Industri Tekstil Kekurangan SDM hingga 135 Ribu Orang per Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Arus Gunawan mengemukakan, bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional masih kekurangan pasokan sumber daya manusia ( SDM ) dengan jumlah yang signifikan hingga 135.000 orang per tahun.
Dia mengungkapkan, kinerja industri TPT akan berjalan lebih baik jika ditopang oleh SDM yang memadai dan kompeten.
“Pada masa pandemi Covid-19, industri TPT menyerap tenaga kerja hingga 3,65 juta orang atau 19,5% dari total tenaga kerja industri manufaktur,” ungkap Arus dalam keterangan pers dikutip Minggu (28/8/2022).
Menurutnya untuk menutupi kekurangan tersebut, BPSDMI Kemenperin terus menjalankan berbagai program, di antaranya melalui pembangunan unit pendidikan vokasi industri Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta pada tahun 2015.
Selain itu, BPSDMI Kemenperin meningkatkan kualitas Politeknik STTT Bandung yang sudah berdiri selama 100 tahun.
“Bahkan, kami aktif menyelenggarakan Diklat sistem 3 in 1 (Pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan kerja) untuk memenuhi tenaga kerja industri TPT tingkat operator,” imbuhnya.
Dia menturkan, agar lulusan dari unit pendidikan vokasi industri Kemenperin dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan industri, BPSDMI menggandeng stakeholder industri dalam berbagai forum dan diskusi, yang melibatkan pelaku usaha, industri dan asosiasi mulai dari perencanaan program studi, penyusunan kurikulum, kegiatan pengajaran, kegiatan praktek kerja industri, hingga penyerapan lulusan.
“Untuk itu, kegiatan seperti Temu Industri Akom Tekstil Solo juga menjadi contoh baik yang harus terus dilakukan, karena dapat menyerap aspirasi kebutuhan industri tekstil yang selanjutnya dituangkan dalam rencana pembelajaran,” tutur Arus.
Selain itu lanjutnya, guna dapat mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja dari lulusan unit pendidikan vokasi industri, Kemenperin melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) BPSDMI menghadirkan Career Development Center (CDC) Unit Pendidikan Kementerian Perindustrian.
“CDC dibangun dengan konsep yang dibuat oleh Skills for Competitiveness (S4C), yang merupakan proyek bilateral antara Swiss dan Indonesia, serta diintegrasikan dengan konsep yang telah disusun oleh tim developer unit pendidikan BPSDMI,” jelasnya.
Sebagai informasi, pada Januari hingga April 2022, industri TPT menjadi penghasil devisa melalui capaian ekspornya dengan nilai sebesar USD5,36 miliar. “Dengan kontribusi tersebut, industri TPT memiliki peranan yang cukup penting dan strategis dalam mendorong perekonomian nasional,” ucap Arus.
Dia mengungkapkan, kinerja industri TPT akan berjalan lebih baik jika ditopang oleh SDM yang memadai dan kompeten.
“Pada masa pandemi Covid-19, industri TPT menyerap tenaga kerja hingga 3,65 juta orang atau 19,5% dari total tenaga kerja industri manufaktur,” ungkap Arus dalam keterangan pers dikutip Minggu (28/8/2022).
Menurutnya untuk menutupi kekurangan tersebut, BPSDMI Kemenperin terus menjalankan berbagai program, di antaranya melalui pembangunan unit pendidikan vokasi industri Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta pada tahun 2015.
Selain itu, BPSDMI Kemenperin meningkatkan kualitas Politeknik STTT Bandung yang sudah berdiri selama 100 tahun.
“Bahkan, kami aktif menyelenggarakan Diklat sistem 3 in 1 (Pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan kerja) untuk memenuhi tenaga kerja industri TPT tingkat operator,” imbuhnya.
Dia menturkan, agar lulusan dari unit pendidikan vokasi industri Kemenperin dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan industri, BPSDMI menggandeng stakeholder industri dalam berbagai forum dan diskusi, yang melibatkan pelaku usaha, industri dan asosiasi mulai dari perencanaan program studi, penyusunan kurikulum, kegiatan pengajaran, kegiatan praktek kerja industri, hingga penyerapan lulusan.
“Untuk itu, kegiatan seperti Temu Industri Akom Tekstil Solo juga menjadi contoh baik yang harus terus dilakukan, karena dapat menyerap aspirasi kebutuhan industri tekstil yang selanjutnya dituangkan dalam rencana pembelajaran,” tutur Arus.
Selain itu lanjutnya, guna dapat mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja dari lulusan unit pendidikan vokasi industri, Kemenperin melalui Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) BPSDMI menghadirkan Career Development Center (CDC) Unit Pendidikan Kementerian Perindustrian.
“CDC dibangun dengan konsep yang dibuat oleh Skills for Competitiveness (S4C), yang merupakan proyek bilateral antara Swiss dan Indonesia, serta diintegrasikan dengan konsep yang telah disusun oleh tim developer unit pendidikan BPSDMI,” jelasnya.
Sebagai informasi, pada Januari hingga April 2022, industri TPT menjadi penghasil devisa melalui capaian ekspornya dengan nilai sebesar USD5,36 miliar. “Dengan kontribusi tersebut, industri TPT memiliki peranan yang cukup penting dan strategis dalam mendorong perekonomian nasional,” ucap Arus.
(akr)