Lampaui Target yang Dicanangkan Jokowi, Realisasi Investasi Capai Rp901 Triliun

Sabtu, 16 Juli 2022 - 18:28 WIB
loading...
Lampaui Target yang Dicanangkan Jokowi, Realisasi Investasi Capai Rp901 Triliun
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional bertajuk Pancasila dalam Era Globalisasi Demi Menciptakan Pemimpin Menuju Indonesia Emas 2045 di Universitas Trisakti, Sabtu (16/7/2022). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Target realisasi investasi pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berhasil mencapai angka sebesar Rp901 triliun. Sektor konsumsi menjadi faktor penyumbang terbesar dalam kesuksesan pencapaian tersebut.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional bertajuk Pancasila dalam Era Globalisasi Demi Menciptakan Pemimpin Menuju Indonesia Emas 2045 di Universitas Trisakti, Sabtu (16/7/2022).



"Investasi kita di tahun 2021 dalam RPJM itu Rp856 triliun. Tapi Bapak Presiden Jokowi memerintahkan kepada saya harus Rp900 triliun dan alhamdulillah kita mampu mencatat Rp901 triliun," terang Bahlil.

Bahlil mengungkapkan keberhasilan Indonesia mencapai taget realisasi investasi hingga Rp901 triliun tak terlepas dari komitmen Jokowi. Terutama dalam upaya meningkatkan sektor perekonomian bangsa.

Padahal, lanjut dia, pada kenyataannya banyak negara-negara dunia yang sedang mengalami penurunan daya pada sektor investasi. Apalagi pada masa pandemi Covid-19 yang masih melanda sampai sekrang ini.

"Nah di era Covid-19 investasi asing yang masuk ke seluruh dunia oleh beberapa data dunia turun 30 persen tapi Indonesia turunnya tidak sampai 7 persen," terang Bahlil.



Lebih jauh, dia mengatakan berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Investasi membuktikan bahwa Indonesia telah sukses mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01% pada kuartal I tahun 2022.

Dia menyebut sumbangsih terbesar tercapainya target realisasi investasi yakni dari sektor konsumsi masyarakat. Menurut dia, besarnya peran konsumsi masyarakat lantaran daya beli yang kuat ditopang dari pendapatan dari terbukanya lapangan pekerjaan. Baca juga:

"Sumbangsih terbesarnya ada 54 persen dari konsumsi, 32 persen dari sisi investasi, sisanya ekspor/impor dan spending pemerintah," pungkas Bahlil.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3232 seconds (0.1#10.140)