Menilik Kontribusi Pengelolaan Limbah Plastik ke Perekonomian

Senin, 29 Juni 2020 - 14:57 WIB
loading...
A A A
Di balik tumpukan sampah-sampah plastik yang menggunung, ada banyak pihak yang menggantungkan nasibnya pada sektor tersebut. Hal ini juga didukung oleh data lapangan bahwa di Kecamatan Cisauk, Banten, setidaknya terdapat 10 bank sampah. Setiap bank sampah memiliki mitranya masing-masing untuk mengumpulkan sampah. Salah satunya, Bank Sampah Bumi Hijau Cemerlang, memiliki 213 anggota dengan mitra pengumpulan sampah sebanyak 6 orang dari 6 titik.

Sampah plastik jenis tertentu bisa dimanfaatkan oleh pihak yang membutuhkan. Menurut Bank Sampah Papandayan Indah, yang masih berada di Kecamatan Cisauk, mengaku salah satu jenis sampah yang bisa didaur ulang berbahan PET (Polyethylene Therepthalate) dan saat ini mereka masih mempraktekan upaya pendauran ulang sampah tersebut.

Limbah sampah berjenis PET layaknya harta karun karena semua bagiannya dapat didaur ulang menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Hal ini juga didukung dengan data dari 5 bank sampah yang mengaku sampah plastik memiliki nilai jual relatif tinggi.

Lantas, bagaimana perjalanan sampah plastik bisa menjadi sesuatu yang bernilai?

Salurkan sampah-sampah tersebut ke bank sampah dan kita akan mendapatkan Rp. 1.500 per kilogramnya. Kemudian, bank sampah akan menjualnya ke pengepul dengan nilai Rp. 2.500 per kilogram.

Di tahap ini, sampah-sampah dari kita biasanya akan didaur ulang menjadi biji plastik. Setelah menjadi biji plastik, para pengepul menjualnya ke supplier pembuat benang, ember, gayung, bahkan kaos dan bernilai sebesar Rp. 5.000 hingga Rp. 7.000 per kilogram.

Mendaur ulang limbah sampah plastik kelihatannya memang bukan sebuah hal baru. Bank sampah dan para pengumpul sampah siap menampung limbah sampah plastik yang layak didaur ulang.

Kerja keras mereka membantu pengurangan limbah sampah plastik memberi mereka peran ganda untuk mencukupi kebutuhan hidup, sekaligus menyelamatkan bumi dari pencemaran lingkungan.

Sampah plastik memberikan mereka penghidupan dan turut berkontribusi dalam pergerakan perekonomian. Hal ini juga terbukti dari pengakuan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), total plastik daur ulang yang mereka lakukan telah diekspor ke luar negerti sebanyak 70%.
(akr)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2780 seconds (0.1#10.140)