3 Maskapai Milik Lion, Nomor 1 Rajanya Pelosok Tanah Air
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tak percuma Rusdi Kirana menamakan maskapainya Lion Air . Maskapai penerbangan yang didirikan pada 1999 ini tak sekadar menyandang nama sebagai "Singa udara". Lion Air kini juga menjelma menjadi raja maskapai penerbangan nasional, predikat yang selama ini berada di cengkraman Garuda Indonesia.
Ketika Garuda saat ini tengah terkapar akibat ditindih utang ratusan triliun, Lion Air masih bisa mengaum di udara dengan jumlah pesawat lebih dari 140 unit. Sedangkan Garuda hanya menyisakan sekitar 35 pesawat belaka.
Meski kerap didera sejumlah insiden, Lion Air tetap bertahan. Dengan jumlah pesawat sebanyak itu, Lion Air memiliki lebih dari 36 destinasi dan mengoperasikan hingga 226 penerbangan setiap hari.
Lion Air ingin menasbihkan dirinya sebagai maskapai yang tak cuma jago kandang, tapi juga mulai "memangsa" pasar regional Asia. Untuk memujudkan ambisinya itu, Lion Air membentuk sebuah gergasi dengan mendirikan beberapa anak perusahaan untuk melayani penerbangan domestik dan juga rute internasional.
Saat ini Lion Air tercatat memiliki setidaknya 6 anak perusahaan yang juga merupakan maskapai penerbangan yang berserak di Indonesia, Malaysia, hingga Thailand. Keenam anak perusahaan itu adalah Batik Air, Wings Air, Batik Air Malaysia, Aussie Batik, Lion Langkawi, dan Thai Lion Air.
Berikut tiga profil anak perusahaan Lion Air. Ketiganya dipilih karena merupakan andalan di segmennya masing-masing.
1. Wings Air
Lion Air menyadari benar sebagai negara kepulauan, Indonesia butuh transportasi udara karena lebih cepat dibanding jenis transportasi lainnya. Agar mudah menjangkau daerah-daerah pelosok yang umumnya memiliki bandara dengan landasan pacu yang relatif pendek, Wings Air menggunakan jenis pesawat ATR-72.
Didirikan pada 2003, Wings Air kini memiliki pesawat ATR sekitar 67 unit. Wings Air terbang ke 113 tujuan di seluruh wilayah Indonesia. Wings Air menjadi kepanjangan Lion Air untuk menerbangkan penumpangnya ke bandara-bandara terpencil yang tak bisa dijamah Lion yang menggunakan pesawat bermesin jet.
2. Batik Air
Ini adalah maskapai yang didirikan untuk "mengambil" sebagian kue Garuda Indonesia sebab mereka berada di segmen yang sama, full service. Lion Air sendiri bermain di segmen penerbangan murah atau low cost carrier (LCC).
Maskapai yang dibentuk pada 2013 itu sekarang mengoperasikan 54 pesawat, yang terdiri atas 40 Airbus, 8 unit Boeing 737-800, dan 6 unit Boeing 737-900. Maskapai ini memiliki 280 penerbangan per hari dengan 41 destinasi domestik dan 4 internasional, yaitu ke Singapura, Malaysia, India, dan Australia.
3. Batik Air Malaysia
Maskapai ini sebelumnya bernama Malindo Air yang didirikan pada 2013. Nama Malindo diambul dari akronim Malaysia-Indonesia. Akhir April tahun ini, nama maskapai kemudian diganti menjadi Batik Air Malaysia. Kantor pusat maskapai ini berada di Petaling Jaya, Malaysia.
Batik Air Malaysia merupakan perusahaan patungan antara Lion Air dengan Nadi Sdn Bhd. Berbeda dengan Lion Air yang merupakan maskapai LCC, Batik Air Malaysia adalah maskapai full sercvice. Maskapai ini mengoperasikan armada pesawat Boeing 737-900ER, 737-800 dan ATR72-600 untuk penerbangan domestik dan internasional. Jumlah armadanya tercatat tak kurang dari 18 pesawat dengan 21 tujuan penerbangan.
Ketika Garuda saat ini tengah terkapar akibat ditindih utang ratusan triliun, Lion Air masih bisa mengaum di udara dengan jumlah pesawat lebih dari 140 unit. Sedangkan Garuda hanya menyisakan sekitar 35 pesawat belaka.
Meski kerap didera sejumlah insiden, Lion Air tetap bertahan. Dengan jumlah pesawat sebanyak itu, Lion Air memiliki lebih dari 36 destinasi dan mengoperasikan hingga 226 penerbangan setiap hari.
Lion Air ingin menasbihkan dirinya sebagai maskapai yang tak cuma jago kandang, tapi juga mulai "memangsa" pasar regional Asia. Untuk memujudkan ambisinya itu, Lion Air membentuk sebuah gergasi dengan mendirikan beberapa anak perusahaan untuk melayani penerbangan domestik dan juga rute internasional.
Saat ini Lion Air tercatat memiliki setidaknya 6 anak perusahaan yang juga merupakan maskapai penerbangan yang berserak di Indonesia, Malaysia, hingga Thailand. Keenam anak perusahaan itu adalah Batik Air, Wings Air, Batik Air Malaysia, Aussie Batik, Lion Langkawi, dan Thai Lion Air.
Berikut tiga profil anak perusahaan Lion Air. Ketiganya dipilih karena merupakan andalan di segmennya masing-masing.
1. Wings Air
Lion Air menyadari benar sebagai negara kepulauan, Indonesia butuh transportasi udara karena lebih cepat dibanding jenis transportasi lainnya. Agar mudah menjangkau daerah-daerah pelosok yang umumnya memiliki bandara dengan landasan pacu yang relatif pendek, Wings Air menggunakan jenis pesawat ATR-72.
Didirikan pada 2003, Wings Air kini memiliki pesawat ATR sekitar 67 unit. Wings Air terbang ke 113 tujuan di seluruh wilayah Indonesia. Wings Air menjadi kepanjangan Lion Air untuk menerbangkan penumpangnya ke bandara-bandara terpencil yang tak bisa dijamah Lion yang menggunakan pesawat bermesin jet.
2. Batik Air
Ini adalah maskapai yang didirikan untuk "mengambil" sebagian kue Garuda Indonesia sebab mereka berada di segmen yang sama, full service. Lion Air sendiri bermain di segmen penerbangan murah atau low cost carrier (LCC).
Maskapai yang dibentuk pada 2013 itu sekarang mengoperasikan 54 pesawat, yang terdiri atas 40 Airbus, 8 unit Boeing 737-800, dan 6 unit Boeing 737-900. Maskapai ini memiliki 280 penerbangan per hari dengan 41 destinasi domestik dan 4 internasional, yaitu ke Singapura, Malaysia, India, dan Australia.
3. Batik Air Malaysia
Maskapai ini sebelumnya bernama Malindo Air yang didirikan pada 2013. Nama Malindo diambul dari akronim Malaysia-Indonesia. Akhir April tahun ini, nama maskapai kemudian diganti menjadi Batik Air Malaysia. Kantor pusat maskapai ini berada di Petaling Jaya, Malaysia.
Batik Air Malaysia merupakan perusahaan patungan antara Lion Air dengan Nadi Sdn Bhd. Berbeda dengan Lion Air yang merupakan maskapai LCC, Batik Air Malaysia adalah maskapai full sercvice. Maskapai ini mengoperasikan armada pesawat Boeing 737-900ER, 737-800 dan ATR72-600 untuk penerbangan domestik dan internasional. Jumlah armadanya tercatat tak kurang dari 18 pesawat dengan 21 tujuan penerbangan.
(uka)