Jilat Ludah Sendiri, Kanada Kembalikan Turbin Gas Rusia Melalui Jerman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terus didesak Jerman yang mengalami krisis gas alam akibat menahan komponen penting yang diperlukan untuk pemeliharaan pipa gas Nord Stream 1, Kanada akhirnya mengembalikan peralatan yang ditahannya itu ke Rusia melalui Jerman.
Pengembalian melalui Jerman dilakukan Kanada agar tidak terkesan melanggar sanksi yang diterapkannya sendiri. Langkah itu juga dilakukan di tengah kritik dan tekanan dari Ukraina, yang menjadi alasan negara-negara Barat menerapkan sanksi bagi Rusia.
Seperti dikutip RT.com, Senin (11/7/2022), Menteri Sumber Daya Alam Kanada Jonathan Wilkinson mengumumkan hal itu pada Sabtu malam. Sang menteri bersikeras menyatakan bahwa langkah itu untuk menjamin kemampuan Eropa untuk mengakses energi yang andal dan terjangkau karena mereka terus beralih dari minyak dan gas Rusia.
Keputusan tersebut mengikuti permintaan Berlin ke Ottawa untuk mengembalikan komponen pipa gas Rusia di tengah kekurangan energi yang berkembang. Sebaliknya, Kiev menekan Kanada untuk tidak mengembalikan peralatan tersebut, dengan alasan bahwa hal itu akan menjadi preseden dan akan mengikis sanksi anti-Rusia.
Menjelaskan keputusannya, pemerintah Kanada menyatakan bahwa tanpa pasokan gas alam yang diperlukan, ekonomi Jerman akan mengalami kesulitan yang sangat signifikan dan masyarakat Jerman berisiko tidak dapat memanaskan rumah mereka saat musim dingin mendekat.
Dalam langkah terpisah pada hari Sabtu, Ottawa mengumumkan paket sanksi baru terhadap Moskow yang akan berlaku untuk transportasi darat dan pipa dan pembuatan logam dan transportasi, komputer, peralatan elektronik dan listrik, serta mesin.
Bulan lalu, perusahaan gas Rusia Gazprom mengurangi aliran melalui pipa Nord Stream hingga 40% dari kapasitas, dengan alasan risiko operasional setelah peralatan yang dibangun di Kanada oleh Siemens, ditahan dan tak dapat dikembalikan tepat waktu.
Moskow memastikan, pasokan gas ke Eropa akan meningkat jika turbin dikembalikan. Namun, pada 11 Juli, Gazprom akan menutup Nord Stream selama 10 hari untuk pemeliharaan terjadwal. Selama waktu itu, semua aliran gas melalui pipa akan berhenti.
Perselisihan itu terjadi di tengah kebuntuan yang lebih luas antara Rusia dan Uni Eropa, dengan Brussels mencoba untuk menyetop blok itu memperoleh energi dari Rusia dalam upaya untuk mengurangi ketergantungannya pada negara tersebut.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Pengembalian melalui Jerman dilakukan Kanada agar tidak terkesan melanggar sanksi yang diterapkannya sendiri. Langkah itu juga dilakukan di tengah kritik dan tekanan dari Ukraina, yang menjadi alasan negara-negara Barat menerapkan sanksi bagi Rusia.
Seperti dikutip RT.com, Senin (11/7/2022), Menteri Sumber Daya Alam Kanada Jonathan Wilkinson mengumumkan hal itu pada Sabtu malam. Sang menteri bersikeras menyatakan bahwa langkah itu untuk menjamin kemampuan Eropa untuk mengakses energi yang andal dan terjangkau karena mereka terus beralih dari minyak dan gas Rusia.
Keputusan tersebut mengikuti permintaan Berlin ke Ottawa untuk mengembalikan komponen pipa gas Rusia di tengah kekurangan energi yang berkembang. Sebaliknya, Kiev menekan Kanada untuk tidak mengembalikan peralatan tersebut, dengan alasan bahwa hal itu akan menjadi preseden dan akan mengikis sanksi anti-Rusia.
Menjelaskan keputusannya, pemerintah Kanada menyatakan bahwa tanpa pasokan gas alam yang diperlukan, ekonomi Jerman akan mengalami kesulitan yang sangat signifikan dan masyarakat Jerman berisiko tidak dapat memanaskan rumah mereka saat musim dingin mendekat.
Dalam langkah terpisah pada hari Sabtu, Ottawa mengumumkan paket sanksi baru terhadap Moskow yang akan berlaku untuk transportasi darat dan pipa dan pembuatan logam dan transportasi, komputer, peralatan elektronik dan listrik, serta mesin.
Bulan lalu, perusahaan gas Rusia Gazprom mengurangi aliran melalui pipa Nord Stream hingga 40% dari kapasitas, dengan alasan risiko operasional setelah peralatan yang dibangun di Kanada oleh Siemens, ditahan dan tak dapat dikembalikan tepat waktu.
Moskow memastikan, pasokan gas ke Eropa akan meningkat jika turbin dikembalikan. Namun, pada 11 Juli, Gazprom akan menutup Nord Stream selama 10 hari untuk pemeliharaan terjadwal. Selama waktu itu, semua aliran gas melalui pipa akan berhenti.
Perselisihan itu terjadi di tengah kebuntuan yang lebih luas antara Rusia dan Uni Eropa, dengan Brussels mencoba untuk menyetop blok itu memperoleh energi dari Rusia dalam upaya untuk mengurangi ketergantungannya pada negara tersebut.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(fai)