China Terus Mengeruk Batu Bara Rusia dengan Harga Diskon Besar-besaran

Jum'at, 01 Juli 2022 - 01:57 WIB
loading...
China Terus Mengeruk Batu Bara Rusia dengan Harga Diskon Besar-besaran
Pengiriman batu bara lintas laut Rusia ke China melonjak 55% menjadi 6,2 juta ton dalam 28 hari pertama bulan Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Foto/Dok
A A A
BEIJING - Pengiriman batu bara Rusia ke China telah meningkat, meskipun pengiriman secara keseluruhan ke China telah menurun, berdasarkan data baru dari S&P Global Market Intelligence. Pengiriman batu bara lintas laut Rusia ke China melonjak 55% menjadi 6,2 juta ton dalam 28 hari pertama bulan Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.



Semua itu menurut database S&P’s Commodities at Sea. Lalu pada bulan Mei, pasokan lintas laut Rusia ke China juga naik 20% secara year to year (YoY) menjadi 5,5 juta ton.

Produksi dalam negeri di China juga meningkat. Data terbaru dari Biro Statistik Nasional China menunjukkan. bahwa antara Januari dan Mei, produksi batu bara mentah naik 10,4% YoY menjadi 1,81 miliar ton. Sementara angka impor turun menjadi sekitar 96 juta ton atau menyusut sebesar 13,6% dari tahun lalu.

"Meskipun permintaan terbilang rendah dan produksi batu bara domestik yang lebih tinggi, China telah membeli batu bara Rusia yang jauh lebih tinggi sejak Mei 2022," ungkap Direktur Asosiasi S&P Global Market Intelligence, Pranay Shukla kepada CNBC.

"Ini karena Rusia telah menawarkan diskon yang sangat besar pada harga batu bara internasional yang berlaku," sambungnya.



Rusia merupakan produsen dan eksportir utama batu bara secara global. Tetapi sejak invasinya ke Ukraina, Moskow terpaksa menjual batu bara dengan harga diskon setelah negara-negara seperti Jepang melarang impor komoditas Rusia.

"Secara keseluruhan impor batu bara ke China daratan lebih rendah karena berkurangnya permintaan seiring penerapan lockdown sejalan dengan kebijakan 'Zero COVID' yang ketat," kata Shukla dalam sebuah email.

"Selain itu, rekor harga batu bara internasional yang tinggi, serta peningkatan produksi batu bara domestik di China, juga menjadi alasannya," terangnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1370 seconds (0.1#10.140)