Daftar Perusahaan Indonesia yang Ketergantungan Impor Gandum
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia ketergantungan impor gandum dari luar negeri. Sejumlah industri yang tergantung impor gandum di antaranya makanan hingga pakan ternak. Negara-negara pemasok gandum ke Indonesia, antara lain Rusia, Ukraina, India, Australia hingga Amerika.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor gandum dari Rusia dan Ukraina mengalami penurunan akibat konflik ke dua negara tersebut. Indonesia kemudian mencari jalan ke luar dengan impor gandum dari negara-negara lain, yang sebelumnya tidak pernah mengimpor produk tersebut ke Indonesia.
Nilai impor gandum Indonesia pada Maret 2022 mencapai USD445 juta naik 17% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan impor bahan baku pembuatan roti tersebut meningkat saat dua negara eksportir besar serealia RI, Rusia dan Ukraina justru tengah dilanda konflik dan mengganggu pengirimannya ke dalam negeri.
Impor gandum dari Rusia pada Maret 2022 turun 69% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD423 ribu, sedangkan impor dari Ukraina anjlok 90% tersisa hanya USD1,4 juta. Penurunan impor gandum bukan hanya terjadi untuk impor dari Rusia dan Ukraina. Pada saat yang sama, suplai dari India juga turun hingga 96% menjadi USD1 juta.
Di sisi lain, impor gandum dari beberapa negara meningkat sepanjang bulan lalu. Australia yang merupakan eksportir gandum utama bagi Indonesia mencatat kenaikan 14% menjadi USD 144,5 juta. Gandum dari Argentina menjadi salah satu pengganti impor dari Rusia dan Ukraina.
Nilai impor gandum dari negara Amerika Latin itu mencapai USD164,5 juta, melesat 73% dalam sebulan. Kenaikan impor menjadi salah satu pendorong kenaikan impor dari Argentina yang mencapai 77%.
Selain dari dua negara tersebut, impor dari Kanada juga naik 66% menjadi USD57 juta. Impor dari Thailand melonjak 152% tetapi memang nilainya relatif kecil hanya USD623 ribu, kemudian dari Pakistan tumbuh 19% menjadi USD927 ribu.
Beberapa negara tersebut memang sebelumnya sudah aktif menjual gandum ke Indonesia. Namun, BPS juga mencatat ada negara yang baru mengekspor gandum ke Indonesia, yakni Myanmar nilai impornya mencapai USD1,4 juta.
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebelumnya memperingatkan bahwa meskipun pangsa Rusia dan Ukraina terbilang kecil dalam perdagangan dan output dunia, kedua negara tersebut merupakan pemasok utama barang-barang penting termasuk makanan, energi, dan pupuk, yang pasokannya sekarang terancam oleh perang.
Pengiriman gandum melalui pelabuhan Laut Hitam telah dihentikan, dengan konsekuensi yang berpotensi mengancam ketahanan pangan di negara-negara miskin. Berdasarkan data OEC World, Rusia merupakan eksportir terbesar untuk andum dunia pada tahun 2020, sementara Ukraina berada di urutan kelima dunia. Sub-sahara akan terpengaruh karena sekitar 85% gandum mereka pasokannya dari Rusia dan Ukraina.
Ukraina menjadi salah satu negara pemasok biji gandum terbesar untuk Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor biji gandum dan meslin dari negara yang kini terlibat perang dengan Rusia bahkan terus meningkat selama lima tahun terakhir.
Selama periode 2017 hingga 2021, terjadi peningkatan nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina mencapai 124%. Pada 2017, nilai impor tersebut tercatat sebesar USD376,5 juta dengan volume 1,8 juta ton, sementara pada 2021 nilai impor menjadi USD843,6 juta dengan volume 2,8 juta ton. Impor gandum terutama digunakan untuk industri tepung terigu, mie instan, roti hingga pakan ternak.
Peningkatan nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2018, nilai impor tersebut sebesar USD576,1 juta naik menjadi USD696,9 juta pada 2019.
BPS melaporkan volume impor gandum Indonesia dari India pada April 2021 mencapai 55,65 ribu ton. Namun, volumenya turun menjadi hanya 2 ribu ton pada April 2022. Nilai impornya juga turun drastis dari USD15,34 juta pada April 2021, menjadi hanya USD780 ribu pada April 2022.
Tahun 2020 nilai impor kembali meningkat menjadi USD705,6 juta. Kemudian nilainya naik lagi menjadi USD843,6 juta pada 2021. Berdasarkan data tersebut, nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina tercatat memberikan kontribusi sebesar 24% dari total nilai impor gandum Indonesia tahun 2021.
Pada medio 2013-2017 impor gandum meningkat dengan laju pertumbuhan rata rata 15,2%. Pada 2013 impor gandum mencapai 6,72 juta ton. Tahun 2017 angkanya melesat menjadi 11,43 juta ton senilai USD2,65 miliar. Besarnya impor gandum ini akibat pesatnya pertumbuhan industri makanan dalam negeri.
Tahun 2017 lalu, impor gandum terbesar dari Australia berasal dari 6 perusahaan yaitu CBH Grain Pty Ltd, Cargill Autralia Limited, Plum Grove Pty Ltd, Graincorp Operation Limited, Australian Grain Export Pty Ltd dan ADM Trading (Australia) Pty Ltd, impor dari Ukraina berasal dari NIBULON S.A, impor dari Kanada berasal dari Richardson International Limited, impor dari Rusia berasal dari LLC Zolotaya Semechka dan impor dari Amerika Serikat berasal dari PACIFOR LLC.
Lima perusahaan yang paling banyak melakukan impor gandum tahun 2017 lalu adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang mengimpor sebanyak 4,78 juta ton senilai lebih dari USD1 miliar, disusul PT. Bungasari Flour Mills Indonesia, PT. Agristar Grain Indonesia, PT. Eastern Pearl Flour Mills, PT. Sriboga Flour Mills.
Di sisi lain, produksi tepung terigu Indonesia juga memperlihatkan angka yang terus meningkat dalam lima tahun terakhirnya. Pada 2013 produksi tepung terigu mencapai 5,16 juta ton dan pada 2017 telah mencapai 6,27 juta ton.
Lihat Juga: Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor gandum dari Rusia dan Ukraina mengalami penurunan akibat konflik ke dua negara tersebut. Indonesia kemudian mencari jalan ke luar dengan impor gandum dari negara-negara lain, yang sebelumnya tidak pernah mengimpor produk tersebut ke Indonesia.
Nilai impor gandum Indonesia pada Maret 2022 mencapai USD445 juta naik 17% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan impor bahan baku pembuatan roti tersebut meningkat saat dua negara eksportir besar serealia RI, Rusia dan Ukraina justru tengah dilanda konflik dan mengganggu pengirimannya ke dalam negeri.
Impor gandum dari Rusia pada Maret 2022 turun 69% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD423 ribu, sedangkan impor dari Ukraina anjlok 90% tersisa hanya USD1,4 juta. Penurunan impor gandum bukan hanya terjadi untuk impor dari Rusia dan Ukraina. Pada saat yang sama, suplai dari India juga turun hingga 96% menjadi USD1 juta.
Di sisi lain, impor gandum dari beberapa negara meningkat sepanjang bulan lalu. Australia yang merupakan eksportir gandum utama bagi Indonesia mencatat kenaikan 14% menjadi USD 144,5 juta. Gandum dari Argentina menjadi salah satu pengganti impor dari Rusia dan Ukraina.
Nilai impor gandum dari negara Amerika Latin itu mencapai USD164,5 juta, melesat 73% dalam sebulan. Kenaikan impor menjadi salah satu pendorong kenaikan impor dari Argentina yang mencapai 77%.
Selain dari dua negara tersebut, impor dari Kanada juga naik 66% menjadi USD57 juta. Impor dari Thailand melonjak 152% tetapi memang nilainya relatif kecil hanya USD623 ribu, kemudian dari Pakistan tumbuh 19% menjadi USD927 ribu.
Beberapa negara tersebut memang sebelumnya sudah aktif menjual gandum ke Indonesia. Namun, BPS juga mencatat ada negara yang baru mengekspor gandum ke Indonesia, yakni Myanmar nilai impornya mencapai USD1,4 juta.
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebelumnya memperingatkan bahwa meskipun pangsa Rusia dan Ukraina terbilang kecil dalam perdagangan dan output dunia, kedua negara tersebut merupakan pemasok utama barang-barang penting termasuk makanan, energi, dan pupuk, yang pasokannya sekarang terancam oleh perang.
Pengiriman gandum melalui pelabuhan Laut Hitam telah dihentikan, dengan konsekuensi yang berpotensi mengancam ketahanan pangan di negara-negara miskin. Berdasarkan data OEC World, Rusia merupakan eksportir terbesar untuk andum dunia pada tahun 2020, sementara Ukraina berada di urutan kelima dunia. Sub-sahara akan terpengaruh karena sekitar 85% gandum mereka pasokannya dari Rusia dan Ukraina.
Ukraina menjadi salah satu negara pemasok biji gandum terbesar untuk Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor biji gandum dan meslin dari negara yang kini terlibat perang dengan Rusia bahkan terus meningkat selama lima tahun terakhir.
Selama periode 2017 hingga 2021, terjadi peningkatan nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina mencapai 124%. Pada 2017, nilai impor tersebut tercatat sebesar USD376,5 juta dengan volume 1,8 juta ton, sementara pada 2021 nilai impor menjadi USD843,6 juta dengan volume 2,8 juta ton. Impor gandum terutama digunakan untuk industri tepung terigu, mie instan, roti hingga pakan ternak.
Peningkatan nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2018, nilai impor tersebut sebesar USD576,1 juta naik menjadi USD696,9 juta pada 2019.
BPS melaporkan volume impor gandum Indonesia dari India pada April 2021 mencapai 55,65 ribu ton. Namun, volumenya turun menjadi hanya 2 ribu ton pada April 2022. Nilai impornya juga turun drastis dari USD15,34 juta pada April 2021, menjadi hanya USD780 ribu pada April 2022.
Tahun 2020 nilai impor kembali meningkat menjadi USD705,6 juta. Kemudian nilainya naik lagi menjadi USD843,6 juta pada 2021. Berdasarkan data tersebut, nilai impor biji gandum dan meslin dari Ukraina tercatat memberikan kontribusi sebesar 24% dari total nilai impor gandum Indonesia tahun 2021.
Pada medio 2013-2017 impor gandum meningkat dengan laju pertumbuhan rata rata 15,2%. Pada 2013 impor gandum mencapai 6,72 juta ton. Tahun 2017 angkanya melesat menjadi 11,43 juta ton senilai USD2,65 miliar. Besarnya impor gandum ini akibat pesatnya pertumbuhan industri makanan dalam negeri.
Tahun 2017 lalu, impor gandum terbesar dari Australia berasal dari 6 perusahaan yaitu CBH Grain Pty Ltd, Cargill Autralia Limited, Plum Grove Pty Ltd, Graincorp Operation Limited, Australian Grain Export Pty Ltd dan ADM Trading (Australia) Pty Ltd, impor dari Ukraina berasal dari NIBULON S.A, impor dari Kanada berasal dari Richardson International Limited, impor dari Rusia berasal dari LLC Zolotaya Semechka dan impor dari Amerika Serikat berasal dari PACIFOR LLC.
Lima perusahaan yang paling banyak melakukan impor gandum tahun 2017 lalu adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang mengimpor sebanyak 4,78 juta ton senilai lebih dari USD1 miliar, disusul PT. Bungasari Flour Mills Indonesia, PT. Agristar Grain Indonesia, PT. Eastern Pearl Flour Mills, PT. Sriboga Flour Mills.
Di sisi lain, produksi tepung terigu Indonesia juga memperlihatkan angka yang terus meningkat dalam lima tahun terakhirnya. Pada 2013 produksi tepung terigu mencapai 5,16 juta ton dan pada 2017 telah mencapai 6,27 juta ton.
Lihat Juga: Sedang Perang Lawan Rusia, Zelensky Justru Pecat Banyak Diplomat Termasuk Dubes Ukraina di Indonesia
(nng)