Rusia Tutup Total Pasokan Gas, Inggris dan UE Bisa Saling Bunuh
loading...
A
A
A
Sejak Maret, dua pipa bawah laut yang menghubungkan Inggris dengan Belgia dan Belanda telah bekerja pada kapasitas maksimum, mengekspor 75 juta meter kubik gas sehari ke benua itu ketika Eropa bergegas untuk membangun penyangga penyimpanan terhadap pemotongan Rusia lebih lanjut.
Inggris memiliki kapasitas penyimpanan gas sehingga bisa menyimpan kelebihan pasokan, termasuk kargo impor gas alam cair (LNG), dikirim ke benua itu ketika permintaan rendah saat musim panas.
Tetapi selama musim dingin yang ekstrem, seperti badai "Beast from the East" pada tahun 2018, Inggris telah menerima sebanyak 20-25% gasnya melalui interkoneksi dua arah dengan negara-negara UE, menurut para analis.
Hoevers memperingatkan, bahwa protokol darurat sebagian besar negara tidak cocok untuk menanggapi krisis geopolitik, karena mereka awalnya dirancang untuk mengatasi "gangguan jangka pendek" seperti kerusakan di ladang gas atau terminal impor, bukan kehilangan pasokan yang berkepanjangan.
Di seluruh Eropa "perlu ada kebijakan politik untuk mengetahui apa yang dapat kita harapkan dari satu sama lain sebagai negara tetangga jika terjadi krisis yang parah," katanya.
Pemerintah Inggris mengatakan pihaknya 'sepenuhnya yakin' tentang keamanan pasokan energi menuju musim dingin, dengan alasan bahwa mereka memiliki "salah satu sistem energi yang paling andal dan beragam di dunia". Inggris percaya keadaan darurat gas "sangat tidak mungkin".
Sebagai tanggapan, wakil presiden Commisison Eropa, Maroš Šefčovič menyerukan, London untuk menunjukkan 'solidaritas'. "Mitra Inggris kami tahu betul apa keuntungan di bidang kerja sama energi," katanya.
"(Terkadang) Anda berada dalam posisi untuk menjual energi, tetapi sangat sering Anda perlu membeli energi dari mitra Anda," paparnya.
Inggris memiliki kapasitas penyimpanan gas sehingga bisa menyimpan kelebihan pasokan, termasuk kargo impor gas alam cair (LNG), dikirim ke benua itu ketika permintaan rendah saat musim panas.
Tetapi selama musim dingin yang ekstrem, seperti badai "Beast from the East" pada tahun 2018, Inggris telah menerima sebanyak 20-25% gasnya melalui interkoneksi dua arah dengan negara-negara UE, menurut para analis.
Hoevers memperingatkan, bahwa protokol darurat sebagian besar negara tidak cocok untuk menanggapi krisis geopolitik, karena mereka awalnya dirancang untuk mengatasi "gangguan jangka pendek" seperti kerusakan di ladang gas atau terminal impor, bukan kehilangan pasokan yang berkepanjangan.
Di seluruh Eropa "perlu ada kebijakan politik untuk mengetahui apa yang dapat kita harapkan dari satu sama lain sebagai negara tetangga jika terjadi krisis yang parah," katanya.
Pemerintah Inggris mengatakan pihaknya 'sepenuhnya yakin' tentang keamanan pasokan energi menuju musim dingin, dengan alasan bahwa mereka memiliki "salah satu sistem energi yang paling andal dan beragam di dunia". Inggris percaya keadaan darurat gas "sangat tidak mungkin".
Sebagai tanggapan, wakil presiden Commisison Eropa, Maroš Šefčovič menyerukan, London untuk menunjukkan 'solidaritas'. "Mitra Inggris kami tahu betul apa keuntungan di bidang kerja sama energi," katanya.
"(Terkadang) Anda berada dalam posisi untuk menjual energi, tetapi sangat sering Anda perlu membeli energi dari mitra Anda," paparnya.