Sri Mulyani Ungkap Soal Janji Kampanye Jokowi di Bidang Pendidikan
loading...
A
A
A
Tapi, sambung Sri, ide yang dia dukung adalah kemandirian dari sisi finansial menjadi sangat penting. Itu selalu dijadikan indikator penting untuk bisa meningkatkan kualitas perguruan tinggi, apalagi jika berbicara menjadi world class university.
"Oleh karena itu, waktu Pak Presiden menyampaikan caranya mendukung, ya saya menyarankan 'Bapak janjikan saja dalam kampanye Bapak akan memberikan dana abadi perguruan tinggi'. Kalau dilihat di kampanye beliau, ada seperti itu. Caranya menggunakan, universitas yang dapat duluan, waktu itu saya belum tahu, tapi sebagai Menkeu saya bertanggung jawab untuk merealisasikan janji Presiden mengenai anggaran abadi untuk perguruan tinggi, maka lahirlah itu anggaran abadinya," papar Sri.
Kemudian cara mengelolanya, menciptakan governance-nya, dan yang paling penting adalah menggunakannya secara maksimal dengan usulan Menteri Nadiem Makarim adalah dengan matching grand, yaitu dengan perguruan tinggi sendiri memiliki dana abadi dan LPDP.
"Itu beda, dana abadi yang Rp7 triliun. Kenapa Rp7 triliun? Harusnya tahun 2022 ini kita bisa, mau menambah lagi, tapi karena Perpresnya belum keluar-keluar untuk APBN 2022 yang kita ketok Oktober, karena belum ada dasar hukum, saya belum berani mengalokasikan lebih banyak lagi. Makanya kemarin saya nagih, what is the governance untuk dana abadi ini? Maka lahirlah Perpres No. 111 Tahun 2021," tandas Sri.
"Oleh karena itu, waktu Pak Presiden menyampaikan caranya mendukung, ya saya menyarankan 'Bapak janjikan saja dalam kampanye Bapak akan memberikan dana abadi perguruan tinggi'. Kalau dilihat di kampanye beliau, ada seperti itu. Caranya menggunakan, universitas yang dapat duluan, waktu itu saya belum tahu, tapi sebagai Menkeu saya bertanggung jawab untuk merealisasikan janji Presiden mengenai anggaran abadi untuk perguruan tinggi, maka lahirlah itu anggaran abadinya," papar Sri.
Kemudian cara mengelolanya, menciptakan governance-nya, dan yang paling penting adalah menggunakannya secara maksimal dengan usulan Menteri Nadiem Makarim adalah dengan matching grand, yaitu dengan perguruan tinggi sendiri memiliki dana abadi dan LPDP.
"Itu beda, dana abadi yang Rp7 triliun. Kenapa Rp7 triliun? Harusnya tahun 2022 ini kita bisa, mau menambah lagi, tapi karena Perpresnya belum keluar-keluar untuk APBN 2022 yang kita ketok Oktober, karena belum ada dasar hukum, saya belum berani mengalokasikan lebih banyak lagi. Makanya kemarin saya nagih, what is the governance untuk dana abadi ini? Maka lahirlah Perpres No. 111 Tahun 2021," tandas Sri.
(uka)