Industri Perbankan Bersandar pada Rilis PDB untuk Hadapi Ancaman Inflasi AS

Selasa, 12 Juli 2022 - 21:31 WIB
loading...
Industri Perbankan Bersandar pada Rilis PDB untuk Hadapi Ancaman Inflasi AS
Industri perbankan bisa terdampak pada kenaikan inflasi AS. Foto/ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pasar keuangan Indonesia masih menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pekan ini. Jika inflasi AS kembali naik, maka akan berdampak negatif terhadap pasar keuangan domestik, termasuk industri perbankan.



Ekonom BCA David Sumual mengatakan ada kemungkinan inflasi AS meningkat ke level 8,8% setelah pada bulan lalu menyentuh angka 8,6%. Jika lebih dari itu, maka akan membuat pasar cepat-cepat mengambil sikap.

"Kalau kenaikannya lebih tinggi dari 8,8%, tentu akan membuat pasar bereaksi negatif, ditambah adanya kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga yang lebih tinggi lagi dari perkiraan," kata David saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Ia menyebut, saat ini pasar masih cenderung volatil menunggu kepastian inflasi Negeri Paman Sam tersebut. David menambahkan, di tengah ancaman kenaikan inflasi dan suku bunga acuan The Fed, kinerja industri perbankan juga akan dipengaruhi oleh rilis data pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia.

Sebelumnya, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, para pelaku pasar dalam negeri tengah mencermati dampak dari naiknya inflasi AS yang dapat menyebabkan kinerja rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS.

"Utamanya jika terjadi suatu risiko, seperti kenaikan inflasi yang tidak bisa diimbangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi," kata dia.



Nafan menambahkan, belum usainya konflik antar Rusia dan Ukraina juga akan menambah efek domino negatif terhadap kinerja bursa-bursa di negara-negara yang masuk dalam kategori emerging market.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1871 seconds (0.1#10.140)