Menparekraf Buka Peluang Usaha dan Lapangan Kerja melalui Pariwisata Berkualitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berupaya membuka peluang usaha dan lapangan kerja melalui pariwisata berkualitas. Salah satunya melalui kegiatan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Desa Wisata Belitar Seberang, Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu merupakan desa yang masuk daftar 50 desa wisata terbaik ADWI 2022. Belum lama ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengunjungi desa ini.
Sambutan meriah dan hangat dari warga desa diterima Sandiaga Uno. Turut mendampingi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan jajarannya seperti Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendy dan Kepala Desa Belitar Seberang Kasiyadi.
(Baca juga:Sandiaga Uno Nobatkan Desa Wisata Warna Burai Sebagai 50 Desa Wisata Terbaik)
Sandiaga Uno beserta rombongan disambut penampilan tim tari Sekapur Sirih dan Petata Petiti. Kemudian mengikuti rangkaian kegiatan presentasi di Edu Tourism Rumah Nira. Edu-Tourism Rumah Nira merupakan daya tarik wisata edukasi pembelajaran tentang pembuatan gula merah.
Sandiaga dan rombongan melihat pembuatan gula merah, mencicipi air nira segar, melihat kegiatan ekonomi kreatif di dalam area Rumah Nira. Setelah itu, Menparekraf bersama gubernur dan bupati menanam bibit pohon aren di area Edu Tourism Rumah Nira. Lalu, mereka menuju Air Terjun Tri Sakti menggunakan kendaraan khusus offroad.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Belitar Seberang Hendri menjelaskan Sandiaga bahwa pengelola desa ingin menyatukan nama dua air terjun yang paling terkenal di Desa Wisata Belitar Seberang, yaitu Air Terjun Tri Sakti dan Air Terjun Puspa Dewi.
(Baca juga:Pembentukan Desa Wisata Tergantung Kesadaran Warga)
Keistimewaan air terjun Tri Sakti adalah airnya yang dingin. Sedangkan air terjun Puspa Dewi bersuhu panas. Kedua aliran air ini akan bertemu dan menyatu di satu titik. “Fenomena air terjun ini merupakan satu-satunya di Indonesia, berpasangan dengan penampilan gagah dari Air Terjun Tri Sakti dan representasi keanggunan dari Air Terjun Puspa Dewi, membuat kedua air terjun ini diibaratkan laki-laki dan perempuan yang saling melengkapi,” beber Hendri.
Menparekraf mengapreasi capaian Desa Wisata Belitar Seberang secara khusus dan Bengkulu secara umum. “Di Bengkulu ada 58 desa wisata kita harus tingkatkan lagi. Rejang Lebong ini adalah sembilan desa wisata. Saya ucapkan kepada Pak Hendri. Kita harus bangkitkan peluang usaha di sini, lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Sandi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/8/2022).
Anggota DPR RI Komisi X Dewi Coryati mengatakan, kehadiran Sandiaga ke Rejang Lebong sebagai bukti komitmen pemerintah untuk meningkatkan pariwisata ekonomi kreatif di Bengkulu. “Ini membuktikan bahwa Kemenparekraf mendukung pariwisata di Bengkulu khususnya di Rejang Lebong. Khususnya di daerah Belitar Seberang,” ujar Dewi.
(Baca juga:Wanita Bisa Berperan dalam Pembangunan Desa Wisata)
Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf juga membuka sayembara penamaan dua air terjun yang bersatu, yaitu Tri Sakti dan Puspa Dewi. “Jadi, kita akan buka sayembara sampai akhir Oktober. Di mana akan kita finalkan dan diumumkan saat puncak ADWI di Gedung Sapta Pesona (Kemenparekraf),” terang Sandi.
Bicara jarak tempuh ke desa ini, pelancong dapat melalui jalan darat selama 2,5 jam dari Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu. Rutenya melalui jalan lintas Curup-Lubuk Linggau. Desa yang terdiri dari tiga dusun ini memiliki kepadatan penduduk sekitar 1.010 jiwa (sekitar 297 kepala keluarga) yang terdiri dari Suku Lembak dan Suku Jawa.
Luas wilayah sekitar 625 hektare, kondisi topografi wilayah 400-600 mdpl, berupa bukit dan lembah menjadikan Desa Belitar Seberang memiliki iklim sejuk. Berbagai tanaman pertanian dan perkebunan dapat ditemui di Desa Belitar Seberang. Didominasi tanaman aren yang hampir dapat ditemui di setiap sudut desa, perkebunan kopi robusta juga dapat ditemui di hamparan perbukitan Desa Belitar Seberang.
Sejarah Desa Belitar Seberang berawal pada 1930 ketika terjadi perpindahan penduduk/transmigrasi dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur ke Pulau Sumatera tepatnya di Provinsi Bengkulu dan penamaan Desa Belitar Seberang memiliki arti daerah Blitar yang berada di seberang Pulau Jawa.
Di dalam sejarah desa disebutkan bahwa Sang Proklamator Ir. Soekarno yang merupakan presiden pertama Indonesia pernah berkunjung ke Desa Belitar Seberang ketika ia diasingkan di Provinsi Bengkulu pada 1938.
Desa Belitar Seberang memiliki beragam potensi wisata alam, budaya, dan tradisi. Misalnya air terjun Tri Sakti yang memiliki ketinggian 85 meter dan dikelilingi alam nan indah. Pengunjung dapat menggunakan ojek atau mobil offroad 4x4 untuk sampai ke titik trekking. Jarak dari titik tersebut menuju lokasi air terjun adalah sekitar 2 km, dapat ditempuh dengan berjalan sekitar 20 menit. Air terjun ini menjadi yang tertinggi di Provinsi Bengkulu.
Sementara wisata buatan yang saat ini sudah berjalan antara lain rafting air terjun, bermalam di Glamour Camp dan Villa “Forrest Gump”, dan River Tubing. Itu merupakan atraksi wisata susur sungai menggunakan ban yang memiliki jarak 1.300 meter dengan waktu tempuh dua jam.
Sedangkan seni dan budaya, desa tersebut memiliki Tari Jaranan yang merupakan seni tari yang menggambarkan tentang kegagahan pasukan berkuda di masa kerajaan yang bertugas membasmi angkara murka.
Desa Wisata Belitar Seberang, Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu merupakan desa yang masuk daftar 50 desa wisata terbaik ADWI 2022. Belum lama ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengunjungi desa ini.
Sambutan meriah dan hangat dari warga desa diterima Sandiaga Uno. Turut mendampingi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan jajarannya seperti Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendy dan Kepala Desa Belitar Seberang Kasiyadi.
(Baca juga:Sandiaga Uno Nobatkan Desa Wisata Warna Burai Sebagai 50 Desa Wisata Terbaik)
Sandiaga Uno beserta rombongan disambut penampilan tim tari Sekapur Sirih dan Petata Petiti. Kemudian mengikuti rangkaian kegiatan presentasi di Edu Tourism Rumah Nira. Edu-Tourism Rumah Nira merupakan daya tarik wisata edukasi pembelajaran tentang pembuatan gula merah.
Sandiaga dan rombongan melihat pembuatan gula merah, mencicipi air nira segar, melihat kegiatan ekonomi kreatif di dalam area Rumah Nira. Setelah itu, Menparekraf bersama gubernur dan bupati menanam bibit pohon aren di area Edu Tourism Rumah Nira. Lalu, mereka menuju Air Terjun Tri Sakti menggunakan kendaraan khusus offroad.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Belitar Seberang Hendri menjelaskan Sandiaga bahwa pengelola desa ingin menyatukan nama dua air terjun yang paling terkenal di Desa Wisata Belitar Seberang, yaitu Air Terjun Tri Sakti dan Air Terjun Puspa Dewi.
(Baca juga:Pembentukan Desa Wisata Tergantung Kesadaran Warga)
Keistimewaan air terjun Tri Sakti adalah airnya yang dingin. Sedangkan air terjun Puspa Dewi bersuhu panas. Kedua aliran air ini akan bertemu dan menyatu di satu titik. “Fenomena air terjun ini merupakan satu-satunya di Indonesia, berpasangan dengan penampilan gagah dari Air Terjun Tri Sakti dan representasi keanggunan dari Air Terjun Puspa Dewi, membuat kedua air terjun ini diibaratkan laki-laki dan perempuan yang saling melengkapi,” beber Hendri.
Menparekraf mengapreasi capaian Desa Wisata Belitar Seberang secara khusus dan Bengkulu secara umum. “Di Bengkulu ada 58 desa wisata kita harus tingkatkan lagi. Rejang Lebong ini adalah sembilan desa wisata. Saya ucapkan kepada Pak Hendri. Kita harus bangkitkan peluang usaha di sini, lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Sandi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/8/2022).
Anggota DPR RI Komisi X Dewi Coryati mengatakan, kehadiran Sandiaga ke Rejang Lebong sebagai bukti komitmen pemerintah untuk meningkatkan pariwisata ekonomi kreatif di Bengkulu. “Ini membuktikan bahwa Kemenparekraf mendukung pariwisata di Bengkulu khususnya di Rejang Lebong. Khususnya di daerah Belitar Seberang,” ujar Dewi.
(Baca juga:Wanita Bisa Berperan dalam Pembangunan Desa Wisata)
Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf juga membuka sayembara penamaan dua air terjun yang bersatu, yaitu Tri Sakti dan Puspa Dewi. “Jadi, kita akan buka sayembara sampai akhir Oktober. Di mana akan kita finalkan dan diumumkan saat puncak ADWI di Gedung Sapta Pesona (Kemenparekraf),” terang Sandi.
Bicara jarak tempuh ke desa ini, pelancong dapat melalui jalan darat selama 2,5 jam dari Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu. Rutenya melalui jalan lintas Curup-Lubuk Linggau. Desa yang terdiri dari tiga dusun ini memiliki kepadatan penduduk sekitar 1.010 jiwa (sekitar 297 kepala keluarga) yang terdiri dari Suku Lembak dan Suku Jawa.
Luas wilayah sekitar 625 hektare, kondisi topografi wilayah 400-600 mdpl, berupa bukit dan lembah menjadikan Desa Belitar Seberang memiliki iklim sejuk. Berbagai tanaman pertanian dan perkebunan dapat ditemui di Desa Belitar Seberang. Didominasi tanaman aren yang hampir dapat ditemui di setiap sudut desa, perkebunan kopi robusta juga dapat ditemui di hamparan perbukitan Desa Belitar Seberang.
Sejarah Desa Belitar Seberang berawal pada 1930 ketika terjadi perpindahan penduduk/transmigrasi dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur ke Pulau Sumatera tepatnya di Provinsi Bengkulu dan penamaan Desa Belitar Seberang memiliki arti daerah Blitar yang berada di seberang Pulau Jawa.
Di dalam sejarah desa disebutkan bahwa Sang Proklamator Ir. Soekarno yang merupakan presiden pertama Indonesia pernah berkunjung ke Desa Belitar Seberang ketika ia diasingkan di Provinsi Bengkulu pada 1938.
Desa Belitar Seberang memiliki beragam potensi wisata alam, budaya, dan tradisi. Misalnya air terjun Tri Sakti yang memiliki ketinggian 85 meter dan dikelilingi alam nan indah. Pengunjung dapat menggunakan ojek atau mobil offroad 4x4 untuk sampai ke titik trekking. Jarak dari titik tersebut menuju lokasi air terjun adalah sekitar 2 km, dapat ditempuh dengan berjalan sekitar 20 menit. Air terjun ini menjadi yang tertinggi di Provinsi Bengkulu.
Sementara wisata buatan yang saat ini sudah berjalan antara lain rafting air terjun, bermalam di Glamour Camp dan Villa “Forrest Gump”, dan River Tubing. Itu merupakan atraksi wisata susur sungai menggunakan ban yang memiliki jarak 1.300 meter dengan waktu tempuh dua jam.
Sedangkan seni dan budaya, desa tersebut memiliki Tari Jaranan yang merupakan seni tari yang menggambarkan tentang kegagahan pasukan berkuda di masa kerajaan yang bertugas membasmi angkara murka.
(dar)