarakat ke luar negeri. Penang, Malaysia, dan Singapura masih menjadi tujuan.
Sebab itu, pihaknya mendukung pemerintah membangun rumah sakit bertaraf internasional di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan di Bali. Selain pembangunan fisik rumah sakit bertaraf internasional, dibutuhkan pembangunan kualitas sumber daya manusia dan layanan rumah sakit untuk kebutuhan pasien.
"Wisata kesehatan juga perlu didukung regulasi yang kuat, sistem yang mumpuni serta sistem yang mumpuni dari pusat hingga daerah sebagai implementasi wisata medis ini," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua IAMARSI PW Bali Jaya Kusuma mengatakan mengatakan untuk mewujudkan health tourism perlu membangun pengetahuan yang baik terkait wisata kesehatan di Indonesia. Wisata kesehatan secara global tumbuh signifikan melebihi aktivitas wisata secara umum dalam satu dekade terakhir. "Tren ini didukung meningkatnya kesadaran dan kebutuhan masyarakat global," kata dia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan Bali berpotensi dikunjungi oleh dua tipe wisatawan bila mengacu pada konsep pariwisata kesehatan. Pertama, yaitu wisatawan yang mencari layanan kesehatan tradisional (wellness) dan kedua wisatawan yang mencari layanan bersifat medis (medical tourism) untuk suatu penyakit tertentu.
"Guna mewujudkan perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia, perlu upaya-upaya inovatif yang melibatkan kolaborasi dari seluruh ekosistem wisata kesehatan dan bekerja sama dengan multi stakeholders," ujar Sandiaga Uno dalam Seminar Nasional dengan tema Building World Class Medical Tourism Destination Hospital by Implementing End to End Digital Process yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (IAMARSI) secara hybrid, baru-baru ini.
Hal senada juga dikatakan Direktur RS Premier Bintaro Martha M.L Siahaan. Sinergi membangun ekosistem menjadi penting untuk mewujudkan health tourism di Indonesia.
Indonesia kehilangan potensi pendapatan hingga Rp 158 triliun akibat banyaknya warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.
"Nilai sebasar ini, menjadi tantangan bagi dokter hingga manajemen rumah sakit. Ada apa dengan layanan kesehatan kita sehingga orang lebih senang berobat ke luar negeri," kata dia.
Sebenarnya beberapa kota besar di Indonesia sudah memiliki rumah sakit bertaraf internasional, tetapi hal ini tidak menyurutkan animo masyarakat ke luar negeri. Penang, Malaysia, dan Singapura masih menjadi tujuan.
Sebab itu, pihaknya mendukung pemerintah membangun rumah sakit bertaraf internasional di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan di Bali. Selain pembangunan fisik rumah sakit bertaraf internasional, dibutuhkan pembangunan kualitas sumber daya manusia dan layanan rumah sakit untuk kebutuhan pasien.
"Wisata kesehatan juga perlu didukung regulasi yang kuat, sistem yang mumpuni serta sistem yang mumpuni dari pusat hingga daerah sebagai implementasi wisata medis ini," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua IAMARSI PW Bali Jaya Kusuma mengatakan mengatakan untuk mewujudkan health tourism perlu membangun pengetahuan yang baik terkait wisata kesehatan di Indonesia. Wisata kesehatan secara global tumbuh signifikan melebihi aktivitas wisata secara umum dalam satu dekade terakhir. "Tren ini didukung meningkatnya kesadaran dan kebutuhan masyarakat global," kata dia.
(nng)