KAEF bangun pabrik garam farmasi di Mojokerto

Rabu, 12 Maret 2014 - 15:41 WIB
KAEF bangun pabrik garam farmasi di Mojokerto
KAEF bangun pabrik garam farmasi di Mojokerto
A A A
Sindonews.com - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) siap memaksimalkan bahan baku dari bahan herbal, salah satunya garam untuk farmasi atau natrilium klorida (NaCl) untuk menekan meningkatnya biaya akibat melemahnya rupiah karena 85 persen bahan baku perseroan masih impor.

Direktur Riset dan Pengembangan Bisnis KAEF M Wahyuli Syafari mengatakan, perseroan siap menggandeng badan usaha milik negara (BUMN) lain, yaitu Perusahaan Nasional (PN) Garam sebagai pemasok sumber bahan bakunya. Sementara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bertindak sebagai konsultan. Rencananya pada tahun ini juga pabrik produksi garam farmasi tersebut akan dikembangkan di Mojokerto, Surabaya, Jawa Timur.

“Selama ini, kami memperoleh NaCl diimpor dari China, padahal PN Garam mempunyai pabrik kualitas sejenis di Surabaya. Jika kapasitas produksi nasional telah terpenuhi, maka tidak menutup kemungkinan kami akan mengimpornya ke negara lain, namun sebelumnya bahan baku tersebut harus diaudit oleh Current Quality Good Manufacturing atau cara pembuat bahan baku yang baik,” kata Wahyuli usai menghadiri acara Rekor MURI dalam program Magasida Digital Tilawah di Jakarta, Rabu (12/3/2014).

Untuk tahap awal, kata dia, pabrik eksisting tersebut diharapkan dapat memproduksi obat-obatan berbahan dasar garam sekitar 1.000-1.500 ton per tahun. Sedangkan kebutuhan nasional untuk jenis obatan tersebut dapat mencapai 3.000 ton per tahun. Dengan modal disetor sebesar Rp25 miliar, perseroan berharap pabrik ini bisa mulai menghasilkan pada awal Januari 2015.

“Sebagai BUMN, kita mendapat amanah harus bisa mandiri dan memperoleh bahan baku yang sumbernya berasal dari Indonesia, sebagai negara lautan Indonesia banyak menghasilkan garam. NaCl ini diperlukan untuk membantu mengatasi cairan tubuh dalam masa perawatan dan dehidreasi,” tutur dia.

Untuk diketahui, KAEF pada tahun ini menargetkan penjualan sebesar Rp5,56 triliun atau meningkat 20 persen dibandingkan target penjualan sepanjang tahun lalu. Target pendapatan tersebut didorong sejumlah sektor, terutama di bidang manufaktur, ritel maupun trading.

Selain itu, untuk menggenjot penjualan pada tahun ini, Kimia Farma juga siap memperbesar pasar ekspor ke sejumlah wilayah.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.6836 seconds (0.1#10.140)