Mengenal Gurun Al Baha di Arab Saudi, Misi Menghijaukan Tanah Gersang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahukah kamu bahwa Arab Saudi yang dikenal sebagai negeri dengan tanah gersang dan tandus, ternyata memiliki hutan hijau. Salah satunya yakni gurun di kawasan Al Baha yang termasuk dalam misi penghijauan sesuai Visi Arab Saudi 2030
Visi Arab Saudi 2030 membuat Arab Saudi akan segera melakukan penghijauan terhadap gurun di kawasan Al Baha. Harapannya, gurun tersebut kelak mampu menjadi kawasan pariwisata di negara tersebut.
Al Baha memiliki sejarah serta warisan budaya yang kaya. Letak Kota AlBaha, sebuah kota sub tropis yang lokasinya dekat dengan Mekkah. Iklim, topografi dan lokasi geografisnya menjadikan daerah ini menarik untuk sektor pariwisata, sehingga membuat diversifikasi pariwisata.
Melansir laman Visit Saudi, perjalanan ke gurun ini tidaklah mudah. Sebab, calon wisatawan harus melalui jalan berkelok. Kota AlBaha terletak di ketinggian 3000 dpl, selepas Taif anda akan dihadapkan pada jalan menanjak dan berkelok khas pegunungan serta beberapa terowongan.
Biasanya, wilayah ini dijadikan lokasi berkemah, mendaki, atau sekadar piknik. Adalah suku Ghamid dan Zahran kuno yang membentuk identitas budaya di Baha. Mereka mendirikan 1.001 menara batu yang digunakan mengintai.
Menghimpun dari berbagai sumber, Al Baha disebut sebagai lokasi terpencil yang harus didatangi wisatawan. Bahkan, wisatawan yang bertandang dipastikan akan terkejut dengan keindahannya. Adapun luas daratan Al Baha adalah 15 ribu km persegi dengan pegunungan-pegunungan yang tingginya mencapai 200 meter.
Selain gurun, pengunjung juga wajib berkemah di hutan-hutannya yang lebat. Salah satu tempat berkemah yang sangat terkenal adalah hutan Ragadhan, yang diklaim sebagai tempat wisata ramah keluarga. Lokasi ini hanya berada beberapa kilometer dari pusat kota Al Baha.
Wilayah Al-Baha Arab Saudi telah meluncurkan 28 proyek lingkungan dan air dengan biaya lebih dari USD152,50 juta. Di antaranya adalah 7 proyek untuk membangun bendungan dan menggali sumur sebagai upaya mengamankan air minum dengan total biaya lebih dari SR60 juta. Hal ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Abdulrahman Al-Fadley.
Perusahaan Air Nasional juga telah melaksanakan 15 proyek untuk memberikan layanan air kepada penerima manfaat di wilayah tersebut, dengan biaya SR272 juta, di samping enam proyek untuk mengembangkan dan memperluas jaringan limbah, dengan nilai SR238 juta.
Proyek-proyek ini bertujuan untuk memenuhi meningkatnya permintaan air minum, limbah, dan layanan air lainnya, kata Al-Fadley. Kementerian Lingkungan Hidup juga saat ini sedang mengerjakan pelaksanaan 21 proyek air dan sanitasi, dengan biaya lebih dari SR798 juta.
Ada juga 13 proyek untuk penghijauan dan perlindungan tutupan vegetasi, dan 188 proyek lainnya direncanakan dengan nilai SR6,6 miliar.
CEO Seera Group, Majed Al Nefaie mengatakan, pengembangan tujuan wisata berdasarkan pengalaman unik akan menjadi prioritas penting bagi sektor pariwisata Saudi selama beberapa tahun mendatang. "Kami percaya bahwa proyek ini akan menjadikan Al Baha tujuan yang menarik untuk liburan, kegiatan rekreasi, pertemuan, pameran, dan konferensi," terangnya.
"Selain itu, kami berharap ini akan menjadi katalis untuk proyek pariwisata lebih lanjut dan investasi di kawasan ini yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Arab Saudi dan penciptaan lapangan kerja yang lebih berkelanjutan di Kerajaan," bebernya.
Di bawah kemitraan, Seera Group akan mengembangkan pariwisata berkelanjutan kelas dunia yang membentang di area seluas 50.000 meter persegi yang bertujuan untuk memastikan pelestarian wilayah Al Baha dan keberlanjutan sosial, lingkungan, dan ekonominya.
Visi Arab Saudi 2030 membuat Arab Saudi akan segera melakukan penghijauan terhadap gurun di kawasan Al Baha. Harapannya, gurun tersebut kelak mampu menjadi kawasan pariwisata di negara tersebut.
Al Baha memiliki sejarah serta warisan budaya yang kaya. Letak Kota AlBaha, sebuah kota sub tropis yang lokasinya dekat dengan Mekkah. Iklim, topografi dan lokasi geografisnya menjadikan daerah ini menarik untuk sektor pariwisata, sehingga membuat diversifikasi pariwisata.
Melansir laman Visit Saudi, perjalanan ke gurun ini tidaklah mudah. Sebab, calon wisatawan harus melalui jalan berkelok. Kota AlBaha terletak di ketinggian 3000 dpl, selepas Taif anda akan dihadapkan pada jalan menanjak dan berkelok khas pegunungan serta beberapa terowongan.
Biasanya, wilayah ini dijadikan lokasi berkemah, mendaki, atau sekadar piknik. Adalah suku Ghamid dan Zahran kuno yang membentuk identitas budaya di Baha. Mereka mendirikan 1.001 menara batu yang digunakan mengintai.
Menghimpun dari berbagai sumber, Al Baha disebut sebagai lokasi terpencil yang harus didatangi wisatawan. Bahkan, wisatawan yang bertandang dipastikan akan terkejut dengan keindahannya. Adapun luas daratan Al Baha adalah 15 ribu km persegi dengan pegunungan-pegunungan yang tingginya mencapai 200 meter.
Selain gurun, pengunjung juga wajib berkemah di hutan-hutannya yang lebat. Salah satu tempat berkemah yang sangat terkenal adalah hutan Ragadhan, yang diklaim sebagai tempat wisata ramah keluarga. Lokasi ini hanya berada beberapa kilometer dari pusat kota Al Baha.
Wilayah Al-Baha Arab Saudi telah meluncurkan 28 proyek lingkungan dan air dengan biaya lebih dari USD152,50 juta. Di antaranya adalah 7 proyek untuk membangun bendungan dan menggali sumur sebagai upaya mengamankan air minum dengan total biaya lebih dari SR60 juta. Hal ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup, Abdulrahman Al-Fadley.
Perusahaan Air Nasional juga telah melaksanakan 15 proyek untuk memberikan layanan air kepada penerima manfaat di wilayah tersebut, dengan biaya SR272 juta, di samping enam proyek untuk mengembangkan dan memperluas jaringan limbah, dengan nilai SR238 juta.
Proyek-proyek ini bertujuan untuk memenuhi meningkatnya permintaan air minum, limbah, dan layanan air lainnya, kata Al-Fadley. Kementerian Lingkungan Hidup juga saat ini sedang mengerjakan pelaksanaan 21 proyek air dan sanitasi, dengan biaya lebih dari SR798 juta.
Ada juga 13 proyek untuk penghijauan dan perlindungan tutupan vegetasi, dan 188 proyek lainnya direncanakan dengan nilai SR6,6 miliar.
CEO Seera Group, Majed Al Nefaie mengatakan, pengembangan tujuan wisata berdasarkan pengalaman unik akan menjadi prioritas penting bagi sektor pariwisata Saudi selama beberapa tahun mendatang. "Kami percaya bahwa proyek ini akan menjadikan Al Baha tujuan yang menarik untuk liburan, kegiatan rekreasi, pertemuan, pameran, dan konferensi," terangnya.
"Selain itu, kami berharap ini akan menjadi katalis untuk proyek pariwisata lebih lanjut dan investasi di kawasan ini yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Arab Saudi dan penciptaan lapangan kerja yang lebih berkelanjutan di Kerajaan," bebernya.
Di bawah kemitraan, Seera Group akan mengembangkan pariwisata berkelanjutan kelas dunia yang membentang di area seluas 50.000 meter persegi yang bertujuan untuk memastikan pelestarian wilayah Al Baha dan keberlanjutan sosial, lingkungan, dan ekonominya.
(akr)