Profil Syafii Antonio, Ahli Perbankan Syariah Indonesia dengan Segudang Jabatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Syafii Antonio merupakan seorang ahli perbankan syariah asal Indonesia. Selain itu, dia juga dikenal sebagai pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tazkia.
Pria kelahiran Sukabumi, 12 Mei 1967 ini merupakan warga Indonesia keturunan Tionghoa. Sejak kecil, Syafii mengenal ajaran konghucu, karena ayahnya menjadi pendeta konghucu . Nama aslinya adalah Nio Cwan Chung. Setelah memeluk agama Islam, dia kemudian menggunakan nama Muhammad Syafii Antonio.
Baca juga : Perbankan Syariah Bisa Topang Ekonomi Nasional
Dalam riwayat pendidikannya, setelah lulus SMA, Syafii melanjutkan pendidikan ke ITB dan IKIP. Namun, kemudian dia pindah IAIN Syarif Hidayatullah. Tak lama berselang, dia pindah ke University of Yourdan (Yordania).
Setelah pendidikan Sarjananya selesai, Syafii Antonio melanjutkan ke jenjang S2 di International Islamic University (IIU) Malaysia. Di sana dia mempelajari ekonomi Islam.
Selepas menuntaskan pendidikannya, dia bekerja dan mengajar di beberapa perguruan tinggi. Selain itu, Syafii Antonio juga aktif di Yayasan Haji Karim Oei dan membantu saudara-saudara muslim Tionghoa.
Pada yayasan tersebut, dia turut membantu para mualaf untuk mendapatkan pembinaan dan bimbingan terkait ajaran Islam. Pada tahun 2004, dia berhasil meraih gelar Doktor Banking and Microfinance dari University of Melbourne.
Dikutip dari laman Institut Tazkia, Syafii mulai terjun ke dunia perbankan syariah selepas menyelesaikan pendidikannya. Kala itu, dia pernah bertemu delegasi Indonesia yang akan mendirikan bank syariah.
Setelahnya, dia bergabung dengan Bank Muamalat yang menjadi bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia. Dua tahun berselang, Syafii Antonio mendirikan Asuransi Takaful dan diikuti reksadana syariah.
Baca juga : Perbankan Syariah Harus Berperan Kurangi Kemiskinan
Sekitar empat tahun bersama Bank Muamalat, dia mundur dan mendirikan Tazkia Group yang memiliki beberapa unit usaha dengan mengembangkan bisnis dan ekonomi syariah.
Dalam sepak terjangnya di dunia perbankan syariah, Syafii memiliki sederet prestasi membanggakan. Melalui Batasa Tazkia Consulting, dia membantu pertumbuhan 14 Unit Usaha Perbankan Syariah dan 7 lembaga asuransi syariah. Selain itu, dia juga melatih lebih dari 6. 000 praktisi keuangan.
Kariernya tak sampai disitu saja, Syafii Antonio pernah menjadi Komite Perbankan Syariah Bank Indonesia, Shariah Advisory Council Bank Sentral Malaysia, serta Global Shariah Board al-Mawarid DUBAI.
Syafii juga turut menempati posisi sebagai Advisor/Dewan Pengawas di Bank Syariah Mandiri, Takaful, Bank Mega Syariah, Schroders Investment Manager dan PNM. Diluar pekerjaannya, tercatat Syafii telah menerbitkan 12 buku tentang Perbankan Syariah, Leadership dan Manajemen.
Dengan berbagai raihan prestasinya tersebut, Syafii Antonio meraih penghargaan Syariah Award oleh Bank Indonesia, MUI dan Bank Muamalat (2003), Anticorruption & Good Governance Award dari Kementerian Aparatur Negara (2007), Arab Asia Finance Recognition Award dari Arab Asia Finance Forum (2008) serta Australian Alumni Award dari Pemerintah Australia (2009).
Terakhir, Syafii Antonio pernah menerima Best Islamic Book (IBF Award 2009) dan sempat dipromosikan oleh Departemen Keuangan RI sebagai nominee IDB Prize dari Indonesia.
Pria kelahiran Sukabumi, 12 Mei 1967 ini merupakan warga Indonesia keturunan Tionghoa. Sejak kecil, Syafii mengenal ajaran konghucu, karena ayahnya menjadi pendeta konghucu . Nama aslinya adalah Nio Cwan Chung. Setelah memeluk agama Islam, dia kemudian menggunakan nama Muhammad Syafii Antonio.
Baca juga : Perbankan Syariah Bisa Topang Ekonomi Nasional
Dalam riwayat pendidikannya, setelah lulus SMA, Syafii melanjutkan pendidikan ke ITB dan IKIP. Namun, kemudian dia pindah IAIN Syarif Hidayatullah. Tak lama berselang, dia pindah ke University of Yourdan (Yordania).
Setelah pendidikan Sarjananya selesai, Syafii Antonio melanjutkan ke jenjang S2 di International Islamic University (IIU) Malaysia. Di sana dia mempelajari ekonomi Islam.
Selepas menuntaskan pendidikannya, dia bekerja dan mengajar di beberapa perguruan tinggi. Selain itu, Syafii Antonio juga aktif di Yayasan Haji Karim Oei dan membantu saudara-saudara muslim Tionghoa.
Pada yayasan tersebut, dia turut membantu para mualaf untuk mendapatkan pembinaan dan bimbingan terkait ajaran Islam. Pada tahun 2004, dia berhasil meraih gelar Doktor Banking and Microfinance dari University of Melbourne.
Dikutip dari laman Institut Tazkia, Syafii mulai terjun ke dunia perbankan syariah selepas menyelesaikan pendidikannya. Kala itu, dia pernah bertemu delegasi Indonesia yang akan mendirikan bank syariah.
Setelahnya, dia bergabung dengan Bank Muamalat yang menjadi bank dengan sistem syariah pertama di Indonesia. Dua tahun berselang, Syafii Antonio mendirikan Asuransi Takaful dan diikuti reksadana syariah.
Baca juga : Perbankan Syariah Harus Berperan Kurangi Kemiskinan
Sekitar empat tahun bersama Bank Muamalat, dia mundur dan mendirikan Tazkia Group yang memiliki beberapa unit usaha dengan mengembangkan bisnis dan ekonomi syariah.
Dalam sepak terjangnya di dunia perbankan syariah, Syafii memiliki sederet prestasi membanggakan. Melalui Batasa Tazkia Consulting, dia membantu pertumbuhan 14 Unit Usaha Perbankan Syariah dan 7 lembaga asuransi syariah. Selain itu, dia juga melatih lebih dari 6. 000 praktisi keuangan.
Kariernya tak sampai disitu saja, Syafii Antonio pernah menjadi Komite Perbankan Syariah Bank Indonesia, Shariah Advisory Council Bank Sentral Malaysia, serta Global Shariah Board al-Mawarid DUBAI.
Syafii juga turut menempati posisi sebagai Advisor/Dewan Pengawas di Bank Syariah Mandiri, Takaful, Bank Mega Syariah, Schroders Investment Manager dan PNM. Diluar pekerjaannya, tercatat Syafii telah menerbitkan 12 buku tentang Perbankan Syariah, Leadership dan Manajemen.
Dengan berbagai raihan prestasinya tersebut, Syafii Antonio meraih penghargaan Syariah Award oleh Bank Indonesia, MUI dan Bank Muamalat (2003), Anticorruption & Good Governance Award dari Kementerian Aparatur Negara (2007), Arab Asia Finance Recognition Award dari Arab Asia Finance Forum (2008) serta Australian Alumni Award dari Pemerintah Australia (2009).
Terakhir, Syafii Antonio pernah menerima Best Islamic Book (IBF Award 2009) dan sempat dipromosikan oleh Departemen Keuangan RI sebagai nominee IDB Prize dari Indonesia.
(bim)