Harga Pertalite Bakal Dinaikkan, Menko Airlangga Sebut Harga Seharusnya

Kamis, 18 Agustus 2022 - 08:58 WIB
loading...
Harga Pertalite Bakal Dinaikkan, Menko Airlangga Sebut Harga Seharusnya
Pemerintah bersama DPR tengah membahas kenaikan harga Pertalite. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Saat ini pemerintah tengah menggodok kenaikan harga BBM subsidi, yakni Pertalite dan solar. Kenaikan harga BBM subsidi memang sulit dihindari jika tak ingin APBN jebol.



Pasalnya, pemerintah sudah menggelontorkan Rp502 triliun untuk subsidi energi, termasuk di dalamnya LPG. Lantas berapa harga BBM subsidi yang akan ditetapkan?

Belum terungkap sebab masih menunggu keputusan pemerintah. Sejumlah kalangan ada yang memperkirakan harga BBM subsidi, khususnya Pertalite, akan naik menjadi Rp10.000.

Jika mengacu pada harga keekonomian, maka harga Pertalite akan berada di atas Rp10.000. Begitu pula dengan harga Pertamax yang notabene bukan merupakan BBM subsidi.

"Kita lihat harga keekonomian Pertamax Rp15.150 per liter. Namun kita masih memberikan harga eceran Rp12.500 per liter. Demikian juga Pertalite, harga keekonomiannya Rp13.150 per liter, ecerannya masih Rp7.650 per liter," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip Kamis (18/8/2022).

Dengan harga jual Pertalite dan Pertamax sebesar itu, menurut Airlangga, harga kedua BBM tersebut masih jauh lebih murah dibanding negara-negara lain, terutama di kawasan ASEAN.

"Misalnya saja Thailand yang menjual BBM dengan harga Rp19.500 per liter. Kemudian Vietnam Rp16.645 per liter dan Philipina mencapai Rp21.352 per liter. Kita masih relatif di bawah ASEAN," terangnya.

Airlangga melanjutkan, subsidi BBM ini dijaga agar tidak menimbulkan laju inflasi tinggi seperti yang sekarang terjadi di banyak negara. Untuk itu, pemerintah terus mengerahkan tim pengendalian inflasi pusat dan daerah untuk mendorong agar program kebijakan terkait keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, dan kelancaran distribusi juga komunikasi secara efektif dengan masyarakat.



Namun karena Pertalite merupakan BBM subsidi, besar kemungkinan banderolnya tak akan disesuaikan dengan harga keekonomian. Lain cerita dengan Pertamax.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1365 seconds (0.1#10.140)