Airlangga Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5% di Kuartal II 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai di atas 5% di kuartal II 2022. Meskipun inflasi akan tetapi sejumlah harga komoditas mengalami penurunan.
"Tentu utamanya menjaga inflasi stabil dengan menjaga daya beli. Kami optimis angka pertumbuhan di atas 5% di kuartal II 2022," kata dia dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Menurut dia sejumlah komoditas yang harganya diprediksi menurun, antara lain tepung terigu dan termasuk minyak goreng. "Besok BPS akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II, tapi pemerintah dengan indeks keyakinan konsumen juga baik dan PMI di 51,3," ungkap Airlangga
Pihaknya terus memantau beberapa komponen yang menaikkan inflasi, antara lain komoditas pangan dan energi. Sampai saat ini, pemerintah masih mempertahankan daya beli untuk komoditas-komoditas tersebut. "Indonesia tidak melakukan pass through harga, berbeda dengan negara lain," kata dia.
Tak hanya itu, pemerintah juga menyediakan subsidi menjadi jaringan pengaman sosial. Sementara itu, tim pengendali inflasi pusat maupun daerah sudah diinstruksikan untuk menjaga dan memonitor komoditas pangan.
Untuk komoditas beras, Airlangga mengatakan bahwa masih stabil, begitu pula dengan komoditas lain. "Sementara yang perlu dipantau lebih saat ini adalah tanaman musiman seperti cabai meskipun kondisinya terkendali," kata dia.
"Tentu utamanya menjaga inflasi stabil dengan menjaga daya beli. Kami optimis angka pertumbuhan di atas 5% di kuartal II 2022," kata dia dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Menurut dia sejumlah komoditas yang harganya diprediksi menurun, antara lain tepung terigu dan termasuk minyak goreng. "Besok BPS akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II, tapi pemerintah dengan indeks keyakinan konsumen juga baik dan PMI di 51,3," ungkap Airlangga
Pihaknya terus memantau beberapa komponen yang menaikkan inflasi, antara lain komoditas pangan dan energi. Sampai saat ini, pemerintah masih mempertahankan daya beli untuk komoditas-komoditas tersebut. "Indonesia tidak melakukan pass through harga, berbeda dengan negara lain," kata dia.
Tak hanya itu, pemerintah juga menyediakan subsidi menjadi jaringan pengaman sosial. Sementara itu, tim pengendali inflasi pusat maupun daerah sudah diinstruksikan untuk menjaga dan memonitor komoditas pangan.
Untuk komoditas beras, Airlangga mengatakan bahwa masih stabil, begitu pula dengan komoditas lain. "Sementara yang perlu dipantau lebih saat ini adalah tanaman musiman seperti cabai meskipun kondisinya terkendali," kata dia.
(nng)