Gotong-royong Multi-Stakeholder Mendukung Capai Target SDGs
loading...
A
A
A
“SDGs dilaksanakan oleh seluruh dunia dengan tujuan jangka panjang dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan serta memberikan manfaat pada seluruh dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang saling terkait," ujar Wakil Gubenur Jawa Timur, Emil Dardak.
"Pemprov Jawa Timur telah menyusun Rencana Aksi Daerah terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Jawa Timur, sebagai komitmen integral agenda pembangunan daerah dengan memfokuskan seluruh sumberdaya yang dimiliki baik oleh pemerintah provinsi Jawa Timur maupun sektor lainnya sebagai aktor pembangunan,” paparnya.
Emil Dardak juga menambahkan, bahwa saat ini pemerintah daerah tengah berupaya mensinergikan inventaris data dari seluruh wilayah hingga ke tingkat desa agar program pendampingannya bisa lebih optimal.
Upaya ini penting dipersiapkan untuk menyambut pihak-pihak yang tertarik bekerjasama dengan provinsi Jawa Timur, sehingga penting bagi pemerintah mendukung dengan kebijakan yang memungkinkan para-pihak agar dapat lebih berinteraksi dan saling memfasilitasi sesuai dengan peran dan kontribusi mereka masing-masing.
Bupati Kabupaten Kubu Raya H. Muda Mahendrawan mendukung, pemaparan Emil Dardak dengan menambahkan pernyataan mengenai dibutuhkannya kewenangan dan perencanaan hulu ke hilir dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) secara seimbang.
“Data yang sudah dikumpulkan oleh berbagai pihak seperti pemerintah, LSM, maupun akademisi harusnya dapat dipadukan dengan melihat indikator yang sama dan dimanfaatkan untuk mempercepat pembangunan daerah . Data berikut pengelolaan yang baik akan memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai etalase bagi para pihak, terutama investasi yang ingin masuk ke daerah,” katanya.
Wakil Ketua Umum LHK KADIN, Silverius Oscar Unggul mengusung inklusivitas dan kolaborasi dalam pencapaian SDGs di antara anggota KADIN. Diperlukan promosi serta co-kreasi dan filantropi untuk mencapai SDGs yang potensial untuk diterapkan di wilayah yurisdiksi. Di antara potensi tersebut, adalah memfasilitasi anggota KADIN yang siap dalam menjalankan praktik SDGs ke dalam suatu Net-Zero Hub.
“Indonesia memiliki potensi untuk berkembang menjadi negara superpower, seperti dikehutanan dan sektor yang butuh emisi karbon berpotensi membuka banyak peluang kerja sama apabila dapat menyatukan pemahaman dari seluruh multi-sektor,” tukas Silverius.
Direktur Yayasan Bakti Barito, Dian A. Purbasari menambahkan, SDGs sebagai indikator pencapaian program CSR dan program sustainability lainnya. Sebagai contoh, program pengelolaan limbah cukup rumit karena melibatkan banyak sektor, sehingga Barito Pacific Group menjalankannya dengan berkolaborasi bersama pemerintah di Garut.
Tanpa adanya kerja sama antara pihak swasta dan pemerintah daerah yang memiliki pertimbangan mendalam untuk wilayahnya, akan sulit untuk menggalang gotong-royong multi-pihak di daerah tersebut.
"Pemprov Jawa Timur telah menyusun Rencana Aksi Daerah terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Jawa Timur, sebagai komitmen integral agenda pembangunan daerah dengan memfokuskan seluruh sumberdaya yang dimiliki baik oleh pemerintah provinsi Jawa Timur maupun sektor lainnya sebagai aktor pembangunan,” paparnya.
Emil Dardak juga menambahkan, bahwa saat ini pemerintah daerah tengah berupaya mensinergikan inventaris data dari seluruh wilayah hingga ke tingkat desa agar program pendampingannya bisa lebih optimal.
Upaya ini penting dipersiapkan untuk menyambut pihak-pihak yang tertarik bekerjasama dengan provinsi Jawa Timur, sehingga penting bagi pemerintah mendukung dengan kebijakan yang memungkinkan para-pihak agar dapat lebih berinteraksi dan saling memfasilitasi sesuai dengan peran dan kontribusi mereka masing-masing.
Bupati Kabupaten Kubu Raya H. Muda Mahendrawan mendukung, pemaparan Emil Dardak dengan menambahkan pernyataan mengenai dibutuhkannya kewenangan dan perencanaan hulu ke hilir dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) secara seimbang.
“Data yang sudah dikumpulkan oleh berbagai pihak seperti pemerintah, LSM, maupun akademisi harusnya dapat dipadukan dengan melihat indikator yang sama dan dimanfaatkan untuk mempercepat pembangunan daerah . Data berikut pengelolaan yang baik akan memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai etalase bagi para pihak, terutama investasi yang ingin masuk ke daerah,” katanya.
Wakil Ketua Umum LHK KADIN, Silverius Oscar Unggul mengusung inklusivitas dan kolaborasi dalam pencapaian SDGs di antara anggota KADIN. Diperlukan promosi serta co-kreasi dan filantropi untuk mencapai SDGs yang potensial untuk diterapkan di wilayah yurisdiksi. Di antara potensi tersebut, adalah memfasilitasi anggota KADIN yang siap dalam menjalankan praktik SDGs ke dalam suatu Net-Zero Hub.
“Indonesia memiliki potensi untuk berkembang menjadi negara superpower, seperti dikehutanan dan sektor yang butuh emisi karbon berpotensi membuka banyak peluang kerja sama apabila dapat menyatukan pemahaman dari seluruh multi-sektor,” tukas Silverius.
Direktur Yayasan Bakti Barito, Dian A. Purbasari menambahkan, SDGs sebagai indikator pencapaian program CSR dan program sustainability lainnya. Sebagai contoh, program pengelolaan limbah cukup rumit karena melibatkan banyak sektor, sehingga Barito Pacific Group menjalankannya dengan berkolaborasi bersama pemerintah di Garut.
Tanpa adanya kerja sama antara pihak swasta dan pemerintah daerah yang memiliki pertimbangan mendalam untuk wilayahnya, akan sulit untuk menggalang gotong-royong multi-pihak di daerah tersebut.